Viral! Jasa Bully Medsos Dikelola Mahasiswa Psikologi Cumlaude, Begini Detail Layanannya
Kamis, 21 Oktober 2021 - 14:15 WIB
6. Report dalam bentuk excel
7. Buzzerindonesia.com dengan basic mahasiswa/i psikolog universitas ternama, predikat cumlaude
8. identitas aman 10000%
9. Bisa identitas akun (usia, gender, kampus, dll)
10. Buzzer profesional yang menyerang tanpa menyentuh hal-hal yang sensitif dan yang melanggar undang-undang.
Setelah isu ini 'dirujak' di Twitter, banyak netizen memberikan komentarnya. Kebanyakan merasa luar biasa karena benar-benar pekerjaan buzzer itu ada dan selebihnya memberikan komentar lucu ala netizen.
"Mau daftar, tapi enggak cumlaude," kata @denisan*****.
"Anjir psikolog cumlaude bisa-bisanya. Padahal belajar masalah penanganan mental, tapi malah nyari cuan dengan ngejatuhin mental orang," komen @bunnybic***.
"Belajar psikologi bertahun-tahun, salah satunya belajar untuk paham namanya empati. Ini malah yang kurang empati dengan jadi buzzer dan ngejatuhin mental korban. Meskipun ada unsur tricky-nya, ya, tapi aneh saja kalau sampai beneran ada anak psikologi yang ikut ngelibatin dirinya," ujar @Dewaanan***.
"Pernah enggak sih orang-orang buzzer itu rebahan terus narik napas panjang gitu terus self reflection kayak 'kenapa gua jadi buzzer?'," tulis @bluefa***.
"Ada-ada saja kelakuan masyarakat Hindia Belanda," celetuk @indomiegor****.
7. Buzzerindonesia.com dengan basic mahasiswa/i psikolog universitas ternama, predikat cumlaude
8. identitas aman 10000%
9. Bisa identitas akun (usia, gender, kampus, dll)
10. Buzzer profesional yang menyerang tanpa menyentuh hal-hal yang sensitif dan yang melanggar undang-undang.
Setelah isu ini 'dirujak' di Twitter, banyak netizen memberikan komentarnya. Kebanyakan merasa luar biasa karena benar-benar pekerjaan buzzer itu ada dan selebihnya memberikan komentar lucu ala netizen.
"Mau daftar, tapi enggak cumlaude," kata @denisan*****.
"Anjir psikolog cumlaude bisa-bisanya. Padahal belajar masalah penanganan mental, tapi malah nyari cuan dengan ngejatuhin mental orang," komen @bunnybic***.
"Belajar psikologi bertahun-tahun, salah satunya belajar untuk paham namanya empati. Ini malah yang kurang empati dengan jadi buzzer dan ngejatuhin mental korban. Meskipun ada unsur tricky-nya, ya, tapi aneh saja kalau sampai beneran ada anak psikologi yang ikut ngelibatin dirinya," ujar @Dewaanan***.
"Pernah enggak sih orang-orang buzzer itu rebahan terus narik napas panjang gitu terus self reflection kayak 'kenapa gua jadi buzzer?'," tulis @bluefa***.
"Ada-ada saja kelakuan masyarakat Hindia Belanda," celetuk @indomiegor****.
tulis komentar anda