Kampanye Cegah Corona, Wakil Bupati Sleman Luncurkan Lagu Sabar Sayang
Rabu, 20 Mei 2020 - 13:32 WIB
SLEMAN - Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun memilih media lagu untuk mengampanyekan pencegahan penularan virus corona jenis baru, COVID-19. Bersama band asal Yogyakarta Aftershine, orang nomor dua di Pemkab Sleman meluncurkan lagi berjudul Sabar Sayang.
Sri Muslimatun mengatakan, lagu ini dilatarbelakangi rasa keprihatinan sikap masyarakat terhadap COVID-19. Ada yang ketakutan dan ada yang menyepelekan, di antaranya tidak pakai masker saat keluar rumah, tidak cuci tangan pakai sabun di air mengalir sebelum dan sesudah beraktivitas, serta masih berkerumum. Perilaku tidak disiplin ini menjadikan COVID-19 tidak kunjung selesai. Akibatnya sendi-sendi kehidupan, baik sosial, budaya, ekonomi, dan kesehatan lumpuh.
Karena itu, kata Sri Muslimatun, harus ada sarana untuk mengendalikannya, yaitu dengan membiasakan hidup disiplin, dan patuh menjalankan protokol kesehatan untuk pencegahan COVID-19.
Namun kenyataannya, meski pemerintah sudah menyiapkan semua protokol, tetapi masyarakat tidak melaksanakannya. Saat ini yang menjadi masalah, pada proses pengendalian masyarakat yang tidak disiplin
terhadap protokol dan menganggap enteng. Seperti tidak memakai masker, tidak cuci tangan, tetap bepergian dan berkerumum.
"Padahal kunci utama agar pandemi COVID-19 berakhir, yaitu patuh terhadap protap. Sebab dengan tidak patuh akan menjadikan pandemi ini tidak segera selesai," kata Muslimatun soal peluncuran lagu Sabar Sayang, Rabu (20/5/2020).
Untuk itu, kata Muslimatun, melalui lagu secara tidak langsung akan membawa pesan yang masuk dalam jiwa dan tulang sumsung, dengan begitu di darah akan mengalir edukasi dan dengan suka cita tulus ikhlas mengamalkan protap kesehatan COVID-19.
"Kalau hanya dengan kata-kata tentu akan sulit untuk mengubah perilaku masyarakat, tapi dengan lagu diharapkan akan mengalir dan meresap ke jiwa dan output-nya berupa perubahan perilaku yang positif,"
katanya.
Sri Muslimatun mengatakan, lagu ini dilatarbelakangi rasa keprihatinan sikap masyarakat terhadap COVID-19. Ada yang ketakutan dan ada yang menyepelekan, di antaranya tidak pakai masker saat keluar rumah, tidak cuci tangan pakai sabun di air mengalir sebelum dan sesudah beraktivitas, serta masih berkerumum. Perilaku tidak disiplin ini menjadikan COVID-19 tidak kunjung selesai. Akibatnya sendi-sendi kehidupan, baik sosial, budaya, ekonomi, dan kesehatan lumpuh.
Karena itu, kata Sri Muslimatun, harus ada sarana untuk mengendalikannya, yaitu dengan membiasakan hidup disiplin, dan patuh menjalankan protokol kesehatan untuk pencegahan COVID-19.
Namun kenyataannya, meski pemerintah sudah menyiapkan semua protokol, tetapi masyarakat tidak melaksanakannya. Saat ini yang menjadi masalah, pada proses pengendalian masyarakat yang tidak disiplin
terhadap protokol dan menganggap enteng. Seperti tidak memakai masker, tidak cuci tangan, tetap bepergian dan berkerumum.
"Padahal kunci utama agar pandemi COVID-19 berakhir, yaitu patuh terhadap protap. Sebab dengan tidak patuh akan menjadikan pandemi ini tidak segera selesai," kata Muslimatun soal peluncuran lagu Sabar Sayang, Rabu (20/5/2020).
Untuk itu, kata Muslimatun, melalui lagu secara tidak langsung akan membawa pesan yang masuk dalam jiwa dan tulang sumsung, dengan begitu di darah akan mengalir edukasi dan dengan suka cita tulus ikhlas mengamalkan protap kesehatan COVID-19.
"Kalau hanya dengan kata-kata tentu akan sulit untuk mengubah perilaku masyarakat, tapi dengan lagu diharapkan akan mengalir dan meresap ke jiwa dan output-nya berupa perubahan perilaku yang positif,"
katanya.
tulis komentar anda