Pendokumentasian Batik Tulis Lasem Disambut Positif Menparekraf
Rabu, 04 Agustus 2021 - 14:02 WIB
JAKARTA - Buku yang mendokumentasikan motif batik tulis berjudul Memadukan Keberagaman; Dokumentasi Motif Modifikasi Batik Tulis Lasem mendapat sambutan yang hangat dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno.
Menparekraf Sandi mengatakan, penulisan buku ini merupakan bagian dari upaya perlindungan dan pelestarian batik tulis Lasem lewat dokumentasi dan inventarisasi.
Melalui buku ini, Sandi berharap akan terdapat bukti tercatat tentang keberadaan motif-motif batik tulis Lasem.
"Yang dimaksudkan melindungi adalah untuk menjaga agar motif-motif modifikasi sebagai kekayaan intelektual seniman perajin, daerah dan nasional ini tidak diklaim atau digunakan secara sembarangan oleh pihak-pihak di luar Lasem bahkan di luar Indonesia," ungkap Sandi dalam siaran persnya, Rabu (4/8).
"Sedangkan yang dimaksudkan dengan pelestarian, keberadaan motif-motif modifikasi tersebut tetap dapat dijejak meskipun kain batik telah dikoleksi perseorangan, rusak, maupun hilang. Dengan keberadaan jejak tersebut, proses untuk melakukan penghadiran (reproduksi) kembali motif tersebut dapat dilakukan," katanya lagi.
Sandi pun berharap, pendokumentasian batik tulis ini akan bermanfaat bagi para ahli, akademisi, pecinta, maupun masyarakat umum termasuk generasi muda dan pelajar untuk dapat menimba pengetahuan atas khazanah seni dan kebudayaan tekstil Indonesia, khususnya batik tulis Lasem.
"Pendistribusian buku-buku hasil dokumentasi nantinya akan difokuskan ke perpustakaan-perpustakaan nasional dan daerah serta dalam bentuk digital yang mudah diakses. Semoga bisa menjadi sumber pengetahuan untuk msyarakat," ucapnya.
Program dokumentasi ini adalah bagian dari program Collaboration XZ yang diselenggarakan PT HM Sampoerna bekerja sama dengan Yayasan BEDO (Business & Export Development Organization).
Proses dokumentasi berlangsung selama 6 bulan. Pendokumentasian ini dimaksudkan untuk melindungi, melestarikan, dan mengembangkan batik tulis Lasem sebagai karya cipta dan produk kebudayaan masyarakat daerah, serta sebagai penggerak ekonomi masyarakat di daerah.
Menparekraf Sandi mengatakan, penulisan buku ini merupakan bagian dari upaya perlindungan dan pelestarian batik tulis Lasem lewat dokumentasi dan inventarisasi.
Melalui buku ini, Sandi berharap akan terdapat bukti tercatat tentang keberadaan motif-motif batik tulis Lasem.
"Yang dimaksudkan melindungi adalah untuk menjaga agar motif-motif modifikasi sebagai kekayaan intelektual seniman perajin, daerah dan nasional ini tidak diklaim atau digunakan secara sembarangan oleh pihak-pihak di luar Lasem bahkan di luar Indonesia," ungkap Sandi dalam siaran persnya, Rabu (4/8).
"Sedangkan yang dimaksudkan dengan pelestarian, keberadaan motif-motif modifikasi tersebut tetap dapat dijejak meskipun kain batik telah dikoleksi perseorangan, rusak, maupun hilang. Dengan keberadaan jejak tersebut, proses untuk melakukan penghadiran (reproduksi) kembali motif tersebut dapat dilakukan," katanya lagi.
Sandi pun berharap, pendokumentasian batik tulis ini akan bermanfaat bagi para ahli, akademisi, pecinta, maupun masyarakat umum termasuk generasi muda dan pelajar untuk dapat menimba pengetahuan atas khazanah seni dan kebudayaan tekstil Indonesia, khususnya batik tulis Lasem.
"Pendistribusian buku-buku hasil dokumentasi nantinya akan difokuskan ke perpustakaan-perpustakaan nasional dan daerah serta dalam bentuk digital yang mudah diakses. Semoga bisa menjadi sumber pengetahuan untuk msyarakat," ucapnya.
Program dokumentasi ini adalah bagian dari program Collaboration XZ yang diselenggarakan PT HM Sampoerna bekerja sama dengan Yayasan BEDO (Business & Export Development Organization).
Proses dokumentasi berlangsung selama 6 bulan. Pendokumentasian ini dimaksudkan untuk melindungi, melestarikan, dan mengembangkan batik tulis Lasem sebagai karya cipta dan produk kebudayaan masyarakat daerah, serta sebagai penggerak ekonomi masyarakat di daerah.
(nug)
tulis komentar anda