Pakar Gizi Soroti Wacana Pembatasan Pengangkut Makanan dan Minuman saat Musim Lebaran
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pakar gizi dari IPB University, Prof Hardinsyah turut menyoroti wacana kebijakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang membatasi operasional truk pengangkut produk makanan dan minuman berdasarkan ukuran pada musim lebaran.
Menurut, guru besar ilmu gizi IPB University itu, kebijakan tersebut dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya kelangkaan air minum di masyarakat sehingga bisa mengganggu kesehatan.
“Kekurangan air itu bagian dari kekurangan gizi yang disebut dengan dehidrasi. Darah kita bisa mengental sehingga akan terganggu untuk mengalirkan zat-zat gizi ke seluruh tubuh kita. Karena, darah itu kan mengandung air hampir 90 persen lebih,” tukasnya.
Khusus masa mudik lebaran, dia mengingatkan masyarakat untuk tetap memperhatikan kecukupan air dalam tubuh mereka. Pasalnya, menurutnya, kurang minum air yang cukup akan mengakibatkan berkurangnya konsentrasi, baik saat bekerja maupun berkendara.
“Orang yang kekurangan air dalam tubuhnya bisa menyebabkan berkurangnya konsentrasi baik untuk bekerja maupun saat melakukan kegiatan lain seperti saat berkendara. Kalau kurang konsentrasi kan bisa mengganggu pekerjaan kita, apalagi saat berkendara bisa saja menyebabkan kita celaka. Apalagi nanti saat mudik diperlukan konsentrasi saat mengemudi karena perjalanan yang jauh dan cukup melelahkan,” ujarnya.
Lebih lanjut Hardinsyah mengatakan Akibat darah yang mengental, oksigen yang diambil paru-paru dari udara akan menjadi lambat dan membuat tubuh menjadi lemas.
“Kita jadi lemas kalau kurang oksigen. Kalau kita bekerja dan tubuh lemas kan produktivitas kita jadi menurun, konsentrasi kita menurun. Apalagi kalau tidak minum sehari dua hari, pasti sangat lemas,” katanya.
Selain itu, air di dalam tubuh itu fungsinya sebagai pendingin atau kondensor. Jadi, lanjutnya, suhu tubuh itu bisa meningkat kalau kekurangan air. “Ya, kayak kondensor di mobil saja, kalau kekurangan air dia kan akan panas,” tuturnya.
Jika terjadi kelangkaan air minum kemasan di masyarakat, para orangtua yang memiliki bayi juga akan susah untuk menyeduh susu untuk bayi-bayi mereka. Jika itu terjadi, kekebalan tubuh pada bayi itu juga akan menurun dan gampang terserang penyakit.
“Jadi, ketersediaan air di masyarakat itu sangat penting setiap hari. Jangan sampai terjadi kelangkaan pasokan lah,” ucapnya.
Selain itu, kata Hardinsyah, mengatakan kurang minum air juga bisa menyebabkan gangguan pencernaan. Hal itu disebabkan untuk mencerna berbagai macam makanan di dalam tubuh harus ada cairan.
“Kalau kita makan apalagi makanan yang keras-keras dan tidak minum air, kita pasti cegukan. Itu terjadi karena sulit dicerna oleh pencernaan kita,” tukasnya.
Sebelumnya, Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) menyatakan tidak setuju adanya wacana kebijakan Kemenhub tersebut. BPKN beralasan justru dengan adanya kebijakan seperti itu, masyarakat akan dibuat menderita karena terjadi kelangkaan barang yang dibutuhkan saat momen lebaran terutama air minum.
“Nggak usah dilarang-larang seperti itulah menurut saya. Ini kan tradisi mudik yang sudah turun-temurun. Seharusnya tradisi keagamaan ini kan harus disupport bukan dihalang-halangi. Malah pemerintah seharusnya bukan melarang tapi memikirkan bagaimana mekanisme pengamanan terkait angkutan logistik dan kendaraan mudik itu, semuanya bisa aman dan safety,” ujar Wakil Ketua BPKN, Muhammad Mufti Mubarok.
Menurut, guru besar ilmu gizi IPB University itu, kebijakan tersebut dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya kelangkaan air minum di masyarakat sehingga bisa mengganggu kesehatan.
“Kekurangan air itu bagian dari kekurangan gizi yang disebut dengan dehidrasi. Darah kita bisa mengental sehingga akan terganggu untuk mengalirkan zat-zat gizi ke seluruh tubuh kita. Karena, darah itu kan mengandung air hampir 90 persen lebih,” tukasnya.
Khusus masa mudik lebaran, dia mengingatkan masyarakat untuk tetap memperhatikan kecukupan air dalam tubuh mereka. Pasalnya, menurutnya, kurang minum air yang cukup akan mengakibatkan berkurangnya konsentrasi, baik saat bekerja maupun berkendara.
“Orang yang kekurangan air dalam tubuhnya bisa menyebabkan berkurangnya konsentrasi baik untuk bekerja maupun saat melakukan kegiatan lain seperti saat berkendara. Kalau kurang konsentrasi kan bisa mengganggu pekerjaan kita, apalagi saat berkendara bisa saja menyebabkan kita celaka. Apalagi nanti saat mudik diperlukan konsentrasi saat mengemudi karena perjalanan yang jauh dan cukup melelahkan,” ujarnya.
Lebih lanjut Hardinsyah mengatakan Akibat darah yang mengental, oksigen yang diambil paru-paru dari udara akan menjadi lambat dan membuat tubuh menjadi lemas.
“Kita jadi lemas kalau kurang oksigen. Kalau kita bekerja dan tubuh lemas kan produktivitas kita jadi menurun, konsentrasi kita menurun. Apalagi kalau tidak minum sehari dua hari, pasti sangat lemas,” katanya.
Selain itu, air di dalam tubuh itu fungsinya sebagai pendingin atau kondensor. Jadi, lanjutnya, suhu tubuh itu bisa meningkat kalau kekurangan air. “Ya, kayak kondensor di mobil saja, kalau kekurangan air dia kan akan panas,” tuturnya.
Jika terjadi kelangkaan air minum kemasan di masyarakat, para orangtua yang memiliki bayi juga akan susah untuk menyeduh susu untuk bayi-bayi mereka. Jika itu terjadi, kekebalan tubuh pada bayi itu juga akan menurun dan gampang terserang penyakit.
“Jadi, ketersediaan air di masyarakat itu sangat penting setiap hari. Jangan sampai terjadi kelangkaan pasokan lah,” ucapnya.
Selain itu, kata Hardinsyah, mengatakan kurang minum air juga bisa menyebabkan gangguan pencernaan. Hal itu disebabkan untuk mencerna berbagai macam makanan di dalam tubuh harus ada cairan.
“Kalau kita makan apalagi makanan yang keras-keras dan tidak minum air, kita pasti cegukan. Itu terjadi karena sulit dicerna oleh pencernaan kita,” tukasnya.
Sebelumnya, Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) menyatakan tidak setuju adanya wacana kebijakan Kemenhub tersebut. BPKN beralasan justru dengan adanya kebijakan seperti itu, masyarakat akan dibuat menderita karena terjadi kelangkaan barang yang dibutuhkan saat momen lebaran terutama air minum.
“Nggak usah dilarang-larang seperti itulah menurut saya. Ini kan tradisi mudik yang sudah turun-temurun. Seharusnya tradisi keagamaan ini kan harus disupport bukan dihalang-halangi. Malah pemerintah seharusnya bukan melarang tapi memikirkan bagaimana mekanisme pengamanan terkait angkutan logistik dan kendaraan mudik itu, semuanya bisa aman dan safety,” ujar Wakil Ketua BPKN, Muhammad Mufti Mubarok.
(hri)