Viral! Jenazah Guru Ngaji di Subang Masih Utuh dan Harum Usai 17 Tahun Dikubur
Senin, 17 Januari 2022 - 10:33 WIB
JAKARTA - Jenazah guru ngaji di Subang , Jawa Barat masih utuh dan mengeluarkan aroma harum usai 17 tahun dikubur. Kisah jenazah guru ngaji ini pun viral di media sosial usai videonya dibagikan akun TikTok Official iNews.
Dari video yang dibagikan, terlihat kain kafan, kulit, daging hingga kerangka guru ngaji bernama Muhdia itu masih utuh. Hal ini pun dibenarkan oleh oleh warga dan penggali kubur.
Meski kulit jenazah cenderung kering, namun tidak menimbulkan bau busuk. Ace Kosasih selaku penggali kubur mengatakan bahwa jenazah tersebut mengeluarkan aroma yang harum, berbeda dengan jenazah yang sudah dimakamkan belasan tahun.
"Masih utuh. Tangannya masih gini (bersedekap), masih keras, kulitnya masih ada. Cuma (kulitnya) kering, kayak (diberi) air keras," kata Ace dikutip Senin (17/1/2022).
Diketahui pembongakran makam bertujuan untuk dipindahkan ke area lebih layak lantaran berada di dekat kandang ternak. Terlebih semasa hidupnya, guru ngaji tersebut cukup dihormati oleh penduduk setempat.
Di sisi lain, diketahui bahwa guru ngaji itu meninggal dunia setelah selesai sholat Ashar di usia 65 tahun. Semasa hidupnya, ia pun dikenal rajin beribadah, pribadinya baik, dan jadi salah satu tokoh di kampung tersebut.
Salah satu muridnya, Ujang Adung mengatakan, semasa hidupnya guru ngajinya itu lebih banyak menghabiskan waktu di masjid. Bukan hanya sekadar sholat, ia mengabdikan hidupnya untuk mengajar ngaji anak-anak.
"Ngajar ngaji anak-anak, dari generasi ke generasi dari mulai bapak saya sendiri, sampai saya sendiri pernah digurui ngaji sama almarhum," jelas Ujang.
Dari video yang dibagikan, terlihat kain kafan, kulit, daging hingga kerangka guru ngaji bernama Muhdia itu masih utuh. Hal ini pun dibenarkan oleh oleh warga dan penggali kubur.
Meski kulit jenazah cenderung kering, namun tidak menimbulkan bau busuk. Ace Kosasih selaku penggali kubur mengatakan bahwa jenazah tersebut mengeluarkan aroma yang harum, berbeda dengan jenazah yang sudah dimakamkan belasan tahun.
"Masih utuh. Tangannya masih gini (bersedekap), masih keras, kulitnya masih ada. Cuma (kulitnya) kering, kayak (diberi) air keras," kata Ace dikutip Senin (17/1/2022).
Diketahui pembongakran makam bertujuan untuk dipindahkan ke area lebih layak lantaran berada di dekat kandang ternak. Terlebih semasa hidupnya, guru ngaji tersebut cukup dihormati oleh penduduk setempat.
Di sisi lain, diketahui bahwa guru ngaji itu meninggal dunia setelah selesai sholat Ashar di usia 65 tahun. Semasa hidupnya, ia pun dikenal rajin beribadah, pribadinya baik, dan jadi salah satu tokoh di kampung tersebut.
Salah satu muridnya, Ujang Adung mengatakan, semasa hidupnya guru ngajinya itu lebih banyak menghabiskan waktu di masjid. Bukan hanya sekadar sholat, ia mengabdikan hidupnya untuk mengajar ngaji anak-anak.
"Ngajar ngaji anak-anak, dari generasi ke generasi dari mulai bapak saya sendiri, sampai saya sendiri pernah digurui ngaji sama almarhum," jelas Ujang.
Baca Juga
(dra)
Lihat Juga :
tulis komentar anda