Penuhi Semua Kebutuhan Nutrisi, Kunci Puasa Aman di Tengah Pandemi
Rabu, 22 April 2020 - 14:05 WIB
JAKARTA - Tinggal dalam hitungan hari umat Islam di seluruh dunia bakal menjalankan puasa Ramadhan. Namun, puasa di tengah pandemi COVID-19 membuat segelintir orang merasa khawatir.
Terkait hal itu, para ahli menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang harus dipersiapkan ketika ingin berpuasa di tengah pandemi. Salah satunya adalah menjaga kesehatan tubuh.
Dijelaskan dr. Meta Hanindita, Sp.A(K), menjaga kesehatan tubuh bisa dilakukan dengan memenuhi kebutuhan nutrisi seimbang sehingga daya tahan tubuh tetap prima, sehat, dan dapat menjalankan puasa Ramadhan hingga akhir.
"Jadi selama dalam keadaan sehat, walaupun puasa, tetap terpenuhi semua kebutuhan nutrisi kita. Jangan terlalu khawatir. Insya Allah daya tahan tubuh kita juga tetap oke. Jadi saat pandemi maupun pada saat tidak pandemi, puasa masih berjalan dengan lancar," jelas dr. Meta saat Instagram Live "Cukupi Asupan Nutrisi si Kecil saat Puasa", kemarin (21/4).
Pada dasarnya, puasa didefinisikan sebagai tidak memasukkan makanan atau minuman sejak imsak sampai dengan waktu berbuka puasa. Di Indonesia, puasa dijalankan kurang lebih 10-12 jam.
"Perlu diketahui bahwa makanan yang kita makan saat ini sebetulnya bisa mempertahankan kadar gula darah sampai empat jam ke depan. Kemudian, setelah empat jam, kalau tidak ada lagi makanan yang masuk, tubuh ini akan memecah cadangan yang ada di hati," kata dr. Meta.
"Setelah 16 jam, tubuh baru memecah lemak dan protein untuk mempertahankan kadar gula darah dan juga mempertahankan metabolisme tubuh. Yang berbahaya adalah apabila puasa terlalu lama, sehingga ada fase kelaparan. Kalau 10-12 jam tentu tidak berbahaya," lanjutnya.
Di sisi lain, berbagai penelitian yang ada menunjukkan bahwa puasa tidak hanya mendapatkan pahala, tapi juga memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan.
"Penelitian menunjukkan manfaat puasa di kalangan orang dewasa karena tidak wajib untuk anak-anak yang belum akil baligh. Manfaat kesehatan menurut penelitian untuk orang dewasa atau remaja," pungkas dr. Meta.
Terkait hal itu, para ahli menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang harus dipersiapkan ketika ingin berpuasa di tengah pandemi. Salah satunya adalah menjaga kesehatan tubuh.
Dijelaskan dr. Meta Hanindita, Sp.A(K), menjaga kesehatan tubuh bisa dilakukan dengan memenuhi kebutuhan nutrisi seimbang sehingga daya tahan tubuh tetap prima, sehat, dan dapat menjalankan puasa Ramadhan hingga akhir.
"Jadi selama dalam keadaan sehat, walaupun puasa, tetap terpenuhi semua kebutuhan nutrisi kita. Jangan terlalu khawatir. Insya Allah daya tahan tubuh kita juga tetap oke. Jadi saat pandemi maupun pada saat tidak pandemi, puasa masih berjalan dengan lancar," jelas dr. Meta saat Instagram Live "Cukupi Asupan Nutrisi si Kecil saat Puasa", kemarin (21/4).
Pada dasarnya, puasa didefinisikan sebagai tidak memasukkan makanan atau minuman sejak imsak sampai dengan waktu berbuka puasa. Di Indonesia, puasa dijalankan kurang lebih 10-12 jam.
"Perlu diketahui bahwa makanan yang kita makan saat ini sebetulnya bisa mempertahankan kadar gula darah sampai empat jam ke depan. Kemudian, setelah empat jam, kalau tidak ada lagi makanan yang masuk, tubuh ini akan memecah cadangan yang ada di hati," kata dr. Meta.
"Setelah 16 jam, tubuh baru memecah lemak dan protein untuk mempertahankan kadar gula darah dan juga mempertahankan metabolisme tubuh. Yang berbahaya adalah apabila puasa terlalu lama, sehingga ada fase kelaparan. Kalau 10-12 jam tentu tidak berbahaya," lanjutnya.
Di sisi lain, berbagai penelitian yang ada menunjukkan bahwa puasa tidak hanya mendapatkan pahala, tapi juga memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan.
"Penelitian menunjukkan manfaat puasa di kalangan orang dewasa karena tidak wajib untuk anak-anak yang belum akil baligh. Manfaat kesehatan menurut penelitian untuk orang dewasa atau remaja," pungkas dr. Meta.
(tsa)
tulis komentar anda