619 Anak di Bantul Positif TBC, Benarkah Menular Lewat Ciuman?
Sabtu, 24 Desember 2022 - 10:40 WIB
JAKARTA - 619 anak di Bantul , Jogjakarta dilaporkan positif TBC . Tingginya kasus TBC di kabupaten ini diduga disebabkan karena anak-anak yang sering dicium orang dewasa. Lantas benarkah TBC bisa menular melalui ciuman?
Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan TBC tidak secara langsung disebabkan oleh ciuman.
"Bicara soal anak sering dicium bisa sebabkan TBC, informasi ini dimaknainya tidak seperti Covid-19 yang mana penyakit bisa langsung tertular," kata Dicky saat dihubungi Sabtu (24/12/2022).
Artinya, tidak serta merta setelah anak dicium orang dewasa dia bisa tertular TBC. Namun, ada faktor lain yang biasanya menyertai yaitu gizi buruk si anak. Faktor lainnya adalah status imunisasi anak.
Dicky menjelaskan bahwa jika imunitasnya rendah karena tidak divaksin BCG, maka kemungkinan anak terkena TBC lebih tinggi dibanding anak yang divaksin.
Selain itu, sanitasi dan ventilasi tempat tinggal juga menjadi faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena TBC. Terlebih, di dalam rumah ada seseorang yang positif TBC, namun tidak disadari.
TBC, disebut Dicky merupakan penyakit menular melalui udara dari dahak yang keluar dari pasien TBC. Dahak yang dibuang sembarang, lalu mengering tetap bisa menularkan TBC karena kuman di dalamnya hidup dan dapat dihirup orang lain.
"Tapi bicara soal penularan, TBC ini penularannya tidak secepat Covid-19 yang artinya baru dicium oleh penderita, infeksi bisa segera terjadi," jelas Dicky.
"TBC ini memerlukan waktu lebih lama, tidak sampai bertahun-tahun memang, tapi setidaknya butuh 1 minggu untuk kemudian kuman menginfeksi tubuh, dan sekadar dicium saja tidak meningkatkan risiko kena TBC," tandasnya.
Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan TBC tidak secara langsung disebabkan oleh ciuman.
"Bicara soal anak sering dicium bisa sebabkan TBC, informasi ini dimaknainya tidak seperti Covid-19 yang mana penyakit bisa langsung tertular," kata Dicky saat dihubungi Sabtu (24/12/2022).
Artinya, tidak serta merta setelah anak dicium orang dewasa dia bisa tertular TBC. Namun, ada faktor lain yang biasanya menyertai yaitu gizi buruk si anak. Faktor lainnya adalah status imunisasi anak.
Baca Juga
Dicky menjelaskan bahwa jika imunitasnya rendah karena tidak divaksin BCG, maka kemungkinan anak terkena TBC lebih tinggi dibanding anak yang divaksin.
Selain itu, sanitasi dan ventilasi tempat tinggal juga menjadi faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena TBC. Terlebih, di dalam rumah ada seseorang yang positif TBC, namun tidak disadari.
TBC, disebut Dicky merupakan penyakit menular melalui udara dari dahak yang keluar dari pasien TBC. Dahak yang dibuang sembarang, lalu mengering tetap bisa menularkan TBC karena kuman di dalamnya hidup dan dapat dihirup orang lain.
"Tapi bicara soal penularan, TBC ini penularannya tidak secepat Covid-19 yang artinya baru dicium oleh penderita, infeksi bisa segera terjadi," jelas Dicky.
Baca Juga
"TBC ini memerlukan waktu lebih lama, tidak sampai bertahun-tahun memang, tapi setidaknya butuh 1 minggu untuk kemudian kuman menginfeksi tubuh, dan sekadar dicium saja tidak meningkatkan risiko kena TBC," tandasnya.
(dra)
tulis komentar anda