Review Film The Conjuring: Devil Made Me Do It

Jum'at, 04 Juni 2021 - 19:09 WIB
The Conjuring: Devil Made Me Do It memberikan hiburan bagi pencinta film horor dengan ketegangan dan jump scare yang pas, tapi tidak memberikan kepuasan pada cerita. (Collider)
Franchise The Conjuring selalu identik dengan roh jahat dan pengusiran setan. Dari The Conjuring pertama (2013) sampai spinoff-nya seperti Anabelle dan The Nun, semuanya memiliki tema yang seragam. Di serial The Conjuring, Ed dan Lorraine Warren yang diperankan Patrick Wilson dan Vega Farmiga, adalah tokoh utamanya. Mereka adalah paranormal kondang dari kawasan New England, Amerika Serikat (AS), yang beberapa kali berhasil melakukan pengusiran setan dari rumah-rumah berhantu.

Di The Conjuring: The Devil Made Me Do It, pasangan Warren menghadapi tantangan baru. Ketika mereka dipanggil untuk mengusir iblis yang merasuki bocah berusia 10 tahun bernama David Glatzel, mereka kewalahan. Di antara keputusasaan itu, pacar kakak David, Arne Johnson, berseru kepada si iblis agar meninggalkan David dan menyerahkan dirinya. Iblis itu tiba-tiba pergi dari tubuh David. Namun, akibat dari pengusiran setan itu, Ed terkena serangan jantung dan harus dilarikan ke rumah sakit. Dia juga harus menjalani operasi. Sementara, saat terjadi pengusiran setan, Lorraine merasakan hal yang berbeda.





Masalah tak berhenti. Iblis itu benar-benar mengejar Arne. Dia membuat tunangan Debbie itu membunuh teman kerja kekasihnya, Bruno, dengan brutal. Namun, Arne tidak sadar telah melakukannya. Saat Arne hendak menjalani sidang, Ed dan Lorraine menawarkan bantuannya untuk membebaskan Arne. Kepada pengacara pemuda itu, pasangan tersebut mengatakan kalau Arne telah kerasukan. Dia melakukan pembunuhan karena bisikan iblis. Namun, pengacara tidak percaya begitu saja. Dia kemudian meminta Ed dan Lorraine untuk membuktikan kata-kata mereka tersebut.



Perjalanan Ed dan Lorraine mencari cara untuk membuktikan jika Arne kerasukan iblis saat membunuh Bruno, membawa mereka bertemu seorang mantan pastor bernama Kastner. Dari pastor itu, mereka tahu ada aliran sesat pemuja iblis yang mengincar mangsa dengan memasang atau mengirim totem berisi mantra sesat di dalamnya. Ed dan Lorraine menemukan salah satu totem itu di bawah rumah keluarga Glatzel.

Mereka kemudian bertemu seorang detektif di Massachusetts yang menangani kasus orang hilang. Detektif itu memiliki bukti yang mirip dengan apa yang dihadapi Ed dan Lorraine. Pasangan itu akhirnya membantu si detektif untuk menemukan orang tersebut. Dalam usaha mereka menemukan orang tersebut, Lorraine seolah memasuki dunia lain yang masih misterius baginya. Dia juga menemukan dirinya berada di sebuah tempat aneh, dengan altar pemujaan untuk setan.

Teror pun terus terjadi. Tak hanya menimpa Ed dan Lorraine, teror iblis juga terjadi pada Arne yang berada di penjara. Dia pun berusaha sekuat tenaga untuk melawan kekuatan iblis itu. Kekasihnya, Debbie, juga senantiasa mendampinginya. Iblis itu bahkan menyuruh Arne untuk bunuh diri. Ed dan Lorraine menyarankan agar Arne selalu mendapatkan bimbingan dari pastor penjara.

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More