Sampaikan Salam Perpisahan, Slamet Rahardjo Kenang Awal Perkenalannya dengan Nano Riantiarno
loading...
A
A
A
JAKARTA - Aktor veteran Slamet Rahardjo tampak hadir di rumah duka mendiang Norbertus Riantiarno alias Nano di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, Sabtu (21/1/2023). Dia turut mengantar kepergian aktor dan pendiri Teater Koma tersebut.
Sebagai seorang sahabat, Slamet Rahardjo dipercaya untuk memberikan salam perpisahan. Dalam salam perpisahan itu, Slamet Rahardjo mengenang kembali momen perkenalannya dengan sosok Nano yang terkesan sangat sederhana.
Satu hal yang juga cukup melekat dalam ingatan Slamet Rahardjo mengenai sosok Nano Riantiarno adalah aksen Cirebon yang begitu kental saat momen perkenalan tersebut.
Baca juga: Sempat Menjenguk ke Rumah Sakit, Widyawati Menyesal Tidak Bisa Bertemu Nano Riantiarno
"Hari ini adalah hari yang begitu indah bagi saya sebagai sahabat. Riantiarno pemuda yang sangat sederhana dengan aksen Cilegon yang sangat kental," kata Slamet Rahardjo di rumah duka di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, Sabtu (21/1/2023).
Perkenalan pertama dua sahabat itu terjadi di Akademik Teater Nasional Indonesia pada 1967 bersama dengan rekan-rekan lainnya.
"Dia memperkenalkan diri bersama dengan teman-temannya di Akademik Teater Nasional Indonesia di tahun 1967, 'Perkenalkan nama saya Rinatiarno," beber aktor 74 tahun itu.
Slamet mengingat raut wajah Nano yang selalu murah senyum dan bersahaja. Setelah 2 tahun berkenalan, Slamet memahami betul jika Nano merupakan sosok pemuda yang berkepribadian baik.
"Pemuda itu tampangnya sangat sederhana, senyum, dan ternyata setelah saya setahun dua tahun bersama dia, dia memang baik dalam kehidupan, tidak hanya di atas panggung," tuturnya.
Selain itu, satu hal yang juga selalu diingat dari sosok Nano adalah sikapnya yang memilih untuk menghindari konflik dengan siapapun. Permasalahan apapun, harus diselesaikan tanpa memicu konflik.
"Riantiarno adalah tipe orang yang paling menghindari konflik, segala sesuatunya diselesaikan dengan kata 'yo wis lah, moso ndak bisa diselesaikan?'. Itu Riantiarno," pungkas Slamet.
Selain Slamet Rahardjo, terlihat pula Widyawati dan Niniek L. Karim yang menghadiri ibadah pelepasan seniman Nano Riantiarno pada Sabtu (21/1/2023).
Setelah ibadah pelepasan, mobil jenazah beserta iring-iringan kendaraan keluarga dari mendiang Nano Riantiarno berangkat menuju ke Taman Pemakaman Giri Tama, Desa Tonjong, kecamatan Kemang, Bogor, Jawa Barat, tempat jenazah Nano Riantiarno dimakamkan.
Baca juga: Pemeran dan Sutradara Reply 1988 Reuni, Tetap Kompak usai 8 Tahun
Slamet Rahardjo pun terlihat dalam barisan iring-iringan kendaraan yang mengantarkan jenazah Nano Riantiarno ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Sebagai seorang sahabat, Slamet Rahardjo dipercaya untuk memberikan salam perpisahan. Dalam salam perpisahan itu, Slamet Rahardjo mengenang kembali momen perkenalannya dengan sosok Nano yang terkesan sangat sederhana.
Satu hal yang juga cukup melekat dalam ingatan Slamet Rahardjo mengenai sosok Nano Riantiarno adalah aksen Cirebon yang begitu kental saat momen perkenalan tersebut.
Baca juga: Sempat Menjenguk ke Rumah Sakit, Widyawati Menyesal Tidak Bisa Bertemu Nano Riantiarno
"Hari ini adalah hari yang begitu indah bagi saya sebagai sahabat. Riantiarno pemuda yang sangat sederhana dengan aksen Cilegon yang sangat kental," kata Slamet Rahardjo di rumah duka di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, Sabtu (21/1/2023).
Perkenalan pertama dua sahabat itu terjadi di Akademik Teater Nasional Indonesia pada 1967 bersama dengan rekan-rekan lainnya.
"Dia memperkenalkan diri bersama dengan teman-temannya di Akademik Teater Nasional Indonesia di tahun 1967, 'Perkenalkan nama saya Rinatiarno," beber aktor 74 tahun itu.
Slamet mengingat raut wajah Nano yang selalu murah senyum dan bersahaja. Setelah 2 tahun berkenalan, Slamet memahami betul jika Nano merupakan sosok pemuda yang berkepribadian baik.
"Pemuda itu tampangnya sangat sederhana, senyum, dan ternyata setelah saya setahun dua tahun bersama dia, dia memang baik dalam kehidupan, tidak hanya di atas panggung," tuturnya.
Selain itu, satu hal yang juga selalu diingat dari sosok Nano adalah sikapnya yang memilih untuk menghindari konflik dengan siapapun. Permasalahan apapun, harus diselesaikan tanpa memicu konflik.
"Riantiarno adalah tipe orang yang paling menghindari konflik, segala sesuatunya diselesaikan dengan kata 'yo wis lah, moso ndak bisa diselesaikan?'. Itu Riantiarno," pungkas Slamet.
Selain Slamet Rahardjo, terlihat pula Widyawati dan Niniek L. Karim yang menghadiri ibadah pelepasan seniman Nano Riantiarno pada Sabtu (21/1/2023).
Setelah ibadah pelepasan, mobil jenazah beserta iring-iringan kendaraan keluarga dari mendiang Nano Riantiarno berangkat menuju ke Taman Pemakaman Giri Tama, Desa Tonjong, kecamatan Kemang, Bogor, Jawa Barat, tempat jenazah Nano Riantiarno dimakamkan.
Baca juga: Pemeran dan Sutradara Reply 1988 Reuni, Tetap Kompak usai 8 Tahun
Slamet Rahardjo pun terlihat dalam barisan iring-iringan kendaraan yang mengantarkan jenazah Nano Riantiarno ke tempat peristirahatan terakhirnya.
(nug)