CERMIN: 13 Pembunuhan, 2 Perempuan, dan 1 Obsesi
loading...

Film Boston Strangler menampilkan dua perempuan yang berusaha menyelidiki kasus pembunuhan di wilayah mereka. Foto/Disney+
A
A
A
JAKARTA - Tahun 1962. Seorang perempuan tua berusia 55 tahun ditemukan tewas tak bernyawa. Namanya Anna Slesers dan pembunuhnya masih menjadi misteri hingga hari ini.
Ketika terjadi tiga pembunuhan dalam rentang waktu berdekatan dengan korban perempuan tua dan tinggal sendirian, naluri Loretta McLaughlin memberontak. Ia menyadari sesuatu yang tak beres. Tapi ia hanya seorang istri dengan tiga orang anak dan juga bekerja di sebuah koran lokal.
Ia tak pernah punya pengalaman sebelumnya sebagai jurnalis investigasi. Tapi ia punya satu hal: obsesi.
Bagi banyak orang, obsesi menggerakkan kita untuk berlari lebih jauh. Bekerja melampaui yang biasa dilakukan. Melakukan sesuatu di luar perkiraan. Obsesi mengejutkan kita dan Loretta memanfaatkannya untuk tujuan baik: mengusut kasus pembunuhan demi pembunuhan tersebut agar masyarakat tak gelisah.
![CERMIN: 13 Pembunuhan, 2 Perempuan, dan 1 Obsesi]()
Foto: Disney+
Ada masa media begitu dihormati. Ketika media menjunjung tinggi fungsinya sebagai medium untuk menyampaikan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Ketika media menggunakan fungsinya sebagai platform untuk menyebarluaskan informasi yang terasa darurat untuk disampaikan ke masyarakat.
Para jurnalisnya pun menjalankan tugasnya dengan baik: melakukan investigasi secara mendalam, menelusuri fakta demi fakta, sering kali justru membahayakan kehidupan mereka, demi sebuah informasi penting bagi masyarakat.
Loretta tahu bahwa pembunuhan demi pembunuhan itu menggelisahkan para perempuan seperti dirinya, bukan hanya perempuan tua yang tinggal sendirian. Kota terasa tak aman dan Loretta merasa punya tanggung jawab untuk memberikan informasi valid yang setidaknya (mungkin) bisa sedikit menenangkan warga.
Loretta akhirnya bekerja sama dengan sesama jurnalis perempuan, Jean Cole. Berbeda dengan Loretta, Jean lebih tangguh dan lebih berpengalaman.
Ketika terjadi tiga pembunuhan dalam rentang waktu berdekatan dengan korban perempuan tua dan tinggal sendirian, naluri Loretta McLaughlin memberontak. Ia menyadari sesuatu yang tak beres. Tapi ia hanya seorang istri dengan tiga orang anak dan juga bekerja di sebuah koran lokal.
Ia tak pernah punya pengalaman sebelumnya sebagai jurnalis investigasi. Tapi ia punya satu hal: obsesi.
Bagi banyak orang, obsesi menggerakkan kita untuk berlari lebih jauh. Bekerja melampaui yang biasa dilakukan. Melakukan sesuatu di luar perkiraan. Obsesi mengejutkan kita dan Loretta memanfaatkannya untuk tujuan baik: mengusut kasus pembunuhan demi pembunuhan tersebut agar masyarakat tak gelisah.

Foto: Disney+
Ada masa media begitu dihormati. Ketika media menjunjung tinggi fungsinya sebagai medium untuk menyampaikan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Ketika media menggunakan fungsinya sebagai platform untuk menyebarluaskan informasi yang terasa darurat untuk disampaikan ke masyarakat.
Para jurnalisnya pun menjalankan tugasnya dengan baik: melakukan investigasi secara mendalam, menelusuri fakta demi fakta, sering kali justru membahayakan kehidupan mereka, demi sebuah informasi penting bagi masyarakat.
Loretta tahu bahwa pembunuhan demi pembunuhan itu menggelisahkan para perempuan seperti dirinya, bukan hanya perempuan tua yang tinggal sendirian. Kota terasa tak aman dan Loretta merasa punya tanggung jawab untuk memberikan informasi valid yang setidaknya (mungkin) bisa sedikit menenangkan warga.
Loretta akhirnya bekerja sama dengan sesama jurnalis perempuan, Jean Cole. Berbeda dengan Loretta, Jean lebih tangguh dan lebih berpengalaman.
Lihat Juga :