Puasa di Saat Pandemi Covid-19 Butuh Asupan Makanan Ini
Sabtu, 25 April 2020 - 17:24 WIB
JAKARTA - Puasa Ramadhan tahun ini terasa berbeda. Adanya pandemi COVID-19 membuat banyak orang khawatir akan kesehatan atau daya tahan tubuh. Karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat menjalani puasa selama pandemi virus corona.
"Puasa memberikan efek medis yang baik bagi kesehatan karena memberikan kesempatan kepada tubuh untuk menjalani metabolisme switch, mengubah penggunaan sumber energi dan memakai simpanan energi yang selama ini disimpan dalam bentuk lemak," kata akademisi dan praktisi gizi, Dr Tirta Prawita Sari, M.Sc., Sp.GK.
"Penggunaan sumber energi yang berbeda ini menjadi salah satu bentuk detoksifikasi yang memberi dampak metabolisme yang berbeda bagi tubuh," lanjutnya.
Seperti halnya ketika dalam kondisi normal, saat puasa konsumsi makanan dengan gizi seimbang sangat diperlukan untuk menjaga imun tubuh terlebih selama pandemi seperti saat ini. Adapun indikator seimbangnya makanan yang dikonsumsi dapat dilihat dari variasi jenis dan warna yang terhidang dalam piring makan.
"Pastikan selalu mengonsumsi protein hewani dan nabati, karbohidrat yang diutamakan mengandung serat tinggi seperti nasi merah, umbi, jagung atau nasi putih yang ditambahkan dengan aneka biji-bijan," jelasnya.
Selain itu, penting juga sumber lemak baik yang bisa diperoleh dari alpukat dan minyak tidak jenuh ganda lainnya. Protein hewani akan mensuplai asam amino yang lengkap dibandingkan dengan protein nabati. Pastikan selalu ada, setidaknya 1- 2 porsi protein hewani. Jenis white meat seperti unggas dan ikan merupakan pilihan terbaik.
"Sebutir telur perhari bisa menjadi alternatif untuk sumber protein berkualitas. Protein fermentasi sangat baik untuk kesehatan saluran cerna. Tahu dan tempe lebih baik dibandingkan kacang kedelai. Yogurt dan keju memiliki kelebihan daripada susu," ungkapnya.
Selain zat gizi makro, zat gizi mikro juga sangat dibutuhkan. Pastikan dipiring ada sayuran dan buah dengan lima warna berbeda menjadi penanda baik bahwa asupan vitamin dan mineral tercukupi. Proses memasak mempengaruhi kualitas dan kuantitas vitamin dan mineral. Hindari proses memasak yang rumit dan menggunakan bahan yang terlalu banyak. "Fokus pada rasa asli sayuran dan masak sesingkat mungkin," tandasnya.
"Puasa memberikan efek medis yang baik bagi kesehatan karena memberikan kesempatan kepada tubuh untuk menjalani metabolisme switch, mengubah penggunaan sumber energi dan memakai simpanan energi yang selama ini disimpan dalam bentuk lemak," kata akademisi dan praktisi gizi, Dr Tirta Prawita Sari, M.Sc., Sp.GK.
"Penggunaan sumber energi yang berbeda ini menjadi salah satu bentuk detoksifikasi yang memberi dampak metabolisme yang berbeda bagi tubuh," lanjutnya.
Seperti halnya ketika dalam kondisi normal, saat puasa konsumsi makanan dengan gizi seimbang sangat diperlukan untuk menjaga imun tubuh terlebih selama pandemi seperti saat ini. Adapun indikator seimbangnya makanan yang dikonsumsi dapat dilihat dari variasi jenis dan warna yang terhidang dalam piring makan.
"Pastikan selalu mengonsumsi protein hewani dan nabati, karbohidrat yang diutamakan mengandung serat tinggi seperti nasi merah, umbi, jagung atau nasi putih yang ditambahkan dengan aneka biji-bijan," jelasnya.
Selain itu, penting juga sumber lemak baik yang bisa diperoleh dari alpukat dan minyak tidak jenuh ganda lainnya. Protein hewani akan mensuplai asam amino yang lengkap dibandingkan dengan protein nabati. Pastikan selalu ada, setidaknya 1- 2 porsi protein hewani. Jenis white meat seperti unggas dan ikan merupakan pilihan terbaik.
"Sebutir telur perhari bisa menjadi alternatif untuk sumber protein berkualitas. Protein fermentasi sangat baik untuk kesehatan saluran cerna. Tahu dan tempe lebih baik dibandingkan kacang kedelai. Yogurt dan keju memiliki kelebihan daripada susu," ungkapnya.
Selain zat gizi makro, zat gizi mikro juga sangat dibutuhkan. Pastikan dipiring ada sayuran dan buah dengan lima warna berbeda menjadi penanda baik bahwa asupan vitamin dan mineral tercukupi. Proses memasak mempengaruhi kualitas dan kuantitas vitamin dan mineral. Hindari proses memasak yang rumit dan menggunakan bahan yang terlalu banyak. "Fokus pada rasa asli sayuran dan masak sesingkat mungkin," tandasnya.
(don)
tulis komentar anda