Peneliti Temukan Habbatussauda Bisa Digunakan Jadi Obat Covid-19

Senin, 09 Agustus 2021 - 07:52 WIB
Peneliti Temukan Habbatussauda Bisa Digunakan Jadi Obat Covid-19. Foto/India TV News.
JAKARTA - Peneliti Australia menemukan bahwa biji tanaman Nigella Sativa, lebih dikenal sebagai kalonji atau habbatussauda dapat digunakan dalam pengobatan infeksi Covid-19 . Tanaman asli Afrika Utara dan Asia Barat ini telah digunakan selama berabad-abad sebagai obat tradisional untuk berbagai kondisi medis, termasuk peradangan dan infeksi.

Dilansir dari India TV, Senin (9/8) sebuah tim dari University of Technology di Sydney menemukan bahan aktif Nigella Sativa dapat mencegah virus corona , virus penyebab Covid-19 , menyebabkan infeksi paru-paru.

"Ada bukti yang berkembang dari studi pemodelan bahwa thymoquinone, bahan aktif Nigella Sativa, lebih dikenal sebagai bunga adas, dapat menempel pada protein lonjakan virus Covid-19 dan menghentikan virus dari menyebabkan infeksi paru-paru," kata penulis utama dan profesor di University of Technology di Sydney, Kaneez Fatima Shad.

"Ini juga dapat memblokir badai 'sitokin' yang mempengaruhi pasien sakit parah yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19," tambahnya.



Studi ini diterbitkan dalam jurnal Clinical and Experimental Pharmacology and Physiology. Thymoquinone telah dipelajari secara ekstensif di laboratorium, termasuk penelitian pada hewan. Studi ini telah menunjukkan bahwa itu dapat memoderasi sistem kekebalan dengan cara yang baik, dengan mencegah pelepasan bahan kimia pro-inflamasi seperti interleukin.



Hal ini memberikan thymoquinone peran potensial sebagai pengobatan untuk kondisi alergi seperti asma, eksim, kondisi arthritis termasuk rheumatoid dan osteoarthritis, serta bahkan mungkin multiple sclerosis.

Studi ini merinci mekanisme aksi Nigella Sativa dan thymoquinone, juga bagaimana mereka menjadi pengobatan masa depan yang menjanjikan untuk infeksi Covid-19. Ada banyak hambatan untuk pengembangan Nigella Sativa sebagai agen terapi sebagian besar karena penyerapan gastrointestinal alami yang buruk.

"Kemajuan dalam pengembangan farmakologis seperti nanoteknologi telah melihat peluang untuk mengatasi hambatan ini untuk memungkinkan penggunaannya sebagai obat oral yang efektif," jelas rekan penulis, Dr Wissam Soubra.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More