Desainer Indonesia Ini Lestarikan Wastra Nusantara Lewat Bordir
Sabtu, 30 Juli 2022 - 23:50 WIB
JAKARTA - Jagantara atau Jaga Warisan Nusantara banyak menghadirkan desainer lokal menunjukkan karya terbaiknya. Salah satunya adalah desainer Nita Senoadji yang terlibat dalam acara Jagantara ini.
Nita menghadirkan koleksi yang mengusung kain wastra Indonesia. Koleksi miliki Nita ini memang cukup berbeda, sebab dia mengangkat motif wastra nusantara yang dia aplikasikan dalam bentuk bordir.
“Saya tertarik terlibat dalam acara ini karena ini cara saya bagimana mempertahankan warisan busana, seni tenun atau wastra Indonesia. Kita ini generasi yang mau mencari generasi penerus untuk membina anak-anak muda supaya mencintai wastra, itu tuhuan saya,” kata Nita di kawasan SCBD, Jakarta Selatan pada Sabtu (30/7/2022).
“Saya mau mewakili kalau wastra ini tidak sedikit. Nggak hanya batik saja tapi tenun daerah. Walau belum semua tapi dalam satu bulan ini bisa mewakili beberapa provinsi dan daerah yang punya wastra tenun atau batik sehingga kita bisa memberikan informasi ke masyarakat, kalau wadah WBI ini untuk melestarikan wastra Indonesia,” sambungnya.
Nita menjelaskan untuk membuat semua koleksinya ini membutuhkan waktu yang sangat panjang. Apalagi dia melakukan proses bordir yang pengerjaannya juga cukup lama.
“Jadi di koleksi ini saya lebih menceritakan tentang wastra itu sendiri. Kaya ada motif lereng, terus ada bunga yang dari NTT dan NTB, ada juga flora dan fauna yang dilestarikan oleh DKI Jakarta dan sudah masuk undang-undang. Jadi kita buat dalam bentuk bordir,” jelas Nita.
“Prosesnya tergantung, karena ada pengerjaan yang membutuhkan proses. 2 minggu satu baju. Kita juga angkat batik anak-anak yang berkebutuhan khusus. Batik corona dari anak-anak itu kita support. Saya wakilkan, saya buat hiasan bordir yang menggambarkan anak-anak, mewakili mereka yang menggambar batk corona ini,” tambahnya.
Nita sendiri salah satu desainer yang memiliki kecintaan tinggi terhadap bordir. Hal itu berawal karena dia melihat para para pengrajin sudah mulai tergeser karena adanya bordir komputer. Hal itu membuat daerah Tasikmalaya dan sekitarnya kehilangan pekerjaan.
Nita menghadirkan koleksi yang mengusung kain wastra Indonesia. Koleksi miliki Nita ini memang cukup berbeda, sebab dia mengangkat motif wastra nusantara yang dia aplikasikan dalam bentuk bordir.
“Saya tertarik terlibat dalam acara ini karena ini cara saya bagimana mempertahankan warisan busana, seni tenun atau wastra Indonesia. Kita ini generasi yang mau mencari generasi penerus untuk membina anak-anak muda supaya mencintai wastra, itu tuhuan saya,” kata Nita di kawasan SCBD, Jakarta Selatan pada Sabtu (30/7/2022).
“Saya mau mewakili kalau wastra ini tidak sedikit. Nggak hanya batik saja tapi tenun daerah. Walau belum semua tapi dalam satu bulan ini bisa mewakili beberapa provinsi dan daerah yang punya wastra tenun atau batik sehingga kita bisa memberikan informasi ke masyarakat, kalau wadah WBI ini untuk melestarikan wastra Indonesia,” sambungnya.
Nita menjelaskan untuk membuat semua koleksinya ini membutuhkan waktu yang sangat panjang. Apalagi dia melakukan proses bordir yang pengerjaannya juga cukup lama.
“Jadi di koleksi ini saya lebih menceritakan tentang wastra itu sendiri. Kaya ada motif lereng, terus ada bunga yang dari NTT dan NTB, ada juga flora dan fauna yang dilestarikan oleh DKI Jakarta dan sudah masuk undang-undang. Jadi kita buat dalam bentuk bordir,” jelas Nita.
“Prosesnya tergantung, karena ada pengerjaan yang membutuhkan proses. 2 minggu satu baju. Kita juga angkat batik anak-anak yang berkebutuhan khusus. Batik corona dari anak-anak itu kita support. Saya wakilkan, saya buat hiasan bordir yang menggambarkan anak-anak, mewakili mereka yang menggambar batk corona ini,” tambahnya.
Nita sendiri salah satu desainer yang memiliki kecintaan tinggi terhadap bordir. Hal itu berawal karena dia melihat para para pengrajin sudah mulai tergeser karena adanya bordir komputer. Hal itu membuat daerah Tasikmalaya dan sekitarnya kehilangan pekerjaan.
tulis komentar anda