WHO Sebut Anak-anak dan Remaja Tidak Butuh Vaksin Booster
Jum'at, 21 Januari 2022 - 10:40 WIB
JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa anak-anak dan remaja tidak membutuhkan vaksin booster Covid-19 . Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengatakan belum ada bukti kuat yang menunjukkan anak-anak dan remaja memerlukan vaksin booster .
"Tidak ada bukti saat ini bahwa anak-anak yang sehat atau remaja yang sehat membutuhkan vaksin booster. Tidak ada bukti sama sekali," kata Soumya dikutip dari Fox News, Jumat (21/1/2022).
Sebuah panel akan bertemu akhir pekan ini untuk mempertimbangkan pertanyaan tentang bagaimana negara harus memberikan booster. Soumya menjelaskan bahwa pertemuan itu bertujuan untuk mengurangi kematian.
Vaksin booster banyak diberikan oleh beberapa negara dengan harapan mengurangi keparahan penyakit dan kematian. Namun, WHO belum sepenuhnya mengizinkan saat masih ada negara miskin yang belum sepenuhnya tercukupi ketersediaan vaksinnya.
"Untuk saat ini, vaksin booster hanya diberikan dengan alasan mengurangi tingkat kematian. Alasan Omicron juga banyak diajukan, karena beberapa vaksin menunjukkan pengurangan kemanjuran terhadap infeksi," jelas Swaminathan.
Informasi penurunan efektivitas vaksin dalam waktu tertentu dan sedikit penurunan dalam perlindungan adalah pertimbangan yang harus dipikirkan, terlebih jika ingin melindungi kelompok rentan yang berisiko tinggi terkena penyakit parah dan kematian.
Di Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA) telah mengizinkan booster vaksin Pfizer-BioNTech untuk penggunaan darurat pada anak-anak berusia 12 tahun.
FDA juga mengumumkan di awal bulan bahwa orang yang berusia 12 tahun ke atas bisa mendapatkan suntikan booster Pfizer setelah 5 bulan, dibandingkan dengan interval 6 bulan sebelumnya.
"Tidak ada bukti saat ini bahwa anak-anak yang sehat atau remaja yang sehat membutuhkan vaksin booster. Tidak ada bukti sama sekali," kata Soumya dikutip dari Fox News, Jumat (21/1/2022).
Sebuah panel akan bertemu akhir pekan ini untuk mempertimbangkan pertanyaan tentang bagaimana negara harus memberikan booster. Soumya menjelaskan bahwa pertemuan itu bertujuan untuk mengurangi kematian.
Vaksin booster banyak diberikan oleh beberapa negara dengan harapan mengurangi keparahan penyakit dan kematian. Namun, WHO belum sepenuhnya mengizinkan saat masih ada negara miskin yang belum sepenuhnya tercukupi ketersediaan vaksinnya.
"Untuk saat ini, vaksin booster hanya diberikan dengan alasan mengurangi tingkat kematian. Alasan Omicron juga banyak diajukan, karena beberapa vaksin menunjukkan pengurangan kemanjuran terhadap infeksi," jelas Swaminathan.
Informasi penurunan efektivitas vaksin dalam waktu tertentu dan sedikit penurunan dalam perlindungan adalah pertimbangan yang harus dipikirkan, terlebih jika ingin melindungi kelompok rentan yang berisiko tinggi terkena penyakit parah dan kematian.
Di Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA) telah mengizinkan booster vaksin Pfizer-BioNTech untuk penggunaan darurat pada anak-anak berusia 12 tahun.
FDA juga mengumumkan di awal bulan bahwa orang yang berusia 12 tahun ke atas bisa mendapatkan suntikan booster Pfizer setelah 5 bulan, dibandingkan dengan interval 6 bulan sebelumnya.
Baca Juga
(dra)
Lihat Juga :
tulis komentar anda