Angela Tanoesoedibjo Sebut Digitalisasi Berperan Penting dalam Pertumbuhan Sektor Parekraf
Selasa, 29 November 2022 - 16:06 WIB
JAKARTA - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo mengapresiasi dan memberikan dukungannya terhadap pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia, khususnya dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Melihat kondisi ekonomi digital Indonesia yang meningkat dengan pesat, beberapa tahun belakangan ini. Didukung dengan populasi kita yang muda, produktif, serta akselerasi digital di tengah kehidupan masyarakat, akibat pandemi Covid-19," ungkap Wamenparekraf Angela dalam day 3: Future & Ecosystems (Towards Metaverse, Smart & Safe Nation, Digital Economy & Startup, Future Data Science &AI) secara virtual, Selasa (29/11/2022).
Angela memaparkan bahwa ekonomi digital Indonesia diproyeksikan tumbuh hingga 20 persen dari 2021 hingga 2025 menjadi USD146 miliar. Serta diprediksi akan mencapai USD330 miliar pada 2030 dengan ecommerce sebagai pendorong yang utama.
Lebih lanjut, Angela menyebutkan jika perkembangan ekonomi digital Tanah Air juga dapat dilihat dari total investasi di Indonesia, pada platform digital. Di mana ini merupakan yang terbesar di Asia Tenggara, mencapai sekitar 38,7 persen.
"Tentunya kita juga melihat adanya peluang di sektor-sektor yang bersentuhan langsung dengan masyarakat luas, seperti sektor keuangan, logistik, jasa pengiriman, pariwisata, edukasi, kesehatan dan media," ujar Angela.
Angela juga membeberkan bahwa dari sisi pariwisata maupun dari sisi ekonomi kreatif, digitalisasi juga mempunyai peran sangat penting. Saat ini, sudah dua pertiga dari pendapatan global and tourism market datangnya dari penjualan online. Bahkan hal ini akan diperkirakan mencapai USD691 miliar pada 2026.
"Tren yang sama juga terjadi di Indonesia, didorong faktor permintaan yang meningkat untuk digital tourism, dari wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara," tutur Angela.
Angela menambahkan, begitu pula dengan ekonomi kreatif di masa pandemi masih bisa dilihat beberapa subsektor ekraf Indonesia, yang mana mencatatkan pertumbuhan di bidangnya.
"Karena mereka berada di dalam ekosistem digital seperti subsektor game, konten tv dan radio yang terdigitalisasi serta aplikasi. Sedangkan para pelaku usaha yang bergelut di subsektor ekraf seperti kuliner, fesyen dan kriya masih bisa bertahan di masa pandemi dengan cara go digital," pungkasnya.
"Melihat kondisi ekonomi digital Indonesia yang meningkat dengan pesat, beberapa tahun belakangan ini. Didukung dengan populasi kita yang muda, produktif, serta akselerasi digital di tengah kehidupan masyarakat, akibat pandemi Covid-19," ungkap Wamenparekraf Angela dalam day 3: Future & Ecosystems (Towards Metaverse, Smart & Safe Nation, Digital Economy & Startup, Future Data Science &AI) secara virtual, Selasa (29/11/2022).
Angela memaparkan bahwa ekonomi digital Indonesia diproyeksikan tumbuh hingga 20 persen dari 2021 hingga 2025 menjadi USD146 miliar. Serta diprediksi akan mencapai USD330 miliar pada 2030 dengan ecommerce sebagai pendorong yang utama.
Lebih lanjut, Angela menyebutkan jika perkembangan ekonomi digital Tanah Air juga dapat dilihat dari total investasi di Indonesia, pada platform digital. Di mana ini merupakan yang terbesar di Asia Tenggara, mencapai sekitar 38,7 persen.
"Tentunya kita juga melihat adanya peluang di sektor-sektor yang bersentuhan langsung dengan masyarakat luas, seperti sektor keuangan, logistik, jasa pengiriman, pariwisata, edukasi, kesehatan dan media," ujar Angela.
Angela juga membeberkan bahwa dari sisi pariwisata maupun dari sisi ekonomi kreatif, digitalisasi juga mempunyai peran sangat penting. Saat ini, sudah dua pertiga dari pendapatan global and tourism market datangnya dari penjualan online. Bahkan hal ini akan diperkirakan mencapai USD691 miliar pada 2026.
"Tren yang sama juga terjadi di Indonesia, didorong faktor permintaan yang meningkat untuk digital tourism, dari wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara," tutur Angela.
Angela menambahkan, begitu pula dengan ekonomi kreatif di masa pandemi masih bisa dilihat beberapa subsektor ekraf Indonesia, yang mana mencatatkan pertumbuhan di bidangnya.
"Karena mereka berada di dalam ekosistem digital seperti subsektor game, konten tv dan radio yang terdigitalisasi serta aplikasi. Sedangkan para pelaku usaha yang bergelut di subsektor ekraf seperti kuliner, fesyen dan kriya masih bisa bertahan di masa pandemi dengan cara go digital," pungkasnya.
(nug)
Lihat Juga :
tulis komentar anda