Jangan Tunda Lagi, Pahami Panduan Menangani Kondisi Gawat Darurat dari Sekarang

Kamis, 01 Desember 2022 - 17:42 WIB
SINDOnews.com dan Koran SINDO bersama KlikDokter mengadakan talkshow Be Ready For Emergency pada Rabu (30/11/2022) di iNews Tower, Kebon Sirih, Jakarta Pusat. / Foto: dok. KlikDokter
JAKARTA - Dalam berkegiatan, peristiwa tak terduga mungkin terjadi. Peristiwa itu bisa saja merupakan kondisi gawat darurat yang mengancam nyawa. Entah itu terjadi pada diri sendiri maupun dialami oleh orang lain, tindakan penanganan agar terhindar dari kecacatan, bahkan kematian, harus dilakukan. Oleh karena itu, pemahaman tentang penanganan kegawatdaruratan perlu dimiliki oleh setiap orang.

Berangkat dari persoalan tersebut, SINDOnews.com dan Koran SINDO bersama KlikDokter mengadakan talkshow "Be Ready For Emergency" pada Rabu (30/11/2022) di iNews Tower, Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Zen Teguh Triwibowo selaku pemimpin redaksi Sindonews.com dalam sambutannya mengatakan, tema Be Ready For Emergency sepertinya hal yang simpel, tapi penting. "Tidak berharap terjadi hal yang buruk, namun lebih baik kita mempersiapkan diri," ujarnya.





Secara emosi, manusia yang berhadapan dengan situasi darurat akan panik. Padahal, panik bukanlah reaksi yang tepat. Panik sendiri bisa merupakan bagian dari situasi darurat, yaitu yang disebut dengan serangan panik atau panic attack.

Dr Alvin Saputra dari Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia mengatakan, ketika seseorang merasakan panic attack, biasanya napasnya menjadi tidak teratur seperti sesak napas. Cara penanganannya adalah mencari tempat yang nyaman. Setelah itu, atur pernapasan dengan cara menarik dan mengeluarkan napas secara perlahan dan teratur.

Pentingnya bernapas secara teratur saat keadaan darurat pernah dialami oleh Hatim Varabi, Wakil Redaktur Pelaksana Koran SINDO. Sebagai jurnalis, Hatim pernah berada dalam kondisi mencekam, misalnya ketika terjadi peristiwa bom BEJ beberapa tahun lalu. Ketika situasi penuh kepanikan seperti itu, Hatim mengakui bahwa mengatur napas sangatlah membantu.

Selanjutnya, dr Alvin menjelaskan bahwa pemberian teh hangat dan pemberian kayu putih juga bisa membantu dalam penanganan kegawatdaruratan. Hal tersebut umumnya dapat membantu untuk menenangkan diri.

Salah satu hal yang dahulu kerap dilakukan untuk membantu orang dalam kondisi gawat darurat adalah pemberian napas buatan. Namun pemberian napas buatan melalui mulut kini sudah tidak boleh dilakukan lagi. Terlebih sejak pandemi Covid-19. Sebab, salah satu konsep dalam emergensi adalah safety first, yakni keamanan bagi penolongnya.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More