Jangan Salah, Ini Beda Baby Blues dan Depresi Pasca Melahirkan
Rabu, 10 Maret 2021 - 23:45 WIB
JAKARTA - Baby blues dan depresi merupakan dua hal yang paling sering terjadi pada ibu paska melahirkan . Berdasarkan penelitian, 70%-80% ibu paska melahirkan mengalami baby blues dan 13% mengalami depresi paska melahirkan.
Spesialis Kedokteran Jiwa Klinik Health360 Indonesia dr. Daniella Satyasari mengatakan, baby blues dan depresi merupakan kondisi yang berbeda. Karena itu, sebelum mengatasinya, perlu dipahami terlebih dulu kondisi ini.
"Baby blues adalah penurunan suasana hati jangka pendek yang disebabkan oleh semua perubahan yang terjadi paska melahirkan," kata dr. Daniella dalam jumpa pers, belum lama ini.
"Setelah melahirkan, perubahan hormonal terjadi. Estrogen naik ketika hamil dan ketika melahirkan, hormonnya drop. Jadi terjadi perubahan mood," lanjutnya.
Adapun ibu dengan baby blues biasanya mengalami suasana hati berubah cepat dari senang menjadi sedih. Satu menit bangga dengan pekerjaan yang dilakukan sebagai ibu baru. Berikutnya, menangis karena berpikir tidak sanggup melakukan tugas itu.
"Tidak merasa ingin makan atau menjaga diri sendiri karena kelelahan. Merasa kesal, kewalahan, dan cemas," jelas dr. Daniella.
Perasaan ini sering kali dimulai saat bayi baru lahir berusia 2 atau 3 hari, tetapi cenderung merasa lebih baik saat bayi berusia 1 atau 2 minggu. Jika sedih bertahan lebih lama, atau menjadi lebih buruk dan bukannya membaik, Anda mengalami depresi paska melahirkan.
Depresi paska melahirkan lebih parah dan berlangsung lebih lama daripada baby blues, dan sekitar 10% wanita mengalaminya. Anda lebih mungkin terserang depresi paska melahirkan jika pernah mengalami serangan depresi atau jika itu menurun dalam keluarga.
Spesialis Kedokteran Jiwa Klinik Health360 Indonesia dr. Daniella Satyasari mengatakan, baby blues dan depresi merupakan kondisi yang berbeda. Karena itu, sebelum mengatasinya, perlu dipahami terlebih dulu kondisi ini.
"Baby blues adalah penurunan suasana hati jangka pendek yang disebabkan oleh semua perubahan yang terjadi paska melahirkan," kata dr. Daniella dalam jumpa pers, belum lama ini.
"Setelah melahirkan, perubahan hormonal terjadi. Estrogen naik ketika hamil dan ketika melahirkan, hormonnya drop. Jadi terjadi perubahan mood," lanjutnya.
Adapun ibu dengan baby blues biasanya mengalami suasana hati berubah cepat dari senang menjadi sedih. Satu menit bangga dengan pekerjaan yang dilakukan sebagai ibu baru. Berikutnya, menangis karena berpikir tidak sanggup melakukan tugas itu.
"Tidak merasa ingin makan atau menjaga diri sendiri karena kelelahan. Merasa kesal, kewalahan, dan cemas," jelas dr. Daniella.
Perasaan ini sering kali dimulai saat bayi baru lahir berusia 2 atau 3 hari, tetapi cenderung merasa lebih baik saat bayi berusia 1 atau 2 minggu. Jika sedih bertahan lebih lama, atau menjadi lebih buruk dan bukannya membaik, Anda mengalami depresi paska melahirkan.
Depresi paska melahirkan lebih parah dan berlangsung lebih lama daripada baby blues, dan sekitar 10% wanita mengalaminya. Anda lebih mungkin terserang depresi paska melahirkan jika pernah mengalami serangan depresi atau jika itu menurun dalam keluarga.
tulis komentar anda