KPI Ingatkan Pentingnya Peningkatan Literasi Media di Tengah Masyarakat
Rabu, 17 November 2021 - 12:54 WIB
JAKARTA - Kemunculan era digital dengan berbagai arus informasi, baik dari media konvensional seperti televisi, radio, dan media cetak ataupun media baru semisal internet dan media sosial, harus diimbangi dengan kapasitas literasi media yang kuat.
Kapasitas literasi media yang dimaksud yaitu kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, serta mengomunikasikan informasi dalam berbagai bentuk media.
"Dengan demikian masyarakat tidak perlu tersesat dalam belantara informasi, juga tidak jatuh dalam jebakan hoax, ujaran kebencian, ajakan kekerasan, ataupun konten porno yang kerap kali hadir sebagai sebuah residu dari melimpahnya informasi," ujar Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Bidang Kelembagaan Hardly Stefano Pariela dalam Gerakan Literasi Sejuta Pemirsa (GLSP) Sorong, Papua Barat, secara virtual pada Rabu (17/11/2021).
Hardly Stefano menambahkan, hingga saat ini mayoritas masyarakat Indonesia masih menonton televisi baik melalui siaran free to air (FTA) maupun televisi berlangganan (Pay TV).
Lebih lanjut, meski sebagian besar mulai beralih menggunakan internet, akan tetapi televisi masih menjadi media yang menjadi sumber rujukan bagi masyarakat.
Hardly Stefano menjelaskan, agenda migrasi siaran televisi digital pada 2 November 2022 bakal menghadirkan saluran-saluran televisi yang semakin banyak dari jumlah yang ada sekarang.
"Di sisi lain, perkembangan internet pun telah menghadirkan disrupsi informasi," kata Hardly Stefano.
"Setiap orang berkesempatan menjadi produsen informasi yang dapat diakses oleh jutaan penonton," tambahnya.
Kapasitas literasi media yang dimaksud yaitu kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, serta mengomunikasikan informasi dalam berbagai bentuk media.
Baca Juga
"Dengan demikian masyarakat tidak perlu tersesat dalam belantara informasi, juga tidak jatuh dalam jebakan hoax, ujaran kebencian, ajakan kekerasan, ataupun konten porno yang kerap kali hadir sebagai sebuah residu dari melimpahnya informasi," ujar Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Bidang Kelembagaan Hardly Stefano Pariela dalam Gerakan Literasi Sejuta Pemirsa (GLSP) Sorong, Papua Barat, secara virtual pada Rabu (17/11/2021).
Hardly Stefano menambahkan, hingga saat ini mayoritas masyarakat Indonesia masih menonton televisi baik melalui siaran free to air (FTA) maupun televisi berlangganan (Pay TV).
Lebih lanjut, meski sebagian besar mulai beralih menggunakan internet, akan tetapi televisi masih menjadi media yang menjadi sumber rujukan bagi masyarakat.
Hardly Stefano menjelaskan, agenda migrasi siaran televisi digital pada 2 November 2022 bakal menghadirkan saluran-saluran televisi yang semakin banyak dari jumlah yang ada sekarang.
"Di sisi lain, perkembangan internet pun telah menghadirkan disrupsi informasi," kata Hardly Stefano.
"Setiap orang berkesempatan menjadi produsen informasi yang dapat diakses oleh jutaan penonton," tambahnya.
tulis komentar anda