Deteksi Dini Kanker Usus Besar dan Tindakan Pencegahan yang Bisa Dilakukan
Kamis, 01 Desember 2022 - 06:36 WIB
JAKARTA - Kanker usus besar merupakan tumor ganas yang disebabkan oleh perubahan atau mutasi gen pada jaringan usus besar. Namun, penyebab mutasi gen ini belum diketahui secara pasti.
Kanker usus besar sering kali tidak menimbulkan gejala di awal. Namun, jika Anda sering mengalami gejala gangguan pencernaan, seperti diare atau sembelit, dan memiliki keluarga yang menderita kanker usus besar, dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter. Semakin awal terdeteksi, kemungkinan kanker usus besar untuk sembuh juga akan semakin besar.
Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo menjelaskan tentang beberapa opsi pengobatan kanker usus besar atau dalam istilah medis dikenal dengan kanker kolorektal. Mulai operasi, kemoterapi, terapi radiasi, terapi target, hingga imunoterapi kanker kolorektal, disesuaikan dengan kondisi dan lokasi kanker kolorektal.
“Jadi seiring dengan adanya kemajuan penanganan kanker kolorektal di Indonesia, khususnya dengan tersedianya terapi target dan pemeriksaan status penanda tumor RAS, diharapkan angka kematian karena kanker kolorektal dapat terus berkurang,” ujar Prof. Aru Sudoyo dalam webinar secara daring, Rabu (30/11/2022).
Prof. Aru Sudoyo mengatakan, dengan pilihan metode pengobatan personalized treatment membantu menegakkan diagnosis yang lebih akurat, memungkinkan pemberian obat yang tepat sehingga akan meminimalisir efek samping serta meningkatkan keberhasilan pengobatan dan kesembuhan.
Perawatan Paliatif
Jika kanker kolorektal telah memasuki stadium IV dan berkembang ke banyak organ dan jaringan yang jauh, Prof. Aru Sudoyo menjelaskan bahwa pembedahan mungkin tidak membantu memperpanjang umur seseorang. Pasalnya, pilihan pengobatan lain dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan menghasilkan gejala tambahan yang membuat kualitas hidup seseorang menjadi lebih buruk.
Kanker usus besar sering kali tidak menimbulkan gejala di awal. Namun, jika Anda sering mengalami gejala gangguan pencernaan, seperti diare atau sembelit, dan memiliki keluarga yang menderita kanker usus besar, dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter. Semakin awal terdeteksi, kemungkinan kanker usus besar untuk sembuh juga akan semakin besar.
Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo menjelaskan tentang beberapa opsi pengobatan kanker usus besar atau dalam istilah medis dikenal dengan kanker kolorektal. Mulai operasi, kemoterapi, terapi radiasi, terapi target, hingga imunoterapi kanker kolorektal, disesuaikan dengan kondisi dan lokasi kanker kolorektal.
“Jadi seiring dengan adanya kemajuan penanganan kanker kolorektal di Indonesia, khususnya dengan tersedianya terapi target dan pemeriksaan status penanda tumor RAS, diharapkan angka kematian karena kanker kolorektal dapat terus berkurang,” ujar Prof. Aru Sudoyo dalam webinar secara daring, Rabu (30/11/2022).
Prof. Aru Sudoyo mengatakan, dengan pilihan metode pengobatan personalized treatment membantu menegakkan diagnosis yang lebih akurat, memungkinkan pemberian obat yang tepat sehingga akan meminimalisir efek samping serta meningkatkan keberhasilan pengobatan dan kesembuhan.
Perawatan Paliatif
Jika kanker kolorektal telah memasuki stadium IV dan berkembang ke banyak organ dan jaringan yang jauh, Prof. Aru Sudoyo menjelaskan bahwa pembedahan mungkin tidak membantu memperpanjang umur seseorang. Pasalnya, pilihan pengobatan lain dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan menghasilkan gejala tambahan yang membuat kualitas hidup seseorang menjadi lebih buruk.
tulis komentar anda