Ganti Nama, Nyalanesia Fokus Tingkatkan Kesejahteraan Guru
Jum'at, 11 Juni 2021 - 23:11 WIB
JAKARTA - Peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru selama ini kerap menjadi topik utama dalam setiap agenda pembangunan bangsa. Guru dituntut untuk memiliki ragam kompetensi dan lebih produktif dalam berkarya. Di sisi lain, banyak guru yang mengharapkan adanya perbaikan upah dan kesejahteraan. Problematika ini semakin kompleks ketika pandemi Covid-19 memaksa kegiatan belajar-mengajar dilakukan secara online.
Merespons kondisi tersebut, GMB-Indonesia yang selama ini telah membantu ribuan sekolah dalam mengembangkan program literasi untuk siswa dan guru, memutuskan berganti nama menjadi Nyalanesia dan turut berfokus untuk meningkatkan kesejahteraan guru. Nyalanesia pun resmi menjadi nama baru GMB-Indonesia semenjak 10 Juni 2021.
"Guru adalah aktor utama dalam pembangunan bangsa. Kita harus temukan cara untuk mendukung kesejahteraan mereka. Jika tidak bisa dengan anggaran negara, organisasi swasta bisa turut serta. Melalui berbagai program dan platform yang kini kami kembangkan, Nyalanesia siap menjadi salah satunya," ujar CEO baru Nyalanesia, Leonardo Fitres dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/6).
Nyalanesia menyampaikan bahwa perubahan nama ini didasari perubahan metode mereka dalam memajukan pendidikan Indonesia. Selama 5 tahun ini, Nyalanesia telah membantu hampir 300.000 siswa dan guru untuk menerbitkan buku. Setelah terlibat dalam banyak diskusi, Nyalanesia menyadari jika menulis buku adalah hal yang sangat penting, tetapi tidak cukup untuk mengubah wajah pendidikan Indonesia.
"Guru tidak bisa hanya dituntut untuk meningkatkan kompetensi dan mampu menciptakan inovasi. Mereka harus kita fasilitasi, dampingi dan akselerasi. Kita mesti memastikan akses untuk meningkatkan kompetensi tersebut efektif, murah, dan mudah untuk digapai para guru di seluruh Indonesia tanpa terkecuali," terang Founder Nyalanesia, Lenang Manggala.
Lenang melanjutkan, dari peningkatan kompetensi tersebut, guru-guru akan punya peluang lebih besar dalam meningkatkan kesejahteraannya. Baik melalui program tunjangan dari pemerintah ataupun pendapatan dari jasa atau karya yang berhasil diciptakan.
"Jika kita melihat lebih dalam, banyak guru honorer yang memiliki kompetensi unggul di bidang kreatif. Mereka mampu mendesain, menulis, menari, merancang web dan lainnya. Nyalanesia tengah mengembangkan platform Nyalatalenta yang mempertemukan keahlian tersebut dengan pasar yang membutuhkan," ujar Lenang.
Tidak hanya Nyalatalenta, Nyalanesia menargetkan tahun ini akan merilis beberapa platform yang didesain untuk mengembangkan kompetensi dan kesejahteraan para pendidik Indonesia. Mulai dari Nyalastore yang menjadi marketplace bagi guru dan siswa agar bisa memasarkan hasil karya dan produk-produk kebutuhan sekolah.
Baca Juga
Merespons kondisi tersebut, GMB-Indonesia yang selama ini telah membantu ribuan sekolah dalam mengembangkan program literasi untuk siswa dan guru, memutuskan berganti nama menjadi Nyalanesia dan turut berfokus untuk meningkatkan kesejahteraan guru. Nyalanesia pun resmi menjadi nama baru GMB-Indonesia semenjak 10 Juni 2021.
"Guru adalah aktor utama dalam pembangunan bangsa. Kita harus temukan cara untuk mendukung kesejahteraan mereka. Jika tidak bisa dengan anggaran negara, organisasi swasta bisa turut serta. Melalui berbagai program dan platform yang kini kami kembangkan, Nyalanesia siap menjadi salah satunya," ujar CEO baru Nyalanesia, Leonardo Fitres dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/6).
Nyalanesia menyampaikan bahwa perubahan nama ini didasari perubahan metode mereka dalam memajukan pendidikan Indonesia. Selama 5 tahun ini, Nyalanesia telah membantu hampir 300.000 siswa dan guru untuk menerbitkan buku. Setelah terlibat dalam banyak diskusi, Nyalanesia menyadari jika menulis buku adalah hal yang sangat penting, tetapi tidak cukup untuk mengubah wajah pendidikan Indonesia.
"Guru tidak bisa hanya dituntut untuk meningkatkan kompetensi dan mampu menciptakan inovasi. Mereka harus kita fasilitasi, dampingi dan akselerasi. Kita mesti memastikan akses untuk meningkatkan kompetensi tersebut efektif, murah, dan mudah untuk digapai para guru di seluruh Indonesia tanpa terkecuali," terang Founder Nyalanesia, Lenang Manggala.
Lenang melanjutkan, dari peningkatan kompetensi tersebut, guru-guru akan punya peluang lebih besar dalam meningkatkan kesejahteraannya. Baik melalui program tunjangan dari pemerintah ataupun pendapatan dari jasa atau karya yang berhasil diciptakan.
"Jika kita melihat lebih dalam, banyak guru honorer yang memiliki kompetensi unggul di bidang kreatif. Mereka mampu mendesain, menulis, menari, merancang web dan lainnya. Nyalanesia tengah mengembangkan platform Nyalatalenta yang mempertemukan keahlian tersebut dengan pasar yang membutuhkan," ujar Lenang.
Tidak hanya Nyalatalenta, Nyalanesia menargetkan tahun ini akan merilis beberapa platform yang didesain untuk mengembangkan kompetensi dan kesejahteraan para pendidik Indonesia. Mulai dari Nyalastore yang menjadi marketplace bagi guru dan siswa agar bisa memasarkan hasil karya dan produk-produk kebutuhan sekolah.
tulis komentar anda