Heboh Karen's Diner Jakarta, Ini Bahaya Makan saat Marah untuk Kesehatan

Senin, 19 Desember 2022 - 09:10 WIB
Kehadiran Karens Diner di Jakarta menyebabkan kehebohan di media sosial. Ini karena restoran burger asal Australia itu menghadirkan pelayanan yang marah. Foto/Getty Images
JAKARTA - Kehadiran Karen's Diner di Jakarta menyebabkan kehebohan di media sosial. Ini karena restoran burger asal Australia itu menghadirkan pelayanan yang tidak ramah, bahkan marah-marah kepada pelanggan mereka.

Namun, makan saat emosi atau marah ternyata bisa menyebabkan masalah kesehatan baik fisik dan mental. Saat marah, tubuh bereaksi dengan mengaktifkan respons stres "fight-and-flight" dari sistem saraf simpatik, yang mengarah pada peningkatan kadar kortisol.

Dilansir dari Times of India, Senin (19/12/2022) ini dapat membuat Anda merasa jengkel, teralihkan, impulsif, dan bahkan mungkin mulai makan secara emosional. Makan secara emosional atau terlalu banyak mengonsumsi makanan yang tidak sehat adalah hal biasa saat sedang marah.



Pelatih gaya hidup Luke Couthinho mengatakan saat kesal, marah, atau cemas, hal itu berdampak pada seluruh sistem internal. "Tubuh kita tidak dirancang untuk mencerna dan menyerap makanan saat kita sedang stres," kata Luke.



Tubuh memiliki dua sistem saraf. Yaitu sistem saraf simpatik dan parasimpatis. Keduanya berfungsi berbeda. Saat marah, sistem saraf simpatik menjadi aktif dan akibatnya proses pencernaan terhenti. Selain itu, tekanan darah, gula darah, dan kadar kolesterol kita meningkat.

Ini membuat tubuh sulit mencerna makanan dan menyerap nutrisi. Namun saat tenang, sistem saraf parasimpatis bekerja. Tingkat kortisol dan tekanan darah menurun dan tubuh mulai mencerna dan menyerap makanan dengan mudah.

Luke menjelaskan bahwa makan sambil marah dapat menyebabkan komplikasi terkait perut seperti kembung, refluks asam, dan diare. Gejalanya bisa lebih buruk bagi orang yang menderita IBS dan kolitis.

“Anda tidak memiliki jenis bakteri yang tepat untuk memecah makanan yang Anda makan bahkan menelan pun menjadi sulit akibat kontraksi otot. Tubuh kita tidak akan bisa mencerna makanan dan menyerap nutrisinya,” jelas Luke.



Alasan lain untuk menghindari makan saat marah adalah karena lebih cenderung makan berlebihan. Usus dan otak berkomunikasi satu sama lain sepanjang waktu. Tetapi ketika sedang marah, komunikasi menjadi terhambat. Sehingga otak tidak mendapat sinyal dari usus saat perut sudah kenyang.

Selain itu, ini bisa menjadi penghalang usus mencegah bakteri usus memasuki aliran darah menjadi lemah. “Akibatnya, bakteri masuk ke aliran darah dan menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan seperti kondisi autoimun, diare dan kolitis,” tandasnya.
(dra)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More