7 Serial Post-Apocalypse yang Menegangkan dan Mencekam
loading...
A
A
A
Chernobyl adalah limited series yang diangkat dari kisah nyata kecelakaan reaktor nuklir di Ukraina. Mini seri ini tidak menyia-nyiakan semenit pun durasinya. Serial ini segera dimulai dengan peristiwa melelehnya Chernobyl dan kemudian mengeksplorasi akibat dari bencana itu.
Chernobyl dikenal membawa reevaluasi karya Craig Mazin, yang menjadi penulis kepala serial ini. Sebelum Chernobyl, Mazin dikenal menulis komedi. Tapi, perhatiannya pada detail dan elemen dramatis adalah bagian besar yang membuat Chernobyl jadi tontonan mencekam.
![7 Serial Post-Apocalypse yang Menegangkan dan Mencekam]()
Foto: Netflix
Season: 7 (Sudah Selesai)
Pemeran: Eliza Taylor, Paige Turco, Thomas McDonell, dll
Tempat Nonton: Netflix
The 100 akan mengingatkan orang pada serial dystopian remaja populer seperti The Divergent dan Hunger Games. Serial ini juga berfokus pada sosok young adult sebagai pemerannya. The 100 berlatar masa depan pasca-apokalips setelah bumi tidak bisa dihuni lagi karena bencana besar.
Hampir 100 tahun kemudian, sekelompok penyintas manusia yang selama ini bertahan di stasiun antariksa, kembali ke bumi. Kelompok itu, The Arc, datang untuk mengetahui apakah bumi masih bisa dihuni lagi. Ketika mereka tiba, mereka baru tahu kalau manusia tidak sepenuhnya punah. Mereka pun harus menghadapi kelompok yang saling berperang di dunia brutal itu.
![7 Serial Post-Apocalypse yang Menegangkan dan Mencekam]()
Foto: BBC
Season: 1
Pemeran: Nonso Anozie, Christian Convery, Adeel Akhtar, dll
Tempat Nonton: Netflix
Sweet Tooth diangkat dari komik bertema pasca-apokaliptik, Vertigo, karya Jeff Lemire. Serial ini terjadi setelah pandemic yang menyebabkan kelahiran hybrid setengah manusia dan setengah hewan. Salah satu hybrid itu adalah bocah setengah rusa bernama Gus yang mencari ibunya. Gus kemudian bertemu seorang mantan pemain sepak bola profesional yang menjadi pengembara, Tommy Jepperd alias Big Man.
Kedua orang itu kemudian jadi dekat sementara berkelana melintasi tanah yang berubah menjadi tempat sampah yang dulunya bernama Amerika. Yang membuat Sweet Tooth menonjol adalah sifat optimistisnya. Dari ikatan antara Gus dan Big Man sampai narasi dari James Brolin, serial ini terasa kurang seperti cerita pasca-apokalips, tapi lebih seperti dongeng.
Chernobyl dikenal membawa reevaluasi karya Craig Mazin, yang menjadi penulis kepala serial ini. Sebelum Chernobyl, Mazin dikenal menulis komedi. Tapi, perhatiannya pada detail dan elemen dramatis adalah bagian besar yang membuat Chernobyl jadi tontonan mencekam.
5. The 100

Foto: Netflix
Season: 7 (Sudah Selesai)
Pemeran: Eliza Taylor, Paige Turco, Thomas McDonell, dll
Tempat Nonton: Netflix
The 100 akan mengingatkan orang pada serial dystopian remaja populer seperti The Divergent dan Hunger Games. Serial ini juga berfokus pada sosok young adult sebagai pemerannya. The 100 berlatar masa depan pasca-apokalips setelah bumi tidak bisa dihuni lagi karena bencana besar.
Hampir 100 tahun kemudian, sekelompok penyintas manusia yang selama ini bertahan di stasiun antariksa, kembali ke bumi. Kelompok itu, The Arc, datang untuk mengetahui apakah bumi masih bisa dihuni lagi. Ketika mereka tiba, mereka baru tahu kalau manusia tidak sepenuhnya punah. Mereka pun harus menghadapi kelompok yang saling berperang di dunia brutal itu.
4. Sweet Tooth

Foto: BBC
Season: 1
Pemeran: Nonso Anozie, Christian Convery, Adeel Akhtar, dll
Tempat Nonton: Netflix
Sweet Tooth diangkat dari komik bertema pasca-apokaliptik, Vertigo, karya Jeff Lemire. Serial ini terjadi setelah pandemic yang menyebabkan kelahiran hybrid setengah manusia dan setengah hewan. Salah satu hybrid itu adalah bocah setengah rusa bernama Gus yang mencari ibunya. Gus kemudian bertemu seorang mantan pemain sepak bola profesional yang menjadi pengembara, Tommy Jepperd alias Big Man.
Kedua orang itu kemudian jadi dekat sementara berkelana melintasi tanah yang berubah menjadi tempat sampah yang dulunya bernama Amerika. Yang membuat Sweet Tooth menonjol adalah sifat optimistisnya. Dari ikatan antara Gus dan Big Man sampai narasi dari James Brolin, serial ini terasa kurang seperti cerita pasca-apokalips, tapi lebih seperti dongeng.
Lihat Juga :