Kebun Raya Bogor, Destinasi Wisata Konservasi Tertua se-Asia Tenggara yang Terus Berevolusi
Selasa, 05 Oktober 2021 - 09:24 WIB
BOGOR - Kebun Raya Bogor (KRB), tempat ini merupakan kebun raya tertua se-Asia Tenggara. Usianya menginjak dua abad tepatnya 204 tahun, KRB terus berevolusi dengan tetap menjaga marwah konservasi .
Berdasarkan literasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), usia kebun botani yang memiliki 87 hektare itu dihitung ketika Gubernur Jenderal Belanda, Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen, mendirikannya pada 18 Mei 1817.
Sejak 2018 hingga saat ini Kebun Raya Bogor didorong dan telah masuk dalam daftar Sementara Warisan Dunia atau Tentative List UNESCOWorld Heritage Site.
Dalam laman itu, juga tercatat, awalnya Kebun Raya Bogor hanya digunakan sebagai kebun percobaan bagi tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan di Hindia Belanda.
Namun, pada perkembangannya pendirian Kebun Raya Bogor nyatanya mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia, sekaligus sebagai wadah berhimpunnya ilmuwan terutama bidang botani di Indonesia secara terorganisasi pada zaman itu (1880-1905).
Berawal dari Kebun Raya Bogor ini maka lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894).
Setelah kemerdekaan, tahun 1949 ‘s Lands Plantentiun te Buitenzorg berganti nama menjadi Jawatan Penyelidikan Alam, kemudian menjadi Lembaga Pusat Penyelidikan Alam (LLPA) yang untuk pertama kalinya dikelola dan dipimpin oleh bangsa Indonesia, Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo.
Pada waktu itu, LPPA punya 6 anak lembaga, yaitu Bibliotheca Bogoriensis, Hortus Botanicus Bogoriensis, Herbarium Bogoriensis, Treub Laboratorium, Musium Zoologicum Bogoriensis dan Laboratorium Penyelidikan Laut.
Berdasarkan literasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), usia kebun botani yang memiliki 87 hektare itu dihitung ketika Gubernur Jenderal Belanda, Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen, mendirikannya pada 18 Mei 1817.
Sejak 2018 hingga saat ini Kebun Raya Bogor didorong dan telah masuk dalam daftar Sementara Warisan Dunia atau Tentative List UNESCOWorld Heritage Site.
Dalam laman itu, juga tercatat, awalnya Kebun Raya Bogor hanya digunakan sebagai kebun percobaan bagi tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan di Hindia Belanda.
Baca Juga
Namun, pada perkembangannya pendirian Kebun Raya Bogor nyatanya mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia, sekaligus sebagai wadah berhimpunnya ilmuwan terutama bidang botani di Indonesia secara terorganisasi pada zaman itu (1880-1905).
Berawal dari Kebun Raya Bogor ini maka lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894).
Setelah kemerdekaan, tahun 1949 ‘s Lands Plantentiun te Buitenzorg berganti nama menjadi Jawatan Penyelidikan Alam, kemudian menjadi Lembaga Pusat Penyelidikan Alam (LLPA) yang untuk pertama kalinya dikelola dan dipimpin oleh bangsa Indonesia, Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo.
Pada waktu itu, LPPA punya 6 anak lembaga, yaitu Bibliotheca Bogoriensis, Hortus Botanicus Bogoriensis, Herbarium Bogoriensis, Treub Laboratorium, Musium Zoologicum Bogoriensis dan Laboratorium Penyelidikan Laut.
Lihat Juga :
tulis komentar anda