Podcast Aksi Nyata Partai Perindo: Selain Mahal, Benarkah Sekolah Pilot Itu Rumit?

Senin, 25 April 2022 - 21:35 WIB
Pilot - First Officer, Alfonsus Krisjulianto di Podcast Aksi Nyata Partai Perindo, #DariKamuUntuklndonesia: Milenial Ingin Jadi Pilot?, Senin (25/4/2022). Foto/YouTube Partai Perindo
JAKARTA - Profesi pilot jadi salah satu jenis pekerjaan yang dicita-citakan banyak orang dari dulu, baik laki-laki atau pun wanita.

Menjanjikan penghasilan yang besar, bisa keliling dunia, dan statusnya sebagai profesi elit menjadi satu dari sekian banyak alasan, mengapa profesi ini banyak diminati.

Setara dengan yang hasil yang didapatkan, untuk bisa menjadi pilot profesional, calon pilot harus menempuh pendidikan sekolah khusus pilot selama kurang lebih dua tahun lamanya. Selain mahal, sekolah pilot juga terkenal sulit nan rumit. Benarkah demikian?



Imej ini pun dibenarkan oleh Alfonsus Krisjulianto, Pilot - First Officer salah satu maskapai penerbangan di Indonesia. Setelah menempuh pendidikan sekolah pilot, ia menyadari kalau sekedar pintar akademis saja tidak lah cukup untuk bisa bekerja sebagai pilot komersial profesional.



“Sekolahnya saja kompleks, apalagi waktu tes di maskapainya. Sekolah pilot itu takes times, effort, kesabaran dan mentalitas juga diuji. Bukan hanya lulus dengan nilai bagus dan peringkat tinggi, pintarm itu belum tentu bisa lulus tes sekolah pilot,” cerita Alfonsus ketika gelaran Podcast Aksi Nyata Partai Perindo, #DariKamuUntuklndonesia: Milenial Ingin Jadi Pilot?, Senin (25/4/2022).

Lebih dari sekedar pintar akademis di atas kertas, di sekolah pilot para calon pilot tersebut juga diuji kemampuannya di bidang lain.

“Jadi dites juga psikomotoriknya, psikologisnya. Banyak faktor, bahkan seperti cuaca itu sangat berpengaruh. Umumnya sekolah di sekolah pilot swasta itu 1 sampai 2 tahun tergantung cuaca, kalau cuacanya bagus bisa jadi lebih cepat dalam berbagai proses,” tambahnya.

Tahapan demi tahapan harus dilalui oleh para calon pilot, Alfonsus mengisahkan ketika masih sekolah pilot, ia paling merasa grogi di tahapan ketika harus memenuhi syarat terbang 20 jam.

“At least 20 jam terbang bersama instrukstur kita, sampai akhirnya bisa terbang solo. Tahapan itu harus dilewatin, enggak bisa enggak. Deg-deg’an pasti, selain bawa nyawa diri sendiri, bawa pesawat yang bukan punya kita, dan tanggung jawab ke keluarga juga karena biaya sekolahnya enggak murah,” pungkas Alfonsus.
(hri)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More