Apakah Vitamin D Berperan Penting dalam Penyembuhan Covid-19?
Sabtu, 10 Juli 2021 - 18:45 WIB
JAKARTA - Vitamin D menjadi obat yang cukup sering diresepkan dokter dalam upaya mengobati pasien Covid-19. Namun, apakah peran vitamin D ini benar cukup penting dalam proses penyembuhannya?
Ketua Satgas PB IDI, Prof Zubairi Djoerban mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada bukti kuat secara ilmiah menegaskan vitamin D sebagai pengobatan atau pencegahan Covid-19 .
"Telah diklaim bahwa vitamin D adalah pengobatan atau pencegahan untuk penyakit Covid-19. Mungkin saja. Semua kemungkinan terbuka dari studi-studi yang dilakukan dan saya akan selalu mendukung studi-studi tersebut. Tapi, memang belum ada cukup bukti untuk memastikannya," kata Prof Zubairi di akun Twitternya belum lama ini.
Meski belum ada cukup bukti yang menyatakan bahwa vitamin D bisa menjadi obat atau pencegah Covid-19, Prof Beri, sapaan akrabnya, tak menampik bahwa vitamin D memberi manfaat ke tubuh.
"Vitamin D itu diperlukan untuk kesehatan tulang, gigi, dan sistem kekebalan tubuh. Vitamin ini sudah ada di dalam tubuh dan mampu diproduksi secara alami oleh tubuh dari sinar matahari yang diserap kulit," paparnya.
Karena cara kerjanya vitamin D ini membutuhkan sinar matahari, penting bagi semua orang yang mengonsumsi vitamin D tetap terpajan sinar matahari. Karena, kalau tidak maka efek vitamin D yang dikonsumsi tidak akan maksimal di tubuh.
Itu kenapa, di negara-negara dengan pajanan matahari yang tidak sebanyak Indonesia, dalam hal ini Prof Beri memberi contoh Inggris, banyak kelompok individu yang mengalami masalah kekurangan vitamin D.
"Di Inggris, ketika menjelang musim dingin, warganya akan disarankan mengonsumsi vitamin D. Bahkan, khusus musim dingin kemarin, pemerintah Inggris memberikan suplemen vitamin D secara gratis untuk orang-orang yang berisiko terhadap Covid-19," ungkap Prof Beri.
Ketua Satgas PB IDI, Prof Zubairi Djoerban mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada bukti kuat secara ilmiah menegaskan vitamin D sebagai pengobatan atau pencegahan Covid-19 .
"Telah diklaim bahwa vitamin D adalah pengobatan atau pencegahan untuk penyakit Covid-19. Mungkin saja. Semua kemungkinan terbuka dari studi-studi yang dilakukan dan saya akan selalu mendukung studi-studi tersebut. Tapi, memang belum ada cukup bukti untuk memastikannya," kata Prof Zubairi di akun Twitternya belum lama ini.
Meski belum ada cukup bukti yang menyatakan bahwa vitamin D bisa menjadi obat atau pencegah Covid-19, Prof Beri, sapaan akrabnya, tak menampik bahwa vitamin D memberi manfaat ke tubuh.
"Vitamin D itu diperlukan untuk kesehatan tulang, gigi, dan sistem kekebalan tubuh. Vitamin ini sudah ada di dalam tubuh dan mampu diproduksi secara alami oleh tubuh dari sinar matahari yang diserap kulit," paparnya.
Karena cara kerjanya vitamin D ini membutuhkan sinar matahari, penting bagi semua orang yang mengonsumsi vitamin D tetap terpajan sinar matahari. Karena, kalau tidak maka efek vitamin D yang dikonsumsi tidak akan maksimal di tubuh.
Itu kenapa, di negara-negara dengan pajanan matahari yang tidak sebanyak Indonesia, dalam hal ini Prof Beri memberi contoh Inggris, banyak kelompok individu yang mengalami masalah kekurangan vitamin D.
"Di Inggris, ketika menjelang musim dingin, warganya akan disarankan mengonsumsi vitamin D. Bahkan, khusus musim dingin kemarin, pemerintah Inggris memberikan suplemen vitamin D secara gratis untuk orang-orang yang berisiko terhadap Covid-19," ungkap Prof Beri.
Lihat Juga :
tulis komentar anda