Agar Bobot Tidak Naik Drastis Selama Puasa, Begini Tips ala Deddy Corbuzier
Minggu, 18 April 2021 - 01:11 WIB
JAKARTA - Bulan puasa sering dimanfaatkan sebagian orang untuk menurunkan berat badan . Hal ini tidak terlepas dari perubahan pola makan.
Jika biasanya seseorang makanan 3 kali sehari, selama bulan puasa akan berkurang menjadi dua kali yakni, makan sahur dan berbuka puasa.
Kendati demikian, tak sedikit pula orang yang mengalami kenaikan berat badan drastis meski pola makan mereka berubah. Menurut Deddy Corbuzier , ini disebabkan oleh adanya kesalahan presepsi yang selama ini berkembang di tengah masyrakat Indonesia.
"Banyaknya persepsi yang salah yang diajarkan iklan-iklan komersial. Berbuka itu makan yang manis-manis. Tapi harus diketahui, makanan manis itu kan mengandung gula, dan gula itu bukan hanya gula bubuk doank, nasi itu juga mengandung gula, buah-buahan gula. Jadi harus lebih teliti," ungkap Deddy Corbuzier dikutip dari kanal YouTube Sabrina Chairunnisa, Sabtu (17/4/2021).
Lebih lanjut, Deddy menjelaskan, ketika tubuh mendapat asupan gula yang berlebihan, kandungan fluktosa yang tersimpan justru akan menjadi lemak. Sehingga diperlukan tindakan khusus untuk mengantisipasi hal tersebut.
Deddy tidak menampik bahwa Nabi Muhammad SAW menganjurkan umat Muslim untuk berbuka dengan makanan manis dan segar seperti kurma dan buah-buahan lainnya.
Namun dia mengingatkan bahwa pada zaman nabi dulu, orang-orang cenderung aktif bergerak sehingga proses pembakaran lemak di tubuh mereka berjalan dengan lancar.
"Sederhananya, zaman dulu orang mau pergi aja jalan kaki, naik onta, artinya orang butuh energi untuk aktivitas. Wajar mereka membutuhkan asupan glukosa. Sementara zaman sekarang, kebanyakan orang hanya bekerja di kantor, duduk di ruangan ber-AC, ambil menunggu buka puasa," ungkap Deddy.
Jika biasanya seseorang makanan 3 kali sehari, selama bulan puasa akan berkurang menjadi dua kali yakni, makan sahur dan berbuka puasa.
Kendati demikian, tak sedikit pula orang yang mengalami kenaikan berat badan drastis meski pola makan mereka berubah. Menurut Deddy Corbuzier , ini disebabkan oleh adanya kesalahan presepsi yang selama ini berkembang di tengah masyrakat Indonesia.
"Banyaknya persepsi yang salah yang diajarkan iklan-iklan komersial. Berbuka itu makan yang manis-manis. Tapi harus diketahui, makanan manis itu kan mengandung gula, dan gula itu bukan hanya gula bubuk doank, nasi itu juga mengandung gula, buah-buahan gula. Jadi harus lebih teliti," ungkap Deddy Corbuzier dikutip dari kanal YouTube Sabrina Chairunnisa, Sabtu (17/4/2021).
Lebih lanjut, Deddy menjelaskan, ketika tubuh mendapat asupan gula yang berlebihan, kandungan fluktosa yang tersimpan justru akan menjadi lemak. Sehingga diperlukan tindakan khusus untuk mengantisipasi hal tersebut.
Deddy tidak menampik bahwa Nabi Muhammad SAW menganjurkan umat Muslim untuk berbuka dengan makanan manis dan segar seperti kurma dan buah-buahan lainnya.
Namun dia mengingatkan bahwa pada zaman nabi dulu, orang-orang cenderung aktif bergerak sehingga proses pembakaran lemak di tubuh mereka berjalan dengan lancar.
"Sederhananya, zaman dulu orang mau pergi aja jalan kaki, naik onta, artinya orang butuh energi untuk aktivitas. Wajar mereka membutuhkan asupan glukosa. Sementara zaman sekarang, kebanyakan orang hanya bekerja di kantor, duduk di ruangan ber-AC, ambil menunggu buka puasa," ungkap Deddy.
tulis komentar anda