Terbaru! Vision+ Originals Once Upon a Time in Chinatown Angkat Kekayaan Kuliner Legendaris di Kawasan Kota
Senin, 27 September 2021 - 17:48 WIB
JAKARTA - Konsisten menghadirkan judul originals setiap bulan, Vision+ kembali merilis originals dengan judul Once Upon a Time in Chinatown. Setelah sukses dengan original documenter series pendahulunya, kali ini Vision+ menghadirkan lagi original dengan format docuseries dengan tema kuliner.
Once Upon a Time in Chinatown mengisahkan rangkaian perjalanan restoran-restoran legendaris yang lekat dengan budaya Tionghoa di kawasan Kota, Jakarta. Mereka telah beroperasi selama berpuluh-puluh tahun dan pada original series ini berhasil menggali cerita-cerita inspiratif dari para pemilik restoran selama menjalani bisnis dan kehidupan mereka yang belum pernah diceritakan kepada orang luar.
Akan ada 7 restoran yang menjadi esensi utama cerita, yaitu Siauw A Tjiap, Lomie Amen Pinangsia, Bakmie Acang, Bakmie Encim Anggur, Kwetiau Sapi 78, Nasi Ayam Hainam Apollo, dan Ketupat Cap Go Meh, serta beberapa restoran tambahan seperti Siomay Oma Leni, Bakmi Kucai, dan Kari Lam.
Dalam sisi produksi, Vision+ bekerja sama dengan production house Lifelike Pictures serta membawa nama Sheila Timothy dan Zack Lee sebagai sutradara. Original series Vision+ ini juga menjadi debut bagi Sheila Timothy dan Zack Lee dalam hal penyutradaraan.
Selain itu, di docuseries ini juga Zack Lee akan langsung berperan sebagai pembawa acara bersama Tirta Lie yang merupakan seorang pakar kuliner Indonesia. Series pertama Vision+ yang mengambil tema kuliner ini juga melibatkan nama pakar kuliner lainnya seperti William Wongso dan Pakumala Joehana selaku narasumber.
“Tidak melulu soal pemenuhan kebutuhan, ternyata di balik sebuah kuliner menyimpan banyak cerita menarik. Pada docuseries ini penonton akan diajak masuk lebih dalam ke sendi kehidupan pemilik resto yang selama ini belum pernah dibuka ke orang lain sekaligus mengungkap latar belakang dari setiap menu kuliner legendaris yang tercipta. Bersama Lifelike Picture semua cerita ini dirangkum menjadi sebuah content yang sentimental, apa adanya dan pastinya akan mengispirasi semua kalangan” ujar Clarissa Tanoesoedibjo selaku Managing Director Vision+.
Clarissa menambahkan, “Once Upon a Time in Chinatown akan membawa penontonnya bernostalgia akan kilas-kilas sejarah, kultur dan budaya Tionghoa yang melekat dari sebuah sajian makanan.”
Sheila Timothy, sutradara Once Upon a Time in Chinatown mengatakan, "Once Upon a Time in Chinatown adalah sebuah berkat. Kami dipertemukan dengan banyak sekali narasumber yang begitu menarik. Ide awal yang hanya ingin mengangkat budaya dan kuliner akhirnya berkembang menjadi suatu karya yang sangat hangat dan penuh inspirasi. Ditambah dengan visual, music dan sound design yang sangat cantik."
Once Upon a Time in Chinatown mengisahkan rangkaian perjalanan restoran-restoran legendaris yang lekat dengan budaya Tionghoa di kawasan Kota, Jakarta. Mereka telah beroperasi selama berpuluh-puluh tahun dan pada original series ini berhasil menggali cerita-cerita inspiratif dari para pemilik restoran selama menjalani bisnis dan kehidupan mereka yang belum pernah diceritakan kepada orang luar.
Baca Juga
Akan ada 7 restoran yang menjadi esensi utama cerita, yaitu Siauw A Tjiap, Lomie Amen Pinangsia, Bakmie Acang, Bakmie Encim Anggur, Kwetiau Sapi 78, Nasi Ayam Hainam Apollo, dan Ketupat Cap Go Meh, serta beberapa restoran tambahan seperti Siomay Oma Leni, Bakmi Kucai, dan Kari Lam.
Dalam sisi produksi, Vision+ bekerja sama dengan production house Lifelike Pictures serta membawa nama Sheila Timothy dan Zack Lee sebagai sutradara. Original series Vision+ ini juga menjadi debut bagi Sheila Timothy dan Zack Lee dalam hal penyutradaraan.
Selain itu, di docuseries ini juga Zack Lee akan langsung berperan sebagai pembawa acara bersama Tirta Lie yang merupakan seorang pakar kuliner Indonesia. Series pertama Vision+ yang mengambil tema kuliner ini juga melibatkan nama pakar kuliner lainnya seperti William Wongso dan Pakumala Joehana selaku narasumber.
“Tidak melulu soal pemenuhan kebutuhan, ternyata di balik sebuah kuliner menyimpan banyak cerita menarik. Pada docuseries ini penonton akan diajak masuk lebih dalam ke sendi kehidupan pemilik resto yang selama ini belum pernah dibuka ke orang lain sekaligus mengungkap latar belakang dari setiap menu kuliner legendaris yang tercipta. Bersama Lifelike Picture semua cerita ini dirangkum menjadi sebuah content yang sentimental, apa adanya dan pastinya akan mengispirasi semua kalangan” ujar Clarissa Tanoesoedibjo selaku Managing Director Vision+.
Clarissa menambahkan, “Once Upon a Time in Chinatown akan membawa penontonnya bernostalgia akan kilas-kilas sejarah, kultur dan budaya Tionghoa yang melekat dari sebuah sajian makanan.”
Sheila Timothy, sutradara Once Upon a Time in Chinatown mengatakan, "Once Upon a Time in Chinatown adalah sebuah berkat. Kami dipertemukan dengan banyak sekali narasumber yang begitu menarik. Ide awal yang hanya ingin mengangkat budaya dan kuliner akhirnya berkembang menjadi suatu karya yang sangat hangat dan penuh inspirasi. Ditambah dengan visual, music dan sound design yang sangat cantik."
tulis komentar anda