Metode Sunat Laser, Ketahui Ini Risikonya
Kamis, 18 November 2021 - 10:55 WIB
JAKARTA - Ada beragam metode sunat yang kita kenal, salah satunya metode laser. Tapi, tahukah Anda apa saja risiko dari metode tersebut?
Sunat laser merupakan metode yang menggunakan energi panas pada alat elektrokauter, yaitu alat yang menyerupai solder. Pada ujung kauter terdapat besi yang dipanaskan dengan tenaga listrik. Besi inilah yang kemudian digunakan untuk memotong preputium (kulup penis). Jadi, anggapan bahwa sunat dengan metode ini menggunakan energi cahaya (laser) tidaklah tepat.
Menurut Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia Prof. Andi Asadul Islam, belum ada penelitian khusus yang menjelaskan tentang indikasi untuk sunat laser. Selain itu, metode ini ternyata memiliki beberapa risiko seperti kepala penis terpotong, cedera pada kelenjar penis/uretra, dan luka bakar.
Sementara menurut Dokter Spesialis Urologi dr. Arry Rodjani, Sp.U.(K), WHO sendiri telah merekomendasikan bahwa sunat harus dilakukan oleh tenaga yang terlatih dan kompeten untuk mencegah cedera akibat teknik sunat yang salah.
"Beberapa studi sudah tidak menganjurkan sunat laser untuk dilakukan," katanya melalui keterangan tertulis, Kamis (18/11/2021).
Untuk diketahui, pada penggunaan kauter yang telah dipanaskan, arus listrik akan langsung menuju ke jaringan penis. Dan apabila preputium dipotong dengan kauter, hal itu juga dapat menyebabkan total phallic loss atau gangguan saraf yang parah karena adanya kontak antara kauter dan clamp.
Sunat laser merupakan metode yang menggunakan energi panas pada alat elektrokauter, yaitu alat yang menyerupai solder. Pada ujung kauter terdapat besi yang dipanaskan dengan tenaga listrik. Besi inilah yang kemudian digunakan untuk memotong preputium (kulup penis). Jadi, anggapan bahwa sunat dengan metode ini menggunakan energi cahaya (laser) tidaklah tepat.
Menurut Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia Prof. Andi Asadul Islam, belum ada penelitian khusus yang menjelaskan tentang indikasi untuk sunat laser. Selain itu, metode ini ternyata memiliki beberapa risiko seperti kepala penis terpotong, cedera pada kelenjar penis/uretra, dan luka bakar.
Sementara menurut Dokter Spesialis Urologi dr. Arry Rodjani, Sp.U.(K), WHO sendiri telah merekomendasikan bahwa sunat harus dilakukan oleh tenaga yang terlatih dan kompeten untuk mencegah cedera akibat teknik sunat yang salah.
"Beberapa studi sudah tidak menganjurkan sunat laser untuk dilakukan," katanya melalui keterangan tertulis, Kamis (18/11/2021).
Untuk diketahui, pada penggunaan kauter yang telah dipanaskan, arus listrik akan langsung menuju ke jaringan penis. Dan apabila preputium dipotong dengan kauter, hal itu juga dapat menyebabkan total phallic loss atau gangguan saraf yang parah karena adanya kontak antara kauter dan clamp.
(tsa)
tulis komentar anda