Bali Macet Tiap Hari, Nana Mirdad Protes ke Pemprov: Lebih Parah dari Jakarta
loading...
![Bali Macet Tiap Hari,...](https://pict.sindonews.net/webp/732/pena/news/2023/04/28/187/1083269/bali-macet-tiap-hari-nana-mirdad-protes-ke-pemprov-lebih-parah-dari-jakarta-yoh.webp)
Nana Mirdad melayangkan protes ke Pemprov Bali atas kemacetan yang terjadi. Melalui Instagram Story, Nana lelah lantaran harus berada di kemacetan setiap hari. Foto/Instagram Nana Mirdad
A
A
A
JAKARTA - Nana Mirdad melayangkan protes ke Pemprov Bali atas kemacetan yang terus terjadi. Melalui Instagram Story, Nana mengaku lelah lantaran harus berada di kemacetan setiap hari.
Pada unggahan itu, Nana pun menyertakan foto yang memperlihatkan kemacetan di Bali . Tampak arus lalu lintas di area tersebut begitu padat dipenuhi kendaraan roda empat.
"Udah capek lah tiap hari pagi, siang, sore begini. Aku yakin @pemprov_bali pasti udah dapet banyak komplain sebenarnya karena ini parah banget," tulis Nana dikutip pada Jumat (28/4/2023).
Menurut Nana, kemacetan yang terjadi di Bali semakin parah. Putri Lydia Kandou dan Jamal Mirdad ini menilai, masalah tersebut terjadi semenjak pemerintah memberlakukan aturan satu jalur di sekitar patung Titi Banda, Denpasar.
![Bali Macet Tiap Hari, Nana Mirdad Protes ke Pemprov: Lebih Parah dari Jakarta]()
Foto/Instagram Story Nana Mirdad
Di mana aturan ini dibuat lantaran pintu gerbang pelabuhan Gilimanuk kini dipindah. Sayangnya, istri Andrew White itu menilai kebijakan tersebut dibuat tidak dengan mempertimbangkan dampak untuk masyarakat.
"Masalah ini tuh terjadi sejak pintu gerbang pelabuhan diizinkan dipindah tanpa perhitungna dampak buat rakyatnya," kata Nana.
"Padahal gampang ya dihitung traffic di sini tuh datengnya dari mana aja. Dan yang udah jelas kondisi kemaren-kemaren dua jalur aja sebetulnya kurang," tambahnya.
Lebih lanjut, Nana pun menyayangkan keputusan Pemrov Bali yang mengubah fungsi satu jalur di area tersebut menjadi tempat parkir dan jalan masuk pelabuhan.
"Eh ini sekarang dikasih izin jadi satu jalur aja karena jalur satunya berubah fungsi jadi tempat parkir dan jalan masuk pelabuhan," jelas Nana.
"Gimana nasib rakyat Denpasar Timur kalau begini," lanjutnya.
Di sisi lain, kemacetan yang terjadi di Bali disebut artis 38 tahun itu lebih parah daripada yang terjadi di Jakarta.
"Ini sih lebih parah dari Jakarta," tandasnya.
Pada unggahan itu, Nana pun menyertakan foto yang memperlihatkan kemacetan di Bali . Tampak arus lalu lintas di area tersebut begitu padat dipenuhi kendaraan roda empat.
"Udah capek lah tiap hari pagi, siang, sore begini. Aku yakin @pemprov_bali pasti udah dapet banyak komplain sebenarnya karena ini parah banget," tulis Nana dikutip pada Jumat (28/4/2023).
Menurut Nana, kemacetan yang terjadi di Bali semakin parah. Putri Lydia Kandou dan Jamal Mirdad ini menilai, masalah tersebut terjadi semenjak pemerintah memberlakukan aturan satu jalur di sekitar patung Titi Banda, Denpasar.
![Bali Macet Tiap Hari, Nana Mirdad Protes ke Pemprov: Lebih Parah dari Jakarta](https://aws-images-prod.sindonews.net/dyn/600/pena/sindo-article/original/2023/04/28/nana%20mirdad.jpg)
Foto/Instagram Story Nana Mirdad
Di mana aturan ini dibuat lantaran pintu gerbang pelabuhan Gilimanuk kini dipindah. Sayangnya, istri Andrew White itu menilai kebijakan tersebut dibuat tidak dengan mempertimbangkan dampak untuk masyarakat.
"Masalah ini tuh terjadi sejak pintu gerbang pelabuhan diizinkan dipindah tanpa perhitungna dampak buat rakyatnya," kata Nana.
"Padahal gampang ya dihitung traffic di sini tuh datengnya dari mana aja. Dan yang udah jelas kondisi kemaren-kemaren dua jalur aja sebetulnya kurang," tambahnya.
Lebih lanjut, Nana pun menyayangkan keputusan Pemrov Bali yang mengubah fungsi satu jalur di area tersebut menjadi tempat parkir dan jalan masuk pelabuhan.
"Eh ini sekarang dikasih izin jadi satu jalur aja karena jalur satunya berubah fungsi jadi tempat parkir dan jalan masuk pelabuhan," jelas Nana.
"Gimana nasib rakyat Denpasar Timur kalau begini," lanjutnya.
Di sisi lain, kemacetan yang terjadi di Bali disebut artis 38 tahun itu lebih parah daripada yang terjadi di Jakarta.
"Ini sih lebih parah dari Jakarta," tandasnya.
(dra)