Efek Virus Corona pada Otak Dapat Menyebabkan Kebingungan, Kejang dan Stroke

Jum'at, 05 Juni 2020 - 19:08 WIB
Sebuah pola muncul di antara pasien virus corona yang tiba di rumah sakit di New York. Selain demam, dan sesak napas, mereka sangat bingung, sampai tidak tahu keberadaannya. Foto/Istimewa.
JAKARTA - Sebuah pola muncul di antara pasien virus corona atau COVID-19 yang tiba di rumah sakit di New York, Amerika Serikat. Selain demam, batuk dan sesak napas, beberapa di antara mereka sangat bingung, sampai-sampai tidak tahu di mana mereka berada atau tahun berapa saat ini.

Kondisi ini terkait dengan kadar oksigen yang rendah dalam darah, tetapi pada pasien tertentu kebingungan tampaknya tidak proporsional dengan bagaimana paru-paru mereka.

Jennifer Frontera, ahli saraf di rumah sakit NYU Langone Brooklyn melihat pasien-pasien tersebut yang meningkatkan kekhawatiran tentang dampak virus corona pada otak dan sistem saraf.



Menurut Jennifer, sebagian besar orang saat ini sudah mengenal tanda pernapasan penyakit COVID-19 yang telah menginfeksi lebih dari jutaan orang di seluruh dunia. Tetapi tanda-tanda lainnya tidak biasa muncul dalam laporan baru.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association pekan lalu menemukan 36,4% dari 214 pasien China memiliki gejala neurologis mulai dari kehilangan bau dan nyeri saraf hingga kejang dan stroke.

Sebuah makalah di New England Journal of Medicine memeriksa 58 pasien di Strasbourg, Prancis dan menemukan bahwa lebih dari setengahnya bingung atau gelisah, dengan pencitraan otak yang menunjukkan peradangan. (Baca juga: Memilih Makanan Sehat Saat Pandemi, Brokoli Udang Saus Tiram ).

"Anda telah mendengar bahwa ini adalah masalah pernapasan, tetapi juga mempengaruhi apa yang paling kita pedulikan, otak. Jika Anda menjadi bingung, jika Anda memiliki masalah dalam berpikir, itu adalah alasan untuk mencari bantuan medis," kata Andrew Josephson, ketua departemen neurologi di University of California, San Francisco seperti dilansir dari Times Now News.

Tidak sepenuhnya mengejutkan bagi para ilmuwan bahwa coronavirus dapat berdampak pada otak dan sistem saraf, karena ini telah ditunjukkan dalam virus lain, termasuk HIV, yang dapat menyebabkan penurunan kognitif jika tidak diobati.

Michel Toledano, seorang ahli saraf di Mayo Clinic, Minnesota menjelaskan bahwa virus mempengaruhi otak dalam satu dari dua cara utama. Salah satunya adalah dengan memicu respon imun abnormal yang dikenal sebagai badai sitokin yang menyebabkan peradangan otak yang disebut autoimun ensefalitis.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More