Penuh Prestasi, Pianis Cilik Nathasia Djong Ajak Anak-Anak Indonesia Raih Cita-Cita
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nathasia Djong bersama Aksi Cinta Indonesia (ACI) merilis karya Indonesia Inspirasiku yang berisi medley tiga lagu Indonesia yakni Di Timur Matahari, Satu Nusa Satu Bangsa, dan Tanah Airku.
Pianis 7 tahun itu memiliki keinginan agar anak-anak Indonesia maju dan rajin guna meraih cita-cita. Dia mencontohkanya dengan bermain musik ketimbang menggunakan banyak waktu untuk bermain ponsel atau gim.
Memiliki semangat yang sama, ACI pun memberikan dukungannya kepada Nathasia. ACI sendiri merupakan gerakan yang bertujuan mengajak anak-anak menemukan kembali identitas mereka sebagai orang Indonesia melalui seni inovatif.
Baca juga: 15 Penyanyi Indonesia yang Berasal dari Jawa Timur, Mayoritas Dangdut
Dengan gaya ceria, Nathasia mengungkapkan bahwa dirinya mulai menunjukkan minatnya pada piano ketika masih berusia 2 tahun.
"Aku kali pertama lihat kakak-kakak latihan piano dan bagus sekali, jadi aku seneng, ingin bisa juga. Saat itu aku baru main asal-asalan, belum bisa membaca, tetapi mami kemudian punya cara," kata Nathasia dengan didampingi sang ibunda, Lidiana Bunyamin di Jakarta, Jumat, 10 Maret 2023.
Lidiana menambahkan bahwa kala itu, kaki Nathasia masih belum bisa menginjak pedal piano. "Kemudian saya gendong, tetapi saat saya lihat jarinya cukup kuat, kemudian saya menggunakan alat tambahan supaya bisa sampai ke pedal," bebernya.
"Masalah belum bisa membaca not balok, kemudian solusinya adalah dengan memberi warna pada setiap not balok untuk membantu mengenali not," lanjut Lidiana, yang juga seorang pengajar piano.
Saat berusia 5 tahun, untuk kali pertama Nathasia mengambil ujian piano di The Associated Board of the Royal Schools of Music, London. Tahun ini, Nathasia menjadi peserta ujian termuda yang dicatat Indonesia dengan Level Grade 5, yang setara dengan kemampuan pengajar piano tahap awal.
Lidiana yakin jika putrinya itu memiliki bakat. Meskipun begitu, kata dia, bakat hanya 20 persen bisa membuat orang menjadi mahir, 80 persen selebihnya adalah hasil latihan. "Bakat dan latihan inilah yang harus didukung orang tua," imbuhnya.
Siswa kelas 2 Tzu Chi School Pantai Indah Kapuk, Jakarta itu pun mengawali perjalanannya dari berbagai lomba. Dia secara bertahap mengikuti lomba di Jakarta, Surabaya, kemudian Singapura, Hongkong, dan kemudian Amerika Serikat.
Pada akhir 2022, Nathasia sempat mengikuti acara World Championships of Performing Art di California, AS. Dia pun meraih 3 medali emas pertama, 3 medali perak, serta 2 overall winner untuk Indonesia. Momen tersebut menjadikannya sebagai orang pertama yang membentangkan Merah Putih di panggung international di AS.
Dengan ratusan prestasi, baik nasional maupun internasional, Nathasia rupanya tidak terlalu gemar menonton televisi maupun film. "Aku biasanya setelah sekolah tidur siang, bermain dengan boneka, dan berlatih," ujarnya.
Baca juga: Mars Kartini Perindo, Usung Semangat Perjuangan Bagi Bangsa
Bagi Nathasia, berlatih merupakan sebuah kesenangan, dan dia bebas memanfaatkan waktunya untuk latihan kapan saja. Selain piano, Nathasia juga kerap berlatih vokal, biola, drum, dan balet.
Pianis 7 tahun itu memiliki keinginan agar anak-anak Indonesia maju dan rajin guna meraih cita-cita. Dia mencontohkanya dengan bermain musik ketimbang menggunakan banyak waktu untuk bermain ponsel atau gim.
Memiliki semangat yang sama, ACI pun memberikan dukungannya kepada Nathasia. ACI sendiri merupakan gerakan yang bertujuan mengajak anak-anak menemukan kembali identitas mereka sebagai orang Indonesia melalui seni inovatif.
Baca juga: 15 Penyanyi Indonesia yang Berasal dari Jawa Timur, Mayoritas Dangdut
Dengan gaya ceria, Nathasia mengungkapkan bahwa dirinya mulai menunjukkan minatnya pada piano ketika masih berusia 2 tahun.
"Aku kali pertama lihat kakak-kakak latihan piano dan bagus sekali, jadi aku seneng, ingin bisa juga. Saat itu aku baru main asal-asalan, belum bisa membaca, tetapi mami kemudian punya cara," kata Nathasia dengan didampingi sang ibunda, Lidiana Bunyamin di Jakarta, Jumat, 10 Maret 2023.
Lidiana menambahkan bahwa kala itu, kaki Nathasia masih belum bisa menginjak pedal piano. "Kemudian saya gendong, tetapi saat saya lihat jarinya cukup kuat, kemudian saya menggunakan alat tambahan supaya bisa sampai ke pedal," bebernya.
"Masalah belum bisa membaca not balok, kemudian solusinya adalah dengan memberi warna pada setiap not balok untuk membantu mengenali not," lanjut Lidiana, yang juga seorang pengajar piano.
Saat berusia 5 tahun, untuk kali pertama Nathasia mengambil ujian piano di The Associated Board of the Royal Schools of Music, London. Tahun ini, Nathasia menjadi peserta ujian termuda yang dicatat Indonesia dengan Level Grade 5, yang setara dengan kemampuan pengajar piano tahap awal.
Lidiana yakin jika putrinya itu memiliki bakat. Meskipun begitu, kata dia, bakat hanya 20 persen bisa membuat orang menjadi mahir, 80 persen selebihnya adalah hasil latihan. "Bakat dan latihan inilah yang harus didukung orang tua," imbuhnya.
Siswa kelas 2 Tzu Chi School Pantai Indah Kapuk, Jakarta itu pun mengawali perjalanannya dari berbagai lomba. Dia secara bertahap mengikuti lomba di Jakarta, Surabaya, kemudian Singapura, Hongkong, dan kemudian Amerika Serikat.
Pada akhir 2022, Nathasia sempat mengikuti acara World Championships of Performing Art di California, AS. Dia pun meraih 3 medali emas pertama, 3 medali perak, serta 2 overall winner untuk Indonesia. Momen tersebut menjadikannya sebagai orang pertama yang membentangkan Merah Putih di panggung international di AS.
Dengan ratusan prestasi, baik nasional maupun internasional, Nathasia rupanya tidak terlalu gemar menonton televisi maupun film. "Aku biasanya setelah sekolah tidur siang, bermain dengan boneka, dan berlatih," ujarnya.
Baca juga: Mars Kartini Perindo, Usung Semangat Perjuangan Bagi Bangsa
Bagi Nathasia, berlatih merupakan sebuah kesenangan, dan dia bebas memanfaatkan waktunya untuk latihan kapan saja. Selain piano, Nathasia juga kerap berlatih vokal, biola, drum, dan balet.
(nug)