Masyarakat Indonesia Kurang Peduli Lakukan Sadari untuk Cegah Kanker Payudara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sampai saat ini masyarakat Indonesia khususnya para perempuan masih kurang peduli melakukan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) . Padahal, cara ini bisa membantu mencegah kanker payudara .
Peneliti dan Ahli Herbal dari Kementerian Kesehatan Dr Jusuf Kristianto MM MHA MPH PhD mengatakan bahwa tak hanya masyarakat biasa, bidan dan perawat juga jarang melakukan Sadari.
"Jadi sebetulnya kan saya mengajar perawat dan bidan. Yang menarik meskipun mereka bidan dan perawat mereka diajarin breast care, mereka jarang melakukan Sadari," kata Jusuf dalam acara seminar dan deteksi dini kanker payudara di Pelataran FIB UI, Sabtu (21/1/2023).
"Meskipun mereka tahu kalau tidak dilakukan sangat berisiko. Makanya saya rajin edukasi cancer support untuk lakukan Sadari sehingga bisa deteksi dini," sambungnya.
Pada dasarnya, Sadari bisa dilakukan setelah menstruasi dan saat mandi. Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ada 2,3 juta perempuan di dunia mengidap kanker payudara.
Parahnya, 70 persen pasien kanker baru menjalani pengobatan pada saat stadium akhir. Karena itu, penting untuk melakukan Sadari.
"Artinya early detection itu merupakan pilihan kita, jadi lakukan Sadari itu wajib untuk kita agar tidak terjadi kanker," jelas Jusuf.
Selain melakukan Sadari, Jusuf juga menyarankan masyarakat untuk menjalani gaya hidup sehat. Caranya, mengonsumsi makanan sehat, tidak merokok, kelola stres dengan baik, dan istirahat yang cukup.
"Saya nggak mau wanita di Indonesia sampai terkena kanker, sampai diangkat payudaranya karena pasti akan jadi satu kecacatan buat dia," pungkasnya.
Peneliti dan Ahli Herbal dari Kementerian Kesehatan Dr Jusuf Kristianto MM MHA MPH PhD mengatakan bahwa tak hanya masyarakat biasa, bidan dan perawat juga jarang melakukan Sadari.
"Jadi sebetulnya kan saya mengajar perawat dan bidan. Yang menarik meskipun mereka bidan dan perawat mereka diajarin breast care, mereka jarang melakukan Sadari," kata Jusuf dalam acara seminar dan deteksi dini kanker payudara di Pelataran FIB UI, Sabtu (21/1/2023).
"Meskipun mereka tahu kalau tidak dilakukan sangat berisiko. Makanya saya rajin edukasi cancer support untuk lakukan Sadari sehingga bisa deteksi dini," sambungnya.
Pada dasarnya, Sadari bisa dilakukan setelah menstruasi dan saat mandi. Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ada 2,3 juta perempuan di dunia mengidap kanker payudara.
Parahnya, 70 persen pasien kanker baru menjalani pengobatan pada saat stadium akhir. Karena itu, penting untuk melakukan Sadari.
"Artinya early detection itu merupakan pilihan kita, jadi lakukan Sadari itu wajib untuk kita agar tidak terjadi kanker," jelas Jusuf.
Selain melakukan Sadari, Jusuf juga menyarankan masyarakat untuk menjalani gaya hidup sehat. Caranya, mengonsumsi makanan sehat, tidak merokok, kelola stres dengan baik, dan istirahat yang cukup.
"Saya nggak mau wanita di Indonesia sampai terkena kanker, sampai diangkat payudaranya karena pasti akan jadi satu kecacatan buat dia," pungkasnya.
(dra)