Ekstrak Teh Hijau Diklaim Berkhasiat Atasi Sel Kanker
Sabtu, 05 Juni 2021 - 06:46 WIB
JAKARTA - Teh dikonsumsi manusia sejak ribuan tahun dan dipercaya dapat mengobati berbagai penyakit. Khasiat tersebut lantas dibuktikan melalui serangkaian penelitian. Dari riset itu, salah satu guru besar Universitas Airlangga (Unair), Prof. Dr. Djoko Agus Purwanto, Apt., M.Si., membuktikan bahwa teh memiliki sifat antioksidan dari senyawa epigalokatekin galat (EGCG) yang baik untuk kesehatan.
Djoko memilih berbagai jenis dan merek teh untuk diuji efektivitasnya. Dari berbagai jenis teh seperti teh hitam, hijau, dan oolong, Djoko menemukan bahwa teh hijau memiliki kandungan terbaik. Artinya, menurut guru besar ilmu kimia farmasi itu, kandungan epigalokatekin galat dari teh hijau paling tinggi. Bahkan, kandungan epigalokatekin galat teh hijau terbukti memiliki sifat antioksidan seratus kali lipat jika dibandingkan dengan antioksidan yang dimiliki vitamin C dan 25 kali lipat dari vitamin E.
Djoko melalui siaran persnya, Sabtu (5/6), menjelaskan, melalui mekanisme antioksidan tersebut prinsip penyembuhan kanker melalui teh hijau tidak langsung berjalan, ada peningkatan sistem imun dalam tubuh. "Dengan sistem ini, perlahan sel kanker dalam tubuh hancur," kata pria yang berpengalaman menggunakan teh hijau untuk mengatasi kanker sang istri, Andriani Primardiana.
Mantan Ketua LP3 dan Direktur Sumber Daya Unair tersebut menuturkan, untuk meningkatkan kandungan epigalokatekin galat dalam teh racikannya, dirinya menggunakan mekanisme ekstraksi. Yakni, pemisahan zat untuk mendapatkan zat yang diinginkan. Selain mendapatkan bahan yang diinginkan, kandungan murni bahan dapat diperoleh secara efisien.
Jika dibandingkan dengan pengolahan teh pada umumnya, khasiat teh juga akan lebih tinggi melalui proses ekstraksi. "Teh yang ada di pasaran hanya mengandung sedikit khasiat karena pembuatannya tak selektif," tutur pria yang pernah melakukan penelitian tentang teh hijau di Kobe Women’s University, Jepang tersebut.
Dia mencontohkan produk teh hijau dari MediTea. Pasalnya, melalui proses ekstraksi, dalam takaran 2 gram, khasiatnya sebanding dengan sepuluh gelas teh. "Perbandingannya bisa seperti satu sendok dengan satu botol penuh teh kering," terangnya.
MediTea sendiri berasal dari teh (camellia sinensis) asli tanpa campuran senyawa aktif lainnya dan diekstraksi sedemikian rupa sehingga memiliki kandungan (-)-epigalokatekingalat (EGCG) yang tinggi. EGCG ini dalam berbagai penelitian telah terbukti sangat ampuh bagi penyembuhan dan pencegahan kanker.
Teh hijau memang terbukti dapat digunakan untuk mengobati kanker pada berbagai stadium, bahkan dalam keadaan metastasis (menjalar ke organ lain) sekalipun. Jenis kanker yang dapat diobati maupun dicegah MediTea antara lain kanker payudara, kanker serviks, kanker usus, kanker paru-paru dan berbagai jenis kanker lainnya.
Djoko memilih berbagai jenis dan merek teh untuk diuji efektivitasnya. Dari berbagai jenis teh seperti teh hitam, hijau, dan oolong, Djoko menemukan bahwa teh hijau memiliki kandungan terbaik. Artinya, menurut guru besar ilmu kimia farmasi itu, kandungan epigalokatekin galat dari teh hijau paling tinggi. Bahkan, kandungan epigalokatekin galat teh hijau terbukti memiliki sifat antioksidan seratus kali lipat jika dibandingkan dengan antioksidan yang dimiliki vitamin C dan 25 kali lipat dari vitamin E.
Djoko melalui siaran persnya, Sabtu (5/6), menjelaskan, melalui mekanisme antioksidan tersebut prinsip penyembuhan kanker melalui teh hijau tidak langsung berjalan, ada peningkatan sistem imun dalam tubuh. "Dengan sistem ini, perlahan sel kanker dalam tubuh hancur," kata pria yang berpengalaman menggunakan teh hijau untuk mengatasi kanker sang istri, Andriani Primardiana.
Mantan Ketua LP3 dan Direktur Sumber Daya Unair tersebut menuturkan, untuk meningkatkan kandungan epigalokatekin galat dalam teh racikannya, dirinya menggunakan mekanisme ekstraksi. Yakni, pemisahan zat untuk mendapatkan zat yang diinginkan. Selain mendapatkan bahan yang diinginkan, kandungan murni bahan dapat diperoleh secara efisien.
Jika dibandingkan dengan pengolahan teh pada umumnya, khasiat teh juga akan lebih tinggi melalui proses ekstraksi. "Teh yang ada di pasaran hanya mengandung sedikit khasiat karena pembuatannya tak selektif," tutur pria yang pernah melakukan penelitian tentang teh hijau di Kobe Women’s University, Jepang tersebut.
Dia mencontohkan produk teh hijau dari MediTea. Pasalnya, melalui proses ekstraksi, dalam takaran 2 gram, khasiatnya sebanding dengan sepuluh gelas teh. "Perbandingannya bisa seperti satu sendok dengan satu botol penuh teh kering," terangnya.
MediTea sendiri berasal dari teh (camellia sinensis) asli tanpa campuran senyawa aktif lainnya dan diekstraksi sedemikian rupa sehingga memiliki kandungan (-)-epigalokatekingalat (EGCG) yang tinggi. EGCG ini dalam berbagai penelitian telah terbukti sangat ampuh bagi penyembuhan dan pencegahan kanker.
Teh hijau memang terbukti dapat digunakan untuk mengobati kanker pada berbagai stadium, bahkan dalam keadaan metastasis (menjalar ke organ lain) sekalipun. Jenis kanker yang dapat diobati maupun dicegah MediTea antara lain kanker payudara, kanker serviks, kanker usus, kanker paru-paru dan berbagai jenis kanker lainnya.
(nug)
tulis komentar anda