Yuk Kenali Vaksin COVID-19, Tak Kenal Maka Tak Kebal
Kamis, 28 Januari 2021 - 16:15 WIB
JAKARTA - Di masa pandemi saat ini, masyarakat tengah menyiapkan diri jelang vaksinasi COVID-19. Berbagai informasi dan pembahasan lengkapnya dapat didengarkan di program Healthy Life MNC Trijaya FM di Aplikasi RCTI+.
Narasumber pertama seorang pakar imunisasi yaitu Dr. Elisabeth Jane Supardi dan narasumber kedua seorang peneliti Lembaga Pengetahuan Indonesia (LIPI) yaitu Win Kus Haryoto. Selain itu, ada juga juru bicara program vaksinasi COVID-19 dari BPOM yaitu Dr. Lucia Rizka Andalusia. Dalam program Healthy Life Trijaya FM ini, para pendengar Trijaya FM juga dapat berpartisipasi melalui pertanyaan.
Di sesi pertama sebagai pembuka, pertanyaan langsung diberikan kepada Dr. Lucia, “Bagaimana kabar izin penggunaan darurat dari vaksin Sinovac ini?”
Dr. Lucia pun menjawab, “Tentunya sudah ditetapkan ya, bahwa pemberian vaksin harus dilakukan setelah mendapat izin dari BPOM, saat ini kita tengah melakukan evaluasi terhadap data-data dan sekarang kita sedang menunggu tahapan akhir dari analisis yang dilakukan oleh peneliti di Bandung."
Selanjutnya, pertanyaan kepada Dr. Jane, “Sebenarnya bagaimana prosedur vaksinasi Dok supaya bisa dipahami oleh masyarakat Indonesia?"
Dr. Jane menjawab, “Iya jadi ini untuk vaksin COVID-19 di seluruh dunia, caranya berbeda sekali dengan vaksin-vaksin sebelumnya. Karena saat ini kita sedang dalam masa pandemi."
"Jadi, kalau dulu kita bisa tenang sudah ada vaksinnya dulu, izin edar dari BPOM sudah ada, lalu tinggal orang-orangnya dilatih. Tapi, saat ini kita tidak bisa seperti itu, jadi BPOM belum keluarkan izin edar, kita sudah distribusikan vaksinnya, supaya nanti itu semua jadi berbarengan, lalu orang-orangnya,” lanjut Dr. Jane, menjawab pertanyaaan.
Menyinggung soal efek samping, dijelaskan bahwa vaksin ini bukan kepada efek samping melainkan efek simpang. Di mana kalau efek samping itu pasti, jika orang meminum obat tertentu dia akan mengantuk, namun berbeda pada vaksin Sinovac yang akan muncul di kemungkinan tertentu pada tubuh seseorang, biasanya seperti muncul kemerahan, meriang, pegal.
Narasumber pertama seorang pakar imunisasi yaitu Dr. Elisabeth Jane Supardi dan narasumber kedua seorang peneliti Lembaga Pengetahuan Indonesia (LIPI) yaitu Win Kus Haryoto. Selain itu, ada juga juru bicara program vaksinasi COVID-19 dari BPOM yaitu Dr. Lucia Rizka Andalusia. Dalam program Healthy Life Trijaya FM ini, para pendengar Trijaya FM juga dapat berpartisipasi melalui pertanyaan.
Di sesi pertama sebagai pembuka, pertanyaan langsung diberikan kepada Dr. Lucia, “Bagaimana kabar izin penggunaan darurat dari vaksin Sinovac ini?”
Dr. Lucia pun menjawab, “Tentunya sudah ditetapkan ya, bahwa pemberian vaksin harus dilakukan setelah mendapat izin dari BPOM, saat ini kita tengah melakukan evaluasi terhadap data-data dan sekarang kita sedang menunggu tahapan akhir dari analisis yang dilakukan oleh peneliti di Bandung."
Selanjutnya, pertanyaan kepada Dr. Jane, “Sebenarnya bagaimana prosedur vaksinasi Dok supaya bisa dipahami oleh masyarakat Indonesia?"
Dr. Jane menjawab, “Iya jadi ini untuk vaksin COVID-19 di seluruh dunia, caranya berbeda sekali dengan vaksin-vaksin sebelumnya. Karena saat ini kita sedang dalam masa pandemi."
"Jadi, kalau dulu kita bisa tenang sudah ada vaksinnya dulu, izin edar dari BPOM sudah ada, lalu tinggal orang-orangnya dilatih. Tapi, saat ini kita tidak bisa seperti itu, jadi BPOM belum keluarkan izin edar, kita sudah distribusikan vaksinnya, supaya nanti itu semua jadi berbarengan, lalu orang-orangnya,” lanjut Dr. Jane, menjawab pertanyaaan.
Menyinggung soal efek samping, dijelaskan bahwa vaksin ini bukan kepada efek samping melainkan efek simpang. Di mana kalau efek samping itu pasti, jika orang meminum obat tertentu dia akan mengantuk, namun berbeda pada vaksin Sinovac yang akan muncul di kemungkinan tertentu pada tubuh seseorang, biasanya seperti muncul kemerahan, meriang, pegal.
Lihat Juga :
tulis komentar anda