Kasus Kanker Usus Terus Meningkat, Kenali Risiko dan Gejalanya!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Karakteristik penderita kanker kolorektal atau usus besar di Indonesia agak berbeda dengan di negara maju. Di Indonesia, 51% dari seluruh penderita berusia di bawah 50 tahun dan pasien di bawah 40 tahun berjumlah 28.17%. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak di dunia dan penyebab kematian kedua terbanyak (terlepas dari gender) di Amerika Serikat. Studi terbaru menemukan bahwa negara berkembang, khususnya di Asia, insiden kanker cenderung meningkat.
Tingkat kejadian kanker seperti paru-paru dan kolorektal di beberapa negara Asia telah melampaui negara-negara Barat. Perubahan ini mungkin karena adopsi gaya hidup terkait kanker seperti merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik, obesitas dan diet tinggi lemak dan rendah serat, faktor risiko lingkungan dan pekerjaan seperti polusi udara, asap dalam ruangan dari penggunaan bahan bakar padat rumah tangga; dan terkontaminasi suntikan dalam perawatan kesehatan.
Baca Juga : 11 Tips Penggunaan Masker yang Tepat dan Efektif
Gejala kanker kolorektal seringkali dirasakan oleh pasien ketika kanker sudah berkembang jauh. “Jenis gejalanya tergantung kepada ukuran dan lokasi tumbuhnya kanker,” kata Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, M.Epid, FINASIM, FACP, Konsultan Hematologi Onkologi Medik FKUI-RSCM pada Virtual Media Briefing. Perhatikan beberapa gejala berikut:
• Diare atau konstipasi.
• Buang air besar yang terasa tidak tuntas.
• Darah pada tinja.
• Mual.
• Muntah.
• Perut terasa nyeri, kram, atau kembung.
• Tubuh mudah lelah.
• Berat badan turun tanpa sebab yang jelas.
Menurut dr. Ikhwan, pada usus besar, air diserap sehingga kotoran atau feses menjadi berbentuk dan tidak berair. Pada orang yang terkena diare, umumnya mengalami gangguan dalam penyerapan air di usus besar. “Adanya radang pada bagian itu menghambat penyerapan cairan," katanya. Kondisi ini berimbas pada penderita kanker kolorektal yang mengalami diare atau bahkan sembelit berulang dan menemukan adanya darah di feses.
Baca Juga : Virus Nipah Disebut Akan Menjadi Epidemi Baru, Ini Penjelasan Epidemolog!
Kalau sudah begini, dr. Ikhwan menyarankan jangan mencurigai keadaan tersebut sebagai wasir semata. Bisa jadi ada ancaman kesehatan lain yang lebih besar seperti kanker usus besar. “Orang dengan kanker usus besar seringkali ditemukan bergejala dengan tersumbat atau kadang diare, atau kadang buang air besar berdarah," ingat dr. Ikhwan. Ia menyayangkan, banyak pasien penderita kanker usus besar baru datang untuk berobat ketika kondisi mereka sudah cukup parah dengan stadium kanker yang telah lanjut. Hal ini disebabkan gejala kanker kolorektal bisa bersifat asimptomatik.
Tingkat kejadian kanker seperti paru-paru dan kolorektal di beberapa negara Asia telah melampaui negara-negara Barat. Perubahan ini mungkin karena adopsi gaya hidup terkait kanker seperti merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik, obesitas dan diet tinggi lemak dan rendah serat, faktor risiko lingkungan dan pekerjaan seperti polusi udara, asap dalam ruangan dari penggunaan bahan bakar padat rumah tangga; dan terkontaminasi suntikan dalam perawatan kesehatan.
Baca Juga : 11 Tips Penggunaan Masker yang Tepat dan Efektif
Gejala kanker kolorektal seringkali dirasakan oleh pasien ketika kanker sudah berkembang jauh. “Jenis gejalanya tergantung kepada ukuran dan lokasi tumbuhnya kanker,” kata Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, M.Epid, FINASIM, FACP, Konsultan Hematologi Onkologi Medik FKUI-RSCM pada Virtual Media Briefing. Perhatikan beberapa gejala berikut:
• Diare atau konstipasi.
• Buang air besar yang terasa tidak tuntas.
• Darah pada tinja.
• Mual.
• Muntah.
• Perut terasa nyeri, kram, atau kembung.
• Tubuh mudah lelah.
• Berat badan turun tanpa sebab yang jelas.
Menurut dr. Ikhwan, pada usus besar, air diserap sehingga kotoran atau feses menjadi berbentuk dan tidak berair. Pada orang yang terkena diare, umumnya mengalami gangguan dalam penyerapan air di usus besar. “Adanya radang pada bagian itu menghambat penyerapan cairan," katanya. Kondisi ini berimbas pada penderita kanker kolorektal yang mengalami diare atau bahkan sembelit berulang dan menemukan adanya darah di feses.
Baca Juga : Virus Nipah Disebut Akan Menjadi Epidemi Baru, Ini Penjelasan Epidemolog!
Kalau sudah begini, dr. Ikhwan menyarankan jangan mencurigai keadaan tersebut sebagai wasir semata. Bisa jadi ada ancaman kesehatan lain yang lebih besar seperti kanker usus besar. “Orang dengan kanker usus besar seringkali ditemukan bergejala dengan tersumbat atau kadang diare, atau kadang buang air besar berdarah," ingat dr. Ikhwan. Ia menyayangkan, banyak pasien penderita kanker usus besar baru datang untuk berobat ketika kondisi mereka sudah cukup parah dengan stadium kanker yang telah lanjut. Hal ini disebabkan gejala kanker kolorektal bisa bersifat asimptomatik.
(wur)