Begini Perjuangan Nakes saat Pasien Covid-19 Membludak akibat Varian Delta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Covid-19 varian Delta yang menghantam Indonesia pada 2021 menyebabkan tingginya lonjakan kasus Covid-19 selama Juni-Juli. Pada Juli 2021, lonjakan kasus terus yang tertinggi hingga mencapai 56.757.
Selanjutnya, pada 11 Juli 2021 kasus kematian akibat Covid-19 lebih dari 1.000 kasus dalam sehari. Bahkan, pada 27 Juli angka kematian mencatatkan rekor tertinggi selama pandemi yakni menembus 2.069 dalam sehari.
Tingginya kasus infeksi dan kematian yang diakibatkan varian Delta itu membuat masyarakat dan para tenaga kesehatan panik.
Mantan relawan tenaga kesejatan di RSDC Wisma Atlet, dr. Maria Melinda menyebutkan, saat varian Delta membuat jumlah pasien semakin meningkat, namun sayangnya dokter di Wisma Atlet justru kekurangan tenaga.
Bahkan, dr. Maria pernah menjaga pasien di tiga lantai. "Tiga lantai itu sekitar 200 orang untuk satu dokter. Benar-benar kerja keras," ungkapnya dalam Podcast Aksi Nyata bertajuk Kisah Perjuangan Mantan Relawan Covid 19 di RSDC Wisma Atlet Kemayoran di kanal YouTube Partai Perindo , Rabu (19/4/2023).
Walaupun ada perasaan takut dan sedih, namun dr. Maria sangat yakin kepercayaan yang dianutnya, dan selalu berdoa agar diberi kesehatan.
"Saya juga was-was sama keadaan orang tua di rumah, tapi mereka jadi penguat saya. Tentunya nakes di RSDC juga saling menguatkan," kata dia.
Sementara itu, perawat yang juga menjadi relawan di RSDC, Bayu Prima Larosa bercerita bahwa ketika pasien akibat varian Delta meningkat, instalasi gawat darurat sangat penuh, bahkan hingga kekurangan ventilator.
"Jadi untuk pasien baru harus nunggu dulu, jadi pasien ini bergantian," paparnya.
Selain itu, karena lonjakan kasus varian Delta meningkat, membuat banyak nakes yang terpapar hingga mereka kekurangan perawat saat itu.
"Jadi kita kerja dua kali dalam satu hari. Bukan karena paksaan tapi karena memang kekurangan tenaga kesehatan. Kita turun secara sukarela. Saya lihat teman saya angkat tabung oksigen 100 kilogram sendirian, jadi ya tergerak untuk membantu," tuturnya.
Selanjutnya, pada 11 Juli 2021 kasus kematian akibat Covid-19 lebih dari 1.000 kasus dalam sehari. Bahkan, pada 27 Juli angka kematian mencatatkan rekor tertinggi selama pandemi yakni menembus 2.069 dalam sehari.
Tingginya kasus infeksi dan kematian yang diakibatkan varian Delta itu membuat masyarakat dan para tenaga kesehatan panik.
Mantan relawan tenaga kesejatan di RSDC Wisma Atlet, dr. Maria Melinda menyebutkan, saat varian Delta membuat jumlah pasien semakin meningkat, namun sayangnya dokter di Wisma Atlet justru kekurangan tenaga.
Bahkan, dr. Maria pernah menjaga pasien di tiga lantai. "Tiga lantai itu sekitar 200 orang untuk satu dokter. Benar-benar kerja keras," ungkapnya dalam Podcast Aksi Nyata bertajuk Kisah Perjuangan Mantan Relawan Covid 19 di RSDC Wisma Atlet Kemayoran di kanal YouTube Partai Perindo , Rabu (19/4/2023).
Walaupun ada perasaan takut dan sedih, namun dr. Maria sangat yakin kepercayaan yang dianutnya, dan selalu berdoa agar diberi kesehatan.
"Saya juga was-was sama keadaan orang tua di rumah, tapi mereka jadi penguat saya. Tentunya nakes di RSDC juga saling menguatkan," kata dia.
Sementara itu, perawat yang juga menjadi relawan di RSDC, Bayu Prima Larosa bercerita bahwa ketika pasien akibat varian Delta meningkat, instalasi gawat darurat sangat penuh, bahkan hingga kekurangan ventilator.
"Jadi untuk pasien baru harus nunggu dulu, jadi pasien ini bergantian," paparnya.
Selain itu, karena lonjakan kasus varian Delta meningkat, membuat banyak nakes yang terpapar hingga mereka kekurangan perawat saat itu.
Baca Juga
"Jadi kita kerja dua kali dalam satu hari. Bukan karena paksaan tapi karena memang kekurangan tenaga kesehatan. Kita turun secara sukarela. Saya lihat teman saya angkat tabung oksigen 100 kilogram sendirian, jadi ya tergerak untuk membantu," tuturnya.
(nug)