Label Sejauh Mata Memandang Gelar Pameran Sayang Sandang Sayang Alam, Ini Tempatnya!
Sabtu, 13 Maret 2021 - 17:30 WIB
JAKARTA - Label fashion Sejauh Mata Memandang (SMM) menggelar pameran fashion. Pameran ini bercerita tentang darurat sampah tekstil dengan tajuk “Sayang Sandang, Sayang Alam”.
Chitra Subyakto, Pendiri dan Direktur Kreatif SMM menuturkan, pasar untuk industri fashion terus berkembang dan dinamis, hal ini juga dipengaruhi oleh pergerakan tren yang sangat cepat. Fakta secara global, industri fast fashion memberikan pilihan kepada konsumen untuk dapat membeli lebih banyak pakaian dengan harga yang terjangkau sehingga mengakibatkan akumulasi limbah fashion terus meningkat.
“Hal ini juga ditambah dengan penggunaan serat sintetis seperti poliester yang merupakan serat plastik dan tidak dapat terurai secara hayati. Bahkan membutuhkan waktu hingga 200 tahun untuk dapat terurai. Terlebih lagi, sekitar 85% dari sampah tekstil dibuang ke tempat sampah dan laut,” ujar Chitra dalam konferensi pers virtual, beberapa waktu lalu.
Menyikapi hal ini, #sejauhmanakamupeduli menghadirkan beberapa solusi untuk dapat berkontribusi dalam menyelamatkan bumi dari limbah fashion. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan kesadaran akan kerusakan lingkungan yang telah terjadi, memilih serat alami untuk tekstil, berbelanja lebih sedikit, membeli kualitas yang baik sehingga tahan lama, dan membeli produk dengan konsep daur ulang.
“Fakta menunjukan bahwa fashion merupakan salah satu penyumbang polutan sampah terbesar. Sekitar 95% sampah tekstil yang terbuang sebenarnya masih bisa didaur ulang (recycle) atau didayagunakan kembali menjadi benda berfungsi lain (upcycle),” ujar Chitra.
Sebagai label fashion dengan konsep slow fashion, salah satu cara Chitra mengurangi sampah tekstil , adalah dengan menciptakan sandang dari bahan yang dapat terurai. Dia juga memanfaatkan sisa kain produksi, melakukan program daur ulang dan modifikasi nilai guna dari kain. “Komitmen ini merupakan langkah nyata kami untuk mengajak konsumen membantu menyelamatkan lingkungan kita,” ujar Chitra.
Chitra Subyakto, Pendiri dan Direktur Kreatif SMM menuturkan, pasar untuk industri fashion terus berkembang dan dinamis, hal ini juga dipengaruhi oleh pergerakan tren yang sangat cepat. Fakta secara global, industri fast fashion memberikan pilihan kepada konsumen untuk dapat membeli lebih banyak pakaian dengan harga yang terjangkau sehingga mengakibatkan akumulasi limbah fashion terus meningkat.
“Hal ini juga ditambah dengan penggunaan serat sintetis seperti poliester yang merupakan serat plastik dan tidak dapat terurai secara hayati. Bahkan membutuhkan waktu hingga 200 tahun untuk dapat terurai. Terlebih lagi, sekitar 85% dari sampah tekstil dibuang ke tempat sampah dan laut,” ujar Chitra dalam konferensi pers virtual, beberapa waktu lalu.
Menyikapi hal ini, #sejauhmanakamupeduli menghadirkan beberapa solusi untuk dapat berkontribusi dalam menyelamatkan bumi dari limbah fashion. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan kesadaran akan kerusakan lingkungan yang telah terjadi, memilih serat alami untuk tekstil, berbelanja lebih sedikit, membeli kualitas yang baik sehingga tahan lama, dan membeli produk dengan konsep daur ulang.
“Fakta menunjukan bahwa fashion merupakan salah satu penyumbang polutan sampah terbesar. Sekitar 95% sampah tekstil yang terbuang sebenarnya masih bisa didaur ulang (recycle) atau didayagunakan kembali menjadi benda berfungsi lain (upcycle),” ujar Chitra.
Sebagai label fashion dengan konsep slow fashion, salah satu cara Chitra mengurangi sampah tekstil , adalah dengan menciptakan sandang dari bahan yang dapat terurai. Dia juga memanfaatkan sisa kain produksi, melakukan program daur ulang dan modifikasi nilai guna dari kain. “Komitmen ini merupakan langkah nyata kami untuk mengajak konsumen membantu menyelamatkan lingkungan kita,” ujar Chitra.
tulis komentar anda