Ini Alasan Hari Valentine Identik dengan Cokelat, Jadi Persembahan Dewa
Senin, 14 Februari 2022 - 09:55 WIB
JAKARTA - Hari Valentine identik dengan cokelat . Biasanya cokelat yang dijadikan simbol kasih sayang ini diberikan kepada orang terkasih untuk merayakan Hari Valentine yang jatuh setiap 14 Februari.
Dilansir dari Royal Examiner, Senin (14/2/2022) kehadiran cokelat di Hari Valentine sudah ada sejak zaman suku Maya. Cokelat dan cinta seperti dua hal yang tak terpisahkan.
Di mana hal tersebut bermula dari kebiasaan suku Maya menyeduh biji kakao (cokelat) di sekitar 500 tahun sebelum masehi. Cokelat kemudian dianggap sebagai persembahan para dewa dan selalu hadir di upacara pernikahan.
Berjalannya waktu, bangsa Eropa mengikuti suku Maya setelah 2.000 tahun setelahnya. Cokelat kemudian selalu ada di Hari Valentine di Eropa. Ini mulai terkenal pada 1861 saat seorang pembuat permen bernama Richard Cadbury berpikir menjual cokelat di Hari Valentine.
Dia mengemasnya dalam kotak berbentuk hati yang dihiasi sekuntum mawar dan gambar cupid atau peri cinta. Itu semua dianggap sebagai simbol romansa populer di kalangan orang Victoria.
Sejak saat itu, perayaan Hari Valentine dengan cokelat, bunga mawar, dan gambar cupid semakin merebak di Eropa dan meluas ke penjuru dunia, termasuk Indonesia.
Dilansir dari Royal Examiner, Senin (14/2/2022) kehadiran cokelat di Hari Valentine sudah ada sejak zaman suku Maya. Cokelat dan cinta seperti dua hal yang tak terpisahkan.
Di mana hal tersebut bermula dari kebiasaan suku Maya menyeduh biji kakao (cokelat) di sekitar 500 tahun sebelum masehi. Cokelat kemudian dianggap sebagai persembahan para dewa dan selalu hadir di upacara pernikahan.
Berjalannya waktu, bangsa Eropa mengikuti suku Maya setelah 2.000 tahun setelahnya. Cokelat kemudian selalu ada di Hari Valentine di Eropa. Ini mulai terkenal pada 1861 saat seorang pembuat permen bernama Richard Cadbury berpikir menjual cokelat di Hari Valentine.
Dia mengemasnya dalam kotak berbentuk hati yang dihiasi sekuntum mawar dan gambar cupid atau peri cinta. Itu semua dianggap sebagai simbol romansa populer di kalangan orang Victoria.
Sejak saat itu, perayaan Hari Valentine dengan cokelat, bunga mawar, dan gambar cupid semakin merebak di Eropa dan meluas ke penjuru dunia, termasuk Indonesia.
(dra)
tulis komentar anda