Racun Ular Ini Diklaim Terbukti Mampu Perangi Covid-19
Kamis, 02 September 2021 - 10:24 WIB
JAKARTA - Peneliti Brasil Rafael Guido menemukan bahwa molekul di dalam racun ular dapat menghambat reproduksi virus corona dalam sel monyet. Ini merupakan hal pertama yang bisa menjadi gerbang terciptanya obat memerangi Covid-19 .
Jadi, sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Molecules bulan ini memaparkan bahwa molekul yang dihasilkan ular jenis jararacussu dapat menghambat kemampuan virus untuk berkembang biak dalam sel monyet hingga 75 persen.
"Studi ini menunjukkan komponen racun ular itu mampu menghambat protein yang sangat penting dalam virus," kata Rafael Guido, profesor Universitas Sao Paulo sekaligus penulis studi tersebut, dikutip dari New York Post, Kamis (2/9/2021).
Molekul yang dihasilkan dari bisa ular itu disebut peptida atau rantai asam amino yang dapat terhubung ke enzim virus corona yang disebut PLPro. Enzim ini sangat penting untuk reproduksi virus, bahkan tanpa melukai sel lain.
Peptida sendiri sudah dikenal luas karena kualitas antibakterinya. "Peptida dapat disintesis di laboratorium," kata Guido. Hal ini membuat peneliti tidak perlu menangkap atau memelihara ular dalam jumlah besar.
Di Brasil rupanya terjadi perburuan ular Jararacussu karena informasi ini. Masyarakat ada yang salah menangkap bahwa bisa ular benar-benar dapat menyembuhkan Covid-19. Padahal, bukan begitu maksudnya.
"Bukan racun dalam bisa ular yang akan menyembuhkan pasien Covid-19. Kami khawatir orang-orang akan merasa dengan menangkap Jararacussu mereka mengira sudah menyelamatkan dunia," kata Giuseppe Puorto, seorang herpetologis yang menjalankan koleksi biologis Institut Butatan di Sao Paulo.
"Para peneliti selanjutnya akan mengevaluasi efisiensi dosis molekul yang berbeda dan apakah itu mampu mencegah virus memasuki sel sejak awal," menurut pernyataan Universitas Negeri Sao Paulo (Unesp), yang juga terlibat dalam penelitian tersebut.
Para peneliti pun berharap dapat menguji substansi dalam sel manusia tetapi tidak memberikan batas waktu.
Jararacussu adalah salah satu ular terbesar di Brasil, berukuran hingga 6 kaki panjangnya. Ia hidup di Hutan Atlantik pesisir dan juga ditemukan di Bolivia, Paraguay, dan Argentina.
Lihat Juga: Pertama Digelar, Program Beasiswa D-STAR Bidik Calon Peneliti Wanita Berbakat dan Potensial
Jadi, sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Molecules bulan ini memaparkan bahwa molekul yang dihasilkan ular jenis jararacussu dapat menghambat kemampuan virus untuk berkembang biak dalam sel monyet hingga 75 persen.
"Studi ini menunjukkan komponen racun ular itu mampu menghambat protein yang sangat penting dalam virus," kata Rafael Guido, profesor Universitas Sao Paulo sekaligus penulis studi tersebut, dikutip dari New York Post, Kamis (2/9/2021).
Molekul yang dihasilkan dari bisa ular itu disebut peptida atau rantai asam amino yang dapat terhubung ke enzim virus corona yang disebut PLPro. Enzim ini sangat penting untuk reproduksi virus, bahkan tanpa melukai sel lain.
Baca Juga
Peptida sendiri sudah dikenal luas karena kualitas antibakterinya. "Peptida dapat disintesis di laboratorium," kata Guido. Hal ini membuat peneliti tidak perlu menangkap atau memelihara ular dalam jumlah besar.
Di Brasil rupanya terjadi perburuan ular Jararacussu karena informasi ini. Masyarakat ada yang salah menangkap bahwa bisa ular benar-benar dapat menyembuhkan Covid-19. Padahal, bukan begitu maksudnya.
"Bukan racun dalam bisa ular yang akan menyembuhkan pasien Covid-19. Kami khawatir orang-orang akan merasa dengan menangkap Jararacussu mereka mengira sudah menyelamatkan dunia," kata Giuseppe Puorto, seorang herpetologis yang menjalankan koleksi biologis Institut Butatan di Sao Paulo.
"Para peneliti selanjutnya akan mengevaluasi efisiensi dosis molekul yang berbeda dan apakah itu mampu mencegah virus memasuki sel sejak awal," menurut pernyataan Universitas Negeri Sao Paulo (Unesp), yang juga terlibat dalam penelitian tersebut.
Baca Juga
Para peneliti pun berharap dapat menguji substansi dalam sel manusia tetapi tidak memberikan batas waktu.
Jararacussu adalah salah satu ular terbesar di Brasil, berukuran hingga 6 kaki panjangnya. Ia hidup di Hutan Atlantik pesisir dan juga ditemukan di Bolivia, Paraguay, dan Argentina.
Lihat Juga: Pertama Digelar, Program Beasiswa D-STAR Bidik Calon Peneliti Wanita Berbakat dan Potensial
(hri)
tulis komentar anda