Tak Hanya Paru, Dokter Temukan COVID-19 Juga Rusak Organ Vital Lain
Selasa, 21 April 2020 - 19:37 WIB
Alan Kliger, seorang nephrologist di Yale School of Medicine mengatakan kepada Washington Post bahwa lebih dari setengah orang yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 memiliki darah atau protein dalam urin mereka, yang merupakan tanda awal kerusakan ginjal. Menurut data, 14%-30% pasien ICU di New York dan Wuhan telah menunjukkan gejala kehilangan fungsi ginjal, memerlukan dialisis, atau bahkan terapi penggantian ginjal terus-menerus. New York saat ini diketahui sedang merawat sejumlah besar pasien gagal ginjal. Kliger mengatakan, ada kemungkinan virus itu menempel pada sel-sel ginjal dan menyerang mereka.
Menurut makalah lain yang buat oleh para ilmuwan Wuhan yang diterbitkan dalam jurnal Kidney International, ketika autopsi dilakukan pada orang yang meninggal karena COVID-19, sembilan dari 26 mengalami cidera ginjal akut dan tujuh di antaranya memiliki partikel virus pada ginjal mereka.
3. Sistem Pencernaan
Diare juga dilaporkan sebagai gejala COVID-19. Penelitian menunjukkan bahwa virus corona baru menggunakan reseptor ACE2 pada permukaan sel sebagai pintu masuk ke dalam tubuh, dan para peneliti curiga virus tersebut mungkin menggunakan jalan masuk yang sama untuk menyerang berbagai bagian tubuh yang lain.
Sebagai contoh, saluran pencernaan memiliki 100 kali lebih banyak reseptor sel ACE2 daripada bagian lain pada tubuh dan juga memiliki area permukaan yang luas. Dokter khawatir virus corona baru memasuki sel-sel lain dari tubuh, dan bukan hanya saluran pernapasan dan paru-paru. Virus ini dapat merusak bagian tubuh lain bukan sebagai jaminan kerusakan, tetapi secara langsung.
4. Anosmia dan Hypogeusia
Kurangnya fungsi indera pembau dan rasa telah dilaporkan sebagai gejala awal infeksi COVID-19, bahkan sebelum orang mulai menunjukkan gejala lain seperti batuk dan demam. Menurut para ahli, virus dapat secara langsung memengaruhi sistem penciuman.
Claire Hopkins, Presiden British Rhinological Society mengatakan, virus corona baru sebenarnya dapat menyerang ujung saraf penciuman. Namun, mengingat bahwa masalah pernapasan adalah gejala yang paling umum dari COVID-19, banyak pasien gagal untuk melihat ketidakmampuan mereka untuk mencium atau merasakan sesuatu.
Menurut makalah lain yang buat oleh para ilmuwan Wuhan yang diterbitkan dalam jurnal Kidney International, ketika autopsi dilakukan pada orang yang meninggal karena COVID-19, sembilan dari 26 mengalami cidera ginjal akut dan tujuh di antaranya memiliki partikel virus pada ginjal mereka.
3. Sistem Pencernaan
Diare juga dilaporkan sebagai gejala COVID-19. Penelitian menunjukkan bahwa virus corona baru menggunakan reseptor ACE2 pada permukaan sel sebagai pintu masuk ke dalam tubuh, dan para peneliti curiga virus tersebut mungkin menggunakan jalan masuk yang sama untuk menyerang berbagai bagian tubuh yang lain.
Sebagai contoh, saluran pencernaan memiliki 100 kali lebih banyak reseptor sel ACE2 daripada bagian lain pada tubuh dan juga memiliki area permukaan yang luas. Dokter khawatir virus corona baru memasuki sel-sel lain dari tubuh, dan bukan hanya saluran pernapasan dan paru-paru. Virus ini dapat merusak bagian tubuh lain bukan sebagai jaminan kerusakan, tetapi secara langsung.
4. Anosmia dan Hypogeusia
Kurangnya fungsi indera pembau dan rasa telah dilaporkan sebagai gejala awal infeksi COVID-19, bahkan sebelum orang mulai menunjukkan gejala lain seperti batuk dan demam. Menurut para ahli, virus dapat secara langsung memengaruhi sistem penciuman.
Claire Hopkins, Presiden British Rhinological Society mengatakan, virus corona baru sebenarnya dapat menyerang ujung saraf penciuman. Namun, mengingat bahwa masalah pernapasan adalah gejala yang paling umum dari COVID-19, banyak pasien gagal untuk melihat ketidakmampuan mereka untuk mencium atau merasakan sesuatu.
(tsa)
tulis komentar anda