3 Hal yang Perlu Diperbaiki agar Lulusan SMK Tidak Menjadi Penyumbang pengangguran
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) menjadi penyumpang angka pengangguran di Tanah Air. Diketahui dari data BPS tersebut bahwa 11,3 persen lulusan SMK menjadi pengangguran.
Bacaleg DPR RI Dapil Banten 3 Partai Perindo , Dr. Novianty Elizabeth, SH., M.Pd, menyebutkan, agar lulusan SMK tidak lagi menjadi penyumbang pengangguran, maka harus ada beberapa hal yang perlu dibenahi.
Pertama, SMK harus lebih banyak praktik ketimbang teori. Sehingga, saat terjun ke lapangan mereka akan lebih siap dan juga terampil di bidangnya.
"Kalau tata boga lebih banyak nulis daripada praktik, itu namanya siswa filsafat," ungkap Dr. Novianty dalam Podcast Aksi Nyata bertajuk Lulusan SMK Sumbang Angka Pengangguran Tertinggi di kanal YouTube Partai Perindo, Rabu (12/04/2023).
Kedua, perlu adanya sinergitas anatara sekolah dengan dunia usaha dan juga industri. Jadi lulusan SMK nantinya bisa bekerja sesuai dengan jurusan yang dipilihnya semasa sekolah.
Ketiga, perlu adanya relevansinya dari SMK. Mulai dari program studi harus dipersiapkan kebutuhannya, yakni dengan dunia usaha dan industri kebutuhannya masing-masing.
"Kadang-kadang dunia usaha dan industri membutuhkan sesuatu yang berbeda, sementara dari sekolah menyediakan sesuatu yang berbeda. Jadi tidak sejalan sinerginya," jelas Dr. Novianty.
"Kemudian mutu dan kualitas dari sekolah sendiri," imbuhnya.
Dengan beberapa perbaikan tersebut, diharapkan siswa dan siswi lulusan SMK bisa lebih dimatangkan dan mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Sehingga nantinya masyarakat Tanah Air bisa lebih sejahtera.
Bacaleg DPR RI Dapil Banten 3 Partai Perindo , Dr. Novianty Elizabeth, SH., M.Pd, menyebutkan, agar lulusan SMK tidak lagi menjadi penyumbang pengangguran, maka harus ada beberapa hal yang perlu dibenahi.
Pertama, SMK harus lebih banyak praktik ketimbang teori. Sehingga, saat terjun ke lapangan mereka akan lebih siap dan juga terampil di bidangnya.
"Kalau tata boga lebih banyak nulis daripada praktik, itu namanya siswa filsafat," ungkap Dr. Novianty dalam Podcast Aksi Nyata bertajuk Lulusan SMK Sumbang Angka Pengangguran Tertinggi di kanal YouTube Partai Perindo, Rabu (12/04/2023).
Kedua, perlu adanya sinergitas anatara sekolah dengan dunia usaha dan juga industri. Jadi lulusan SMK nantinya bisa bekerja sesuai dengan jurusan yang dipilihnya semasa sekolah.
Ketiga, perlu adanya relevansinya dari SMK. Mulai dari program studi harus dipersiapkan kebutuhannya, yakni dengan dunia usaha dan industri kebutuhannya masing-masing.
"Kadang-kadang dunia usaha dan industri membutuhkan sesuatu yang berbeda, sementara dari sekolah menyediakan sesuatu yang berbeda. Jadi tidak sejalan sinerginya," jelas Dr. Novianty.
"Kemudian mutu dan kualitas dari sekolah sendiri," imbuhnya.
Dengan beberapa perbaikan tersebut, diharapkan siswa dan siswi lulusan SMK bisa lebih dimatangkan dan mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Sehingga nantinya masyarakat Tanah Air bisa lebih sejahtera.
(nug)