Pakar Kesehatan Beberkan Fakta Omicron: Bisa Mengalami Perburukan Juga
Jum'at, 07 Januari 2022 - 23:55 WIB
JAKARTA - Pakar Kesehatan sekaligus Dokter Relawan Covid-19 , dr. Muhamad Fajri Adda'i, mengingatkan akan potensi Omicron yang bisa berubah menjadi serius di masa depan. Ia meminta masyarakat Indonesia mengambil contoh dari kasus yang terjadi di Amerika Serikat (AS) saat ini.
"Iya secara umum Omicron gejalanya ringan, tapi kan tidak semuanya 100 persen ringan. Buktinya kan ada juga yang berat. Di Amerika contohnya sudah ada 100 ribu lebih orang yang terinfeksi," kata dr. Fajri, ketika dihubungi MNC Portal, Jumat (7/1/2022).
Lebih lanjut, dr. Fajri mengatakan bahwa di AS kasus positif per hari bisa lebih dari satu juta. Dan terbukti bahwa Omicron ternyata lebih serius daripada varian Delta. Fakta lain yang perlu diketahui adalah, jumlah pasien yang di rawat inap mencapai 100 ribu lebih.
"Padahal jumlah virus yang menyerang Amerika, 95 persen lebih adalah varian Omicron. Itu berdasarkan data seminggu terakhir dari CDC. Artinya Omicron bisa saja jadi lebih berat," lanjutnya.
Ia menambahkan bahwa dari 100 ribu kasus Covid-19 yang dirawat inap mungkin tidak semuanya disebabkan karena varian Omicron. Tapi dari jumlah itu dipastikan ada kasus Omicron.
"Karena lebih dari 90 persen. Jadi intinya Omicron secara lebih umum mungkin bisa lebih ringan, tapi tetap aja semakin banyak kasus meningkat bisa mengalami perburukan juga," tuntasnya.
"Iya secara umum Omicron gejalanya ringan, tapi kan tidak semuanya 100 persen ringan. Buktinya kan ada juga yang berat. Di Amerika contohnya sudah ada 100 ribu lebih orang yang terinfeksi," kata dr. Fajri, ketika dihubungi MNC Portal, Jumat (7/1/2022).
Lebih lanjut, dr. Fajri mengatakan bahwa di AS kasus positif per hari bisa lebih dari satu juta. Dan terbukti bahwa Omicron ternyata lebih serius daripada varian Delta. Fakta lain yang perlu diketahui adalah, jumlah pasien yang di rawat inap mencapai 100 ribu lebih.
"Padahal jumlah virus yang menyerang Amerika, 95 persen lebih adalah varian Omicron. Itu berdasarkan data seminggu terakhir dari CDC. Artinya Omicron bisa saja jadi lebih berat," lanjutnya.
Ia menambahkan bahwa dari 100 ribu kasus Covid-19 yang dirawat inap mungkin tidak semuanya disebabkan karena varian Omicron. Tapi dari jumlah itu dipastikan ada kasus Omicron.
"Karena lebih dari 90 persen. Jadi intinya Omicron secara lebih umum mungkin bisa lebih ringan, tapi tetap aja semakin banyak kasus meningkat bisa mengalami perburukan juga," tuntasnya.
(hri)
tulis komentar anda