Waspadai Ancaman Gelombang Ketiga, Pemerintah Percepat Vaksinasi
Senin, 04 Oktober 2021 - 20:08 WIB
JAKARTA - Angka positif Covid-19 di Indonesia sudah menurun drastis. Tetapi kita tidak boleh lengah dan wajib mewaspadai acaman gelombang ketiga Covid-19. Untuk mengantisipasi hal ini, pemerintah terus berupaya untuk memperketat prokes serta percepatan program vaksinasi.
Jumlah masyarakat yang sudah menerima vaksin dosis kedua mencapai 51.113.360 orang atau sekitar 24,54% dari total target sasaran vaksinasi. Jumlah penerima vaksin dosis pertama, 91.079.001 orang atau 43,73% (vaksin.kemenkes.go.id 30/09/2021).
Sejumlah daerah masih berusaha mengejar target jumlah warganya yang divaksinasi. Di DKI Jakarta ada 2,5 juta warga belum vaksinasi. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengatakan, Pemprov DKI Jakarta terus berupaya agar 2,5 juta warga itu segera divaksin.
Ariza mengimbau warganya untuk memiliki kesadaran diri untuk hadir di sentra vaksinasi apabila belum mendapatkan vaksin. Ariza mengapresiasi masyarakat yang telah mengikuti vaksinasi.
"Namun demikian kita tidak boleh abai, tidak boleh lengah, tidak boleh euforia, tidak boleh kendor, tetap laksanakan protokol kesehahatn secara baik, secara bijak, jangan sampai terjadi seperti tahun sebelumnya, ketika ada penurunan, ada pelonggaran, kemudian kita kendor, kita lupa, kita abai, tidak waspada, akhirnya meningkat lagi," ujar Ariza (30/09/2021).
Jubir Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, setidaknya ada dua hal untuk mengantisipasi gelombang ketiga Covid-19, yaitu dengan peningkatan protokol kesehatan (prokes) dan deteksi dini.
"Untuk mencegah kita tertular adalah satu-satunya dengan prokes dan deteksi dini karena 2 kunci itulah yang kemudian, kalau kita cepat prokes dapat menghalangi virus itu masuk ke tubuh kita. Walaupun nanti kita bisa sakit tapi bisa saja sakitnya ringan karena kita sudah punya vaksin yang melawan di dalam tubuh,” ucap Siti dalam Diskusi Interaktif Waspada Gelombang ke-3 Covid-19, Kamis (23/9/2021).
Lalu yang kedua adalah deteksi dini. Jika gejala-gejala Covid-19 dideteksi sedini mungkin, maka akan cepat pula penanganannya. Ia mencontohkan ketika seseorang merasa terindikasi gejala-gejala Covid-19 dan langsung melakukan penanganan, maka akan menimalisir risiko penyakit berat.
Jumlah masyarakat yang sudah menerima vaksin dosis kedua mencapai 51.113.360 orang atau sekitar 24,54% dari total target sasaran vaksinasi. Jumlah penerima vaksin dosis pertama, 91.079.001 orang atau 43,73% (vaksin.kemenkes.go.id 30/09/2021).
Sejumlah daerah masih berusaha mengejar target jumlah warganya yang divaksinasi. Di DKI Jakarta ada 2,5 juta warga belum vaksinasi. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengatakan, Pemprov DKI Jakarta terus berupaya agar 2,5 juta warga itu segera divaksin.
Ariza mengimbau warganya untuk memiliki kesadaran diri untuk hadir di sentra vaksinasi apabila belum mendapatkan vaksin. Ariza mengapresiasi masyarakat yang telah mengikuti vaksinasi.
"Namun demikian kita tidak boleh abai, tidak boleh lengah, tidak boleh euforia, tidak boleh kendor, tetap laksanakan protokol kesehahatn secara baik, secara bijak, jangan sampai terjadi seperti tahun sebelumnya, ketika ada penurunan, ada pelonggaran, kemudian kita kendor, kita lupa, kita abai, tidak waspada, akhirnya meningkat lagi," ujar Ariza (30/09/2021).
Jubir Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, setidaknya ada dua hal untuk mengantisipasi gelombang ketiga Covid-19, yaitu dengan peningkatan protokol kesehatan (prokes) dan deteksi dini.
"Untuk mencegah kita tertular adalah satu-satunya dengan prokes dan deteksi dini karena 2 kunci itulah yang kemudian, kalau kita cepat prokes dapat menghalangi virus itu masuk ke tubuh kita. Walaupun nanti kita bisa sakit tapi bisa saja sakitnya ringan karena kita sudah punya vaksin yang melawan di dalam tubuh,” ucap Siti dalam Diskusi Interaktif Waspada Gelombang ke-3 Covid-19, Kamis (23/9/2021).
Lalu yang kedua adalah deteksi dini. Jika gejala-gejala Covid-19 dideteksi sedini mungkin, maka akan cepat pula penanganannya. Ia mencontohkan ketika seseorang merasa terindikasi gejala-gejala Covid-19 dan langsung melakukan penanganan, maka akan menimalisir risiko penyakit berat.
tulis komentar anda