Dekan FIB UI: Kampus Sangat Kehilangan Prof. Sapardi

Minggu, 19 Juli 2020 - 15:25 WIB
loading...
Dekan FIB UI: Kampus Sangat Kehilangan Prof. Sapardi
Kampus UI Depok. Foto/Istimewa
A A A
DEPOK - Kepergian Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono meninggalkan duka bagi civitas akademika UI, khususnya keluarga besar FIB UI.

Prof. Sapardi lahir di Solo, 20 Maret 1940. Almarhum kemudian melanjutkan pendidikan tinggi sarjana di Jurusan Sastra Barat UGM, Yogyakarta. Beliau pernah pula menempuh studi di Universitas Hawaii Honolulu, Amerika Serikat. ( )

Gelar Doktor Ilmu Susastra Sapardi peroleh di Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada 1989. Sebelum mengajar di FIB UI, almarhum pernah mengajar di IKIP Malang cabang Madiun pada 1964-1968. Beliau pertama diangkat di FIB UI pada 1974 dan kemudian dikukuhkan menjadi Guru Besar Ilmu Susastra pada 1995.

Prof. Sapardi menjabat sebagai Dekan FIB UI periode 1995-1999. Beliau purnabakti dari FIB UI pada 2005. Semasa aktif sebagai dosen, melalui bimbingan beliau telah lahir para sarjana, magister, dan doktor FIB UI.

Dekan FIB UI Adrianus Laurens Gerung Waworuntu menyampaikan ucapan duka yang sedalam-dalamnya atas kepergian almarhum.

“Prof. Sapardi merupakan seorang guru, sahabat, dan kolega. Kami semua di kampus sangat kehilangan dengan kepergian almarhum yang kita kenal dengan dekat dan akrab. Beliau merupakan orang yang sangat bersahaja. Hari ini, bukan saja FIB UI yang kehilangan guru besarnya, tetapi Indonesia juga harus melepas salah satu anak bangsa yang turut berperan mengangkat harkat bangsa melalui karya dan pengabdiannya pada seni budaya Indonesia,” kata Adrianus pada Minggu (19/7).

Selain menyandang gelar guru besar FIB UI, almarhum dikenal luas sebagai sastrawan dan penulis yang syair-syairnya telah dikenal sepanjang zaman di berbagai kalangan usia, juga diterjemahkan di berbagai bahasa asing. Kiprah almarhum telah mengantarkan beliau meraih berbagai penghargaan nasional maupun mancanegara, termasuk di bidang sastra. ( )

Penghargaan yang diraih Sapardi di antaranya Cultural Award dari pemerintah Australia (1978), Anugerah Puisi-Puisi Putera II dari Malysia (1980), Anugerah Seni dari Depdikbud (1990), Kalyana Kretya dari Menristek (1996), The Achmad Bakrie Award for Literature (2003), Khatulistiwa Award (2003), dan Penghargaan dari Akademi Jakarta (2012).

“Selamat jalan untuk guru, sahabat, dan kolega, Prof. Sapardi Djoko Damono. Semoga Tuhan berkenan memberi tempat terbaik di sisi-Nya,” pungkas sang Dekan.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1374 seconds (0.1#10.140)