Covid-19 Bisa Perburuk Penyakit Saraf dan Timbulkan Kecacatan
Jum'at, 05 Februari 2021 - 13:01 WIB
JAKARTA - Covid-19 bisa memperparah penyakit saraf yang ada, stroke dan nyeri misalnya. Meski saat ini penyakit saraf tersebut dapat dikendalikan namun banyak pasien takut mengunjungi rumah sakit karena pandemi Covid-19. Hal itu pun bisa membuat kondisi penyakit semakin berat.
"Kalau ternyata orang ini memiliki gangguan penyakit tersebut dan memiliki Covid juga, ini simalakama. Kenapa? Tidak semua rumah sakit memiliki tempat perawatan Covid," kata Board Certified Neurologist, dr. Zicky Yombana, Sp.S baru-baru ini.
Lebih lanjut, dr. Zicky menjelaskan bahwa pasien stroke , khususnya stroke baru membutuhkan perawatan segera di rumah sakit. Namun, hasil pemeriksaan swab menunjukkan positif Covid-19, maka pasien tersebut tidak bisa dirawat di ruang perawatan biasa, melainkan ruang isolasi.
"Berarti kan dia tidak mungkin dirawat di ruang stroke doang, tapi harus dirawat di ruang isolasi. Sekarang mencari ruangan seperti itu susah. Akhirnya strokenya tidak bisa ditangani. Jadi strokenya tidak optimal," jelasnya.
Ketika stroke tidak tertangani, dalam waktu yang bersamaan, Covid-19 menimbulkan komplikasi. Penyakit yang disebabkan virus corona baru asal Wuhan, China, ini bisa membuat kondisi stroke semakin buruk. Menurut dr. Zicky, meski pasien dinyatakan sembuh, akan menyebabkan kecacatan.
"Covid ini bisa memperburuk penyakit saraf lainnya. Meskipun si Covid ini bukan menyebabkan gangguan saraf secara langsung, tapi dia bisa memperburuk. Akhirnya ujung-ujungnya penanganan penyakit sarafnya jadi terganggu, outcome-nya menjadi lebih buruk. Kalau sembuh pun akan menimbulkan kecacatan," pungkasnya.
"Kalau ternyata orang ini memiliki gangguan penyakit tersebut dan memiliki Covid juga, ini simalakama. Kenapa? Tidak semua rumah sakit memiliki tempat perawatan Covid," kata Board Certified Neurologist, dr. Zicky Yombana, Sp.S baru-baru ini.
Lebih lanjut, dr. Zicky menjelaskan bahwa pasien stroke , khususnya stroke baru membutuhkan perawatan segera di rumah sakit. Namun, hasil pemeriksaan swab menunjukkan positif Covid-19, maka pasien tersebut tidak bisa dirawat di ruang perawatan biasa, melainkan ruang isolasi.
"Berarti kan dia tidak mungkin dirawat di ruang stroke doang, tapi harus dirawat di ruang isolasi. Sekarang mencari ruangan seperti itu susah. Akhirnya strokenya tidak bisa ditangani. Jadi strokenya tidak optimal," jelasnya.
Ketika stroke tidak tertangani, dalam waktu yang bersamaan, Covid-19 menimbulkan komplikasi. Penyakit yang disebabkan virus corona baru asal Wuhan, China, ini bisa membuat kondisi stroke semakin buruk. Menurut dr. Zicky, meski pasien dinyatakan sembuh, akan menyebabkan kecacatan.
"Covid ini bisa memperburuk penyakit saraf lainnya. Meskipun si Covid ini bukan menyebabkan gangguan saraf secara langsung, tapi dia bisa memperburuk. Akhirnya ujung-ujungnya penanganan penyakit sarafnya jadi terganggu, outcome-nya menjadi lebih buruk. Kalau sembuh pun akan menimbulkan kecacatan," pungkasnya.
(nug)
Lihat Juga :
tulis komentar anda