Klinik Pintar Dukung Pemberdayaan dan Digitalisasi Mitra

Kamis, 23 Juni 2022 - 10:12 WIB
CEO Klinik Pintar Harya Bimo menyatakan Klinik Pintar siap mendukung program transformasi kesehatan Indonesia yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan. Foto/Ist
JAKARTA - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Digital Transformation Office (DTO) beberapa waktu yang lalu mengumumkan target implementasi roadmap transformasi industri kesehatan, termasuk digitalisasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dapat rampung diwujudkan di tahun 2024.

Integrasi sistem dan agregasi data pasien kelak dapat diakses oleh pasien dari setiap puskesmas, klinik, rumah sakit, dan fasilitas kesehatan secara nasional. Namun, realisasi program transformasi ini memiliki tantangannya sendiri, terutama dari kesiapan klinik di berbagai daerah.

CEO Klinik Pintar Harya Bimo menyatakan Klinik Pintar siap mendukung program transformasi kesehatan Indonesia yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan. Klinik swasta sebagai bagian penting dari ekosistem pelayanan kesehatan primer di Indonesia perlu menggunakan teknologi dalam kegiatan usahanya.

“Data kesehatan kita sebagian besar masih belum updated dan tidak konsisten. Pandemi COVID-19 semestinya mengajarkan kita tentang pentingnya digitalisasi terutama di sektor Primary Care sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan, namun sayangnya masih banyak klinik yang belum siap go digital.

"Berbagai tantangan yang dialami klinik seperti pengembangan usaha, akreditasi dan standarisasi layanan membuat digitalisasi klinik semakin sulit dilaksanakan. Maka dari itu, Klinik Pintar hadir memberikan solusi secara menyeluruh tidak hanya melalui digitalisasi, namun juga memberdayakan klinik agar lebih maju melalui jaringan pendukung yang terintegrasi,” ujar Harya Bimo.





Melalui riset yang didapatkan Klinik Pintar di wilayah Pekanbaru, beberapa permasalahan utama yang dihadapi klinik adalah Strategi Pengembangan Bisnis dan Layanan (29,8%), Akreditasi dan Standardisasi Layanan Klinik (19,3%), serta Peningkatan Kualitas SDM Klinik (12,5%). Permasalahan lain yang juga ditemukan antara lain Sistem Pengelolaan Uang dan Perpajakan (8,8%) dan Pengadaan Obat yang Terjangkau (7,1%).

Ketua Asosiasi Klinik (ASKLIN) wilayah Riau dan Pekanbaru dr. Nuzelly Husnedi, MARS mengatakan bahwa berbagai permasalahan yang ada di layanan primer khususnya klinik menjadi concern bersama bagi asosiasi fasilitas kesehatan.

“Klinik sebagai bagian dari layanan primer harus bisa berdaya dari segi sumber daya manusia maupun dari manajerial bisnis. Penguatan layanan primer merupakan faktor penting dalam membangun ekosistem kesehatan di Indonesia. Momentum acara silaturahmi klinik berdaya ini harus dimanfaatkan baik oleh ASKLIN, IDI, Dinas Kesehatan, pemilik dan pengelola klinik, serta seluruh stakeholder kesehatan tingkat pratama di Pekanbaru untuk berbenah dan segera menyiapkan diri untuk digitalisasi dan transformasi industri kesehatan,” jelas dr. Nuzelly dalam acara yang digelar di Hotel Aryaduta Pekanbaru pada Minggu, 12 Juni 2022.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More