Studi: Infeksi Covid-19 Beri Kekebalan Setidaknya Selama Lima Bulan
Kamis, 21 Januari 2021 - 10:11 WIB
JAKARTA - Orang yang pernah mengidap Covid-19 memiliki kekebalan terhadap penyakit ini setidaknya selama lima bulan. Tetapi sebuah penelitian di Inggris terhadap petugas kesehatan menemukan bahwa mereka yang memiliki antibodi masih dapat membawa dan menyebarkan virus.
Temuan awal oleh para ilmuwan di Public Health England (PHE) menunjukkan bahwa infeksi ulang pada orang yang memiliki antibodi Covid-19 dari infeksi sebelumnya jarang terjadi, dengan hanya 44 kasus ditemukan di antara 6.614 orang yang sebelumnya terinfeksi dalam penelitian tersebut.
Kendati demikian, seperti dilansir Times Now News, para ahli memperingatkan bahwa temuan itu berarti orang yang tertular penyakit pada gelombang pertama pandemi pada bulan-bulan awal 2020 sekarang rentan untuk tertular lagi.
Mereka juga memperingatkan bahwa orang dengan kekebalan alami yang didapat melalui infeksi, masih dapat membawa virus corona baru di hidung dan tenggorokan mereka, serta tanpa disadari dapat menularkannya.
"Kami sekarang tahu bahwa kebanyakan dari mereka yang pernah terkena virus, dan mengembangkan antibodi, terlindung dari infeksi ulang, tetapi ini tidak total dan kami belum tahu berapa lama perlindungan itu bertahan," kata Susan Hopkins, penasihat medis senior di PHE dan co-leader studi tersebut, yang temuannya dipublikasikan pada Kamis lalu.
"Ini berarti bahkan jika Anda yakin Anda sudah mengidap penyakit dan terlindungi, Anda dapat diyakinkan bahwa sangat kecil kemungkinannya akan mengembangkan infeksi parah. Tetapi masih ada risiko dapat terinfeksi dan menularkannya ke orang lain," lanjutnya.
Sebuah pernyataan dalam studi tersebut menyebutkan jika temuannya tidak membahas antibodi atau tanggapan kekebalan lainnya terhadap vaksin yang sekarang sedang diluncurkan untuk melawan Covid-19, atau tentang seberapa efektif vaksin itu. Tanggapan vaksin akan dipertimbangkan akhir tahun ini, katanya.
Penelitian, yang dikenal sebagai studi SIREN, melibatkan puluhan ribu petugas kesehatan di Inggris yang telah dites secara teratur sejak Juni untuk mengetahui infeksi baru Covid-19 serta keberadaan antibodi.
Temuan awal oleh para ilmuwan di Public Health England (PHE) menunjukkan bahwa infeksi ulang pada orang yang memiliki antibodi Covid-19 dari infeksi sebelumnya jarang terjadi, dengan hanya 44 kasus ditemukan di antara 6.614 orang yang sebelumnya terinfeksi dalam penelitian tersebut.
Kendati demikian, seperti dilansir Times Now News, para ahli memperingatkan bahwa temuan itu berarti orang yang tertular penyakit pada gelombang pertama pandemi pada bulan-bulan awal 2020 sekarang rentan untuk tertular lagi.
Mereka juga memperingatkan bahwa orang dengan kekebalan alami yang didapat melalui infeksi, masih dapat membawa virus corona baru di hidung dan tenggorokan mereka, serta tanpa disadari dapat menularkannya.
"Kami sekarang tahu bahwa kebanyakan dari mereka yang pernah terkena virus, dan mengembangkan antibodi, terlindung dari infeksi ulang, tetapi ini tidak total dan kami belum tahu berapa lama perlindungan itu bertahan," kata Susan Hopkins, penasihat medis senior di PHE dan co-leader studi tersebut, yang temuannya dipublikasikan pada Kamis lalu.
"Ini berarti bahkan jika Anda yakin Anda sudah mengidap penyakit dan terlindungi, Anda dapat diyakinkan bahwa sangat kecil kemungkinannya akan mengembangkan infeksi parah. Tetapi masih ada risiko dapat terinfeksi dan menularkannya ke orang lain," lanjutnya.
Sebuah pernyataan dalam studi tersebut menyebutkan jika temuannya tidak membahas antibodi atau tanggapan kekebalan lainnya terhadap vaksin yang sekarang sedang diluncurkan untuk melawan Covid-19, atau tentang seberapa efektif vaksin itu. Tanggapan vaksin akan dipertimbangkan akhir tahun ini, katanya.
Penelitian, yang dikenal sebagai studi SIREN, melibatkan puluhan ribu petugas kesehatan di Inggris yang telah dites secara teratur sejak Juni untuk mengetahui infeksi baru Covid-19 serta keberadaan antibodi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda