Kisah Suka dan Duka Nakes Pejuang Covid-19 di RSDC Wisma Atlet

Rabu, 19 April 2023 - 18:31 WIB
loading...
Kisah Suka dan Duka Nakes Pejuang Covid-19 di RSDC Wisma Atlet
Saat kasus Covid-19 menyerang Indonesia, tenaga kesehatan atau nakes menjadi garda terdepan dalam membantu para pasien. / Foto: Tangkapan layar YouTube Partai Perindo
A A A
JAKARTA - Virus Covid-19 pada awal 2020 menyerang hampir seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Selama masa pandemi Covid-19 , banyak orang yang kehilangan keluarga karena virus tersebut.

Saat kasus Covid-19 menyerang Indonesia, tenaga kesehatan atau nakes menjadi garda terdepan dalam membantu para pasien.

Hal tersebut turut dirasakan oleh seorang perawat bernama Bayu Prima Larosa yang bertugas sebagai relawan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.



Bayu bercerita bahwa dirinya bertugas di sana selama hampir 3 tahun. Dia pun menceritakan perjuangannya hingga bisa menjadi relawan Covid-19.

Bahkan, dia bersama relawan lainnya harus menempuh perjalanan dari Medan ke Jakarta hingga 6 jam.

"Saya daftar sebagai relawan lewat Kementerian Kesehatan. Jadi tuh perjuangannya sangat panjang karena pas saya mau berangkat, Presiden Joko Widodo melakukan lockdown besar-besaran sehingga transportasi terhambat," ungkap Bayu dalam Podcast Aksi Nyata bertajuk Kisah Perjuangan Mantan Relawan Covid 19 di RSDC Wisma Atlet Kemayoran di kanal YouTube Partai Perindo , Rabu (19/4/2023).

"Akhirnya Kemenkes kerjasama dengan PMI dan angkatan udara dijemput dengan pesawat milik AU di Bandara Kualanamu, Medan," lanjut dia.

"Tapi kita juga harus jemput relawan lain di Palembang, terus personel AU juga membagikan APD ke beberapa daerah sehingga perjalanan dari Medan ke Jakarta memakan waktu 5 jam," katanya lagi.

Walaupun harus berjuang membantu pasien Covid-19, Bayu merasa senang karena bertemu dengan teman-teman nakes lain dari berbagai daerah dan sudah dianggap seperti keluarga. "Di situasi seperti itu kita butuh saudara kan, jadi mereka sudah seperti saudara saya yang bikin semangat," ujarnya.

Di balik rasa bahagia dan bangganya, namun terdapat duka yang juga menyelimuti hatinya. Pasalnya, tidak sedikit rekan nakesnya gugur setelah bertugas melawan Covid-19.

"Adik tingkat saya terpapar Covid-19. Saya dekat dengan dia karena dulu saya jadi mentor di ruang ICU. Itu luka paling dalam yang saya rasakan," kata Bayu.

Hal senada juga disampaikan oleh nakes lainnya, dr. Maria Melinda. Dia juga banyak merasakan suka dan duka.

Sempat ditentang keluarganya karena menjadi relawan Covid-19, namun dr. Maria meyakinkan kedua orang tuanya untuk bisa survive membantu para pasien.



"Kalau melihat sekarang tentunya ada rasa bangga, dan jadi lebih menghargai nilai kemanusiaan," kata dr. Maria.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1235 seconds (0.1#10.140)