Wellness Tourism Jadi Tren Wisata yang Menjanjikan di Masa Pandemi
Sabtu, 04 September 2021 - 15:47 WIB
JAKARTA - Wisata kebugaran ( wellness tourism ) menjadi salah satu tren pariwisata yangmenjanjikan di masa pandemi Covid-19. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyebutkan, dalam potensi global wellness tourism selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya.
"Dalam potensi global wellness tourism memberikan kontribusi yang menjanjikan di mana tercatat terus mengalami kenaikan USD4,2 triliun di 2017 menjadi USD4,5 triliun di 2019. Wellness tourism juga diproyeksikan mengalami pertumbuhan yang signifikan pada 2022 menjadi USD919 miliar dengan pertumbuhan 7,5 persen per tahun," kata Sandiaga dalam webinar pembukaan Indonesia Wellness Tourism Internasional Festival 2021, baru-baru ini.
Sandiaga menuturkan bahwa wellness tourism harus masuk ke dalam empat jenis wisata yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kemenparekraf, di bawah koordinasi Kemenkomarves (Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi). Selain wisata medis, sport, health tourism, dan wisata ilmiah kesehatan.
Sebagai bentuk komitmen pemerintah, Kemenparekraf telah melakukan berbagai langkah. Selain menerbitkan buku panduan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environtment Sustainability), Kemenparekraf juga telah memetakan diferensiasi produk wisata wellness di Yogyakarta, Solo, dan Bali yang tertuang dalam pola perjalanan pengembangan wellness tourism tahun 2020.
"Di dalam naskah ini wellness tourism dikombinasikan dengan produk-produk wisata lainnya, seperti wisata budaya, ekowisata, wisata olahraga, wisata kuliner, wisata medis," ujar Sandiaga.
Adapun hasil identifikasi pengembangan wisata wellness di tahun 2020 menyebutkan bahwa sasaran utama wellness tourism di Indonesia adalah wisatawan Nusantara, khususnya female traveler (wisatawan wanita), preseekers milenial, pensiunan atau lanjut usia, komunitas kebugaran, urban sosialita, dan diaspora daerah.
"Walaupun wellness tourism masih tertinggal dari negara lain, kita harus tetap bergerak bersama mengingat kekayaan alam dan lokal masyarakat Indonesia berpotensi menciptakan keragaman industri wellness di dunia. Salah satunya adalah rempah-rempah alami Indonesia yang bermanfaat untuk perawatan tubuh, kecantikan, pengobatan dan terapi," kata Sandiaga.
"Dalam potensi global wellness tourism memberikan kontribusi yang menjanjikan di mana tercatat terus mengalami kenaikan USD4,2 triliun di 2017 menjadi USD4,5 triliun di 2019. Wellness tourism juga diproyeksikan mengalami pertumbuhan yang signifikan pada 2022 menjadi USD919 miliar dengan pertumbuhan 7,5 persen per tahun," kata Sandiaga dalam webinar pembukaan Indonesia Wellness Tourism Internasional Festival 2021, baru-baru ini.
Sandiaga menuturkan bahwa wellness tourism harus masuk ke dalam empat jenis wisata yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kemenparekraf, di bawah koordinasi Kemenkomarves (Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi). Selain wisata medis, sport, health tourism, dan wisata ilmiah kesehatan.
Sebagai bentuk komitmen pemerintah, Kemenparekraf telah melakukan berbagai langkah. Selain menerbitkan buku panduan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environtment Sustainability), Kemenparekraf juga telah memetakan diferensiasi produk wisata wellness di Yogyakarta, Solo, dan Bali yang tertuang dalam pola perjalanan pengembangan wellness tourism tahun 2020.
"Di dalam naskah ini wellness tourism dikombinasikan dengan produk-produk wisata lainnya, seperti wisata budaya, ekowisata, wisata olahraga, wisata kuliner, wisata medis," ujar Sandiaga.
Adapun hasil identifikasi pengembangan wisata wellness di tahun 2020 menyebutkan bahwa sasaran utama wellness tourism di Indonesia adalah wisatawan Nusantara, khususnya female traveler (wisatawan wanita), preseekers milenial, pensiunan atau lanjut usia, komunitas kebugaran, urban sosialita, dan diaspora daerah.
"Walaupun wellness tourism masih tertinggal dari negara lain, kita harus tetap bergerak bersama mengingat kekayaan alam dan lokal masyarakat Indonesia berpotensi menciptakan keragaman industri wellness di dunia. Salah satunya adalah rempah-rempah alami Indonesia yang bermanfaat untuk perawatan tubuh, kecantikan, pengobatan dan terapi," kata Sandiaga.
(nug)
Lihat Juga :
tulis komentar anda