Kemampuan Leadership Voice Jadi Solusi Generasi Muda agar Makin Didengar
Selasa, 05 April 2022 - 13:00 WIB
JAKARTA - Public speaking dirujuk sebagai salah satu kemampuan penting yang wajib dikuasai generasi muda agar mampu bersaing di era modern. Kemampuan ini digunakan untuk menyampaikan gagasan agar dapat tersampaikan dengan baik dan tepat sasaran.
Di tengah kemajuan teknologi informasi saat ini, teknik public speaking juga harus berkembang dan adaptif seiring munculnya berbagai media komunikasi digital.
Menurut praktisi komunikasi Cornelia Laksmi Dewi Supama, praktik public speaking melalui teknologi komunikasi digital memiliki tantangan tersendiri mengingat audiens yang semakin beragam dan tersebar di berbagai tempat.
Dalam materi yang dibawakannya di pelatihan Leadership Development Beswan Djarum 2021/2022, Laksmi mengatakan, diperlukan kecakapan atau soft skill tambahan lain untuk menunjang kemampuan melakukan public speaking secara digital.
“Teknologi komunikasi seperti Zoom, Google Meet, Microsoft Teams, dan aplikasi video conference lainnya sudah tidak asing kita gunakan. Saat kita melakukan diskusi atau presentasi melalui media tersebut, sebetulnya kita juga sedang melakukan public speaking. Namun bagi banyak orang, public speaking secara digital ini juga merupakan tantangan tersendiri. Minimnya interaksi dengan audiens dapat membuat pesan yang dibagikan tidak dapat dipahami dengan baik,” ungkap Laksmi.
Laksmi menjelaskan, berbagai hambatan dapat muncul saat seseorang melakukan public speaking, baik secara langsung maupun melalui media digital seperti gugup dan hilang fokus saat menyampaikan materi. Untuk mengatasi hambatan tersebut, diperlukan kecakapan yang dinamakan leadership voice.
“Leadership voice adalah cara seorang pembicara atau narasumber untuk menyampaikan ide dan gagasannya kepada para audiens. Leadership voice menjadi refleksi dari gagasan dan ide yang kita miliki. Agar gagasan dan ide kita itu dapat diterima dengan baik oleh para audiens, kita harus mampu menyampaikannya dengan jelas, lugas, terstruktur dan persuasif,” tuturnya.
Untuk memiliki leadership voice yang mumpuni, seseorang harus mampu mengasah inner dan outer confidence yang dimilikinya. Inner confidence fokus kepada penguasaan konten gagasan serta ide yang ingin disampaikan.
Sementara outer confidence berfokus kepada hal-hal yang dapat dilihat oleh orang lain yaitu artikulasi dan tempo saat berbicara, eye contact dengan audiens, gestur badan dan ekspresi yang kita tunjukkan serta pakaian yang kita gunakan.
Di tengah kemajuan teknologi informasi saat ini, teknik public speaking juga harus berkembang dan adaptif seiring munculnya berbagai media komunikasi digital.
Menurut praktisi komunikasi Cornelia Laksmi Dewi Supama, praktik public speaking melalui teknologi komunikasi digital memiliki tantangan tersendiri mengingat audiens yang semakin beragam dan tersebar di berbagai tempat.
Dalam materi yang dibawakannya di pelatihan Leadership Development Beswan Djarum 2021/2022, Laksmi mengatakan, diperlukan kecakapan atau soft skill tambahan lain untuk menunjang kemampuan melakukan public speaking secara digital.
“Teknologi komunikasi seperti Zoom, Google Meet, Microsoft Teams, dan aplikasi video conference lainnya sudah tidak asing kita gunakan. Saat kita melakukan diskusi atau presentasi melalui media tersebut, sebetulnya kita juga sedang melakukan public speaking. Namun bagi banyak orang, public speaking secara digital ini juga merupakan tantangan tersendiri. Minimnya interaksi dengan audiens dapat membuat pesan yang dibagikan tidak dapat dipahami dengan baik,” ungkap Laksmi.
Laksmi menjelaskan, berbagai hambatan dapat muncul saat seseorang melakukan public speaking, baik secara langsung maupun melalui media digital seperti gugup dan hilang fokus saat menyampaikan materi. Untuk mengatasi hambatan tersebut, diperlukan kecakapan yang dinamakan leadership voice.
“Leadership voice adalah cara seorang pembicara atau narasumber untuk menyampaikan ide dan gagasannya kepada para audiens. Leadership voice menjadi refleksi dari gagasan dan ide yang kita miliki. Agar gagasan dan ide kita itu dapat diterima dengan baik oleh para audiens, kita harus mampu menyampaikannya dengan jelas, lugas, terstruktur dan persuasif,” tuturnya.
Untuk memiliki leadership voice yang mumpuni, seseorang harus mampu mengasah inner dan outer confidence yang dimilikinya. Inner confidence fokus kepada penguasaan konten gagasan serta ide yang ingin disampaikan.
Sementara outer confidence berfokus kepada hal-hal yang dapat dilihat oleh orang lain yaitu artikulasi dan tempo saat berbicara, eye contact dengan audiens, gestur badan dan ekspresi yang kita tunjukkan serta pakaian yang kita gunakan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda